Persepsi terhadap Beban Kerja dengan Turnover Intention pada Karyawan | Author : Adam Tirtaputra, Lie Tjoen Tjie, Frensen Salim | Abstract | Full Text | Abstract :ersepsi terhadap beban kerja didefinisikan sebagai penilaian individu mengenai sejumlah tuntutan tugas atau kegiatan yang membutuhkan aktivitas mental dan fisik yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, sedangkan turnover intention didefinisikan sebagai keinginan karyawan yang disadari dan terencana untuk berhenti dari suatu pekerjaannya yang sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap beban kerja dengan turnover intention pada karyawan. Sampel penelitian ini adalah karyawan dengan klasifikasi jabatan sekelas staff atau di bawah supervisor perusahaan dengan penghasilan yang kurang dari Rp 5.000.000/bulan. Pengambilan sampel dengan non-probability sampling, yaitu purposive sampling. Pengambilan data menggunakan skala turnover intention (23 aitem valid dengan a = 0.902) dan skala persepsi terhadap beban kerja (21 aitem valid dengan a = 0.883) yang berasal dari 71 orang karyawan sebagai sampel penelitian ini. Daya yang diperoleh berdasarkan hasil analisis korelasi Product Moment Pearson menunjukkan nilai koefisien korelasi antara persepsi terhadap beban kerja dengan turnover intention rxy = 0.335 dengan p = 0.004 (p<0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima, yaitu terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi terhadap beban kerja dengan turnover intention pada karyawan.
|
| Prediktor Kualitas Pernikahan: Penyesuaian Pernikahan dan Nilai Personal | Author : Arrizqiya Auliaur Rahmah, Agus Abdul Rahman, Elis Anisah Fitriah | Abstract | Full Text | Abstract :ernikahan yang membahagiakan dan berkualitas merupakan dambaan setiap orang, termasuk mahasiswa yang sudah menikah. Penelitian ini menguji faktor penyesuaian pernikahan dan nilai-nilai personal sebagai faktor yang dapat memprediksi kualitas pernikahan. Subjek penelitian ini terdiri dari 45 mahasiswa suatu perguruan tinggi di Kota bandung yang sudah menikah yang dipilih dengan menggunakan metode snowball sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan Perceived Relationship Quality untuk mengukur kualitas pernikahan, Revised Dyadic Adjustment Scale untuk mengukur penyesuaian pernikahan, dan Potrait Value Questionnare untuk mengukur nilai personal, dan kemudian dianalisis dengan menggunakan uji regresi berganda. Analisis data menunjukkan bahwa penyesuaian diri dapat memprediksi kualitas pernikahan, sedangkan nilai-nilai personal tidak. Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa dimensi penyesuaian pernikahan yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pernikahan adalah kepuasan dyadic satisfaction.
|
| engaruh Pendidikan Dan Pelatihan, Remunerasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Pada Dit Reskrimsus Polda Riau | Author : Artha Riana, Susi Hendriani, Yulia Efni | Abstract | Full Text | Abstract :Sumber daya manusia merupakan aset organisasi yang sangat vital, karena itu peran
dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya termasuk Institusi
Polri. Beberapa kebijakan dan peraturan telah dikeluarkan oleh pimpinan Polri untuk
mendukung peningkatan pelayanan dan kinerja personil Polri belum cukup mampu
untuk dapat memenuhi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Polri. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan, Remunerasi
dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja pada
Dit Reskrimsus Polda Riau. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian
explanatori. Populasi penelitiannya personil Dit Reskrimsus Polda Riau sebanyak
93 orang. Sampel diambil dengan teknik sensus dengan mengeluarkan Direktur Dit
Reskrimsus sebagai key informan sehingga sampel yang digunakan sebanyak 92
orang. Pengumpulan data variabel menggunakan kuesioner dengan skala likert. Hasil
uji hipotesis menyimpulkan: a. pendidikan dan pelatihan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja dengan nilai p value sebesar 0,36; b. remunerasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja dengan nilai p value sebesar 0,09; c. budaya organisasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja dengan nilai p value sebesar 0,02; d. pendidikan
dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja melalui kepuasan kerja
dengan nilai p value sebesar 0,02; e. remunerasi berpengaruh signifikan terhadap
kinerja melalui kepuasan kerja dengan nilai p value sebesar 0,015; f. budaya organisasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja melalui kepuasan dengan nilai p value
sebesar 0,0 |
|
|