Analisis Reduksi Intensitas Cahaya Pada Smartphones’ Screen Protector Dan Dampaknya Pada Mata |
Author : Bhekti Kumorowati |
Abstract | Full Text |
Abstract :Analisis reduksi intensitas cahaya yang melewati screen protector dan identifikasi kemampuan screen protector sebagai pelindung mata dilakukan dengan mengukur reduksi intensitas cahaya menggunakan luxmeter, kemudian menetapkan fokus bahasan yang mencakup kemampuan cahaya menembus screen protector dan analisis fisis screen protector sebagai pelindung mata. Peran sebagai pelindung mata dikaji melalui pendekatan peristiwa polarisasi yaitu proses terserapnya sebagian arah getar cahaya. Dihasilkan sebagian arah getar cahaya layar smartphone sebelum masuk ke mata akan terserap oleh screen protector sehingga dapat memperlambat terjadinya degenerasi makula. Rekomendasi pemilihan screen protector bergantung pada besarnya koefisien atenuasi (koefisien penyerapan) yang dimiliki masing-masing screen protector. Koefisien atenuasi terbesar dimiliki oleh screen protector jenis anti spy. |
|
Analisis Plastik Biodegradable Berbahan Dasar Nasi Aking |
Author : Sufiya Putri Martina |
Abstract | Full Text |
Abstract :Lingkungan bagi manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupannya, karena lingkungan tidak hanya sebagai tempat manusia beraktivitas, tetapi juga sangat berperan dalam mendukung berbagai aktivitas manusia. Lingkungan tidak jauh dengan adanya limbah. Tidak sedikit masyarakat yang menyisakan nasi dan membuangnya, sehingga nasi menjadi limbah. Limbah nasi sering dikenal sebagai nasi aking. Kandungan pati yang terdapat pada nasi aking dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradable. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui laju penguraian atau biodegradasi plastik biodegradable terhadap lingkungan dengan variasi massa 5 gram, 8 gram, dan 11 gram. Untuk pencampuran kitosan dengan kadar 3gr dan gliserol 2mL diberikan dalam jumlah yang sama untuk masing-masing massa. Hasil dari penelitian ini didapatkan biodegradasi yang paling optimal dengan massa 8 gram selama 7 hari dan mempunyai kuat tarik 158.725 Kg/cm2. |
|
Penerapan Model Pembelajaran Atraktif Berbasis Multiple Intelligences Tentang Pemantulan Cahaya pada Cermin |
Author : Intan Kusumawati |
Abstract | Full Text |
Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran atraktif berbasis multiple intelligences dalam meremediasi miskonsepsi siswa tentang pemantulan cahaya pada cermin. Pada penelitian ini digunakan bentuk pre-eksperimental design dengan rancangan one group pretest-post test design. Alat pengumpulan data berupa tes pilihan ganda dengan reasoning. Hasil validitas sebesar 4,08 dan reliabilitas 0,537. Siswa dibagi menjadi lima kelompok kecerdasan, yaitu kelompok linguistic intelligence, mathematical-logical intelligence, visual-spatial intelligence, bodily-khinestetic intelligence, dan musical intelligence. Siswa membahas konsep fisika sesuai kelompok kecerdasannya dalam bentuk pembuatan pantun-puisi, teka-teki silang, menggambar kreatif, drama, dan mengarang lirik lagu. Efektivitas penerapan model pembelajaran multiple intelligences menggunakan persamaan effect size. Ditemukan bahwa skor effect size masing-masing kelompok berkategori tinggi sebesar 5,76; 3,76; 4,60; 1,70; dan 1,34. Penerapan model pembelajaran atraktif berbasis multiple intelligences efektif dalam meremediasi miskonsepsi siswa. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan pada materi fisika dan sekolah lainnya. |
|
Pemanfaatan Media Kit Oleh Guru Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 4 Kota Singkawang |
Author : Nirwana Ismail |
Abstract | Full Text |
Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa dengan pemanfaatan media. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dan bentuk penelitiannya adalah deskriftif. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu tes, wawancara, dan observasi. Dari pemanfaatan media Kit yang digunakan terbukti dapat meningkatkan kemampuan penguasaan materi pembelajaran serta meningkatkan kemampuan kinerja ilmiah siswa terutama dalam melakukan percobaan, melakukan pengamatan, pengambilan keputusan dan melaporkan hasil percobaan. Sesuai hasil observasi, wawancara dengan guru dan siswa diperoleh data bahwa dalam pelaksanaan pemanfaatan media Kit dalam pembelajaran, guru menunjukkan kemampuannya mengoperasikan media Kit, melibatkan siswa, memberikan bimbingan kepada siswa dan memperhatikan keselamatan dalam pemanfaatan media Kit selama pembelajaran. |
|
Identifikasi Kuantitas Siswa Yang Miskonsepsi Menggunakan Three Tier-Test Pada Materi Gerak Lurus Beraturan (GLB) |
Author : Putri Retno Artiawati, Riski Mulyani, Yudi Kurniawan |
Abstract | Full Text |
Abstract :Pembelajaran yang hanya ditekankan pada konsep teoritik saja dapat menyebabkan siswa kurang dalam menguasai konsep ilmiah. Kurangnya penguasaan konsep dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Miskonsepsi adalah kekeliruan dalam memahami konsep materi pembelajaran yang dapat menyebabkan ketidakcocokkan antara konsep yang dimiliki oleh pribadi dengan konsep ilmiah. Dengan adanya miskonsepsi yang terjadi, hal tersebut dapat menghambat siswa dalam menerima pengetahuan-pengetahuan yang baru dan dapat pula menghalangi siswa untuk mendapatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran.Salah satu faktor lainnya yang terjadi akibat miskonsepsi adalah pengalaman yang tejadi pada kehidupan sehari-hari yang telah dialami siswa, akibat pengalaman yang dialami tersebut konsep yang dimiliki siswa belum tentu sama dengan konsep yang dimiliki oleh ilmuwan.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kuantitas siswa yang miskonsepsi pada materi Gerak Lurus Beraturan (GLB). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah three tier-test. Penggunaan three tier-test bertujuan untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Jawaban yang telah dianalisis selanjutnya akan dihitung dalam bentuk persentase. Terdapat 3 konsep distribusi atau sebaran miskonsepsi pada materi GLB yaitu; 1. Apabila kecepatan suatu benda yang bergerak konstan nilainya besar, maka percepatan benda tersebut juga besar; 2. Kecepatan bernilai negatif itu tidak ada, atau menunjukkan benda diam; 3. Semua benda yang percepatannya nol hanya dalam keadaan diam. Miskonsepsi tertinggi terdapat pada konsep no 1 yaitu apabila kecepatan suatu benda yang bergerak konstan nilainya besar, maka percepatan benda tersebut juga besar. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk mencari solusi dalam menurunkan kuantitas siswa yang miskonsepsi khususnya pada materi GLB. |
|
Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana Di Kelas XI IPA MAN Sanggau Ledo |
Author : Eka Trisianawati |
Abstract | Full Text |
Abstract :Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana Di Kelas XI IPA MAN Sanggau Ledo. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bidang studi fisika di MAN Sanggau Ledo, bahwa guru dalam mengajar masih menggunakan metode tradisional, yaitu metode ceramah. Salah satunya materi gerak harmonik sederhana dan hasil belajar siswa pada materi gerak harmonik sederhana di kelas XI IPA MAN Sanggau Ledo rendah yang kurang dari nilai KKM yaitu 70. Hal ini dibuktikan dari hasil ulangan siswa yang tuntas sebanyak 26,32% dan yang tidak tuntas sebanyak 73,69%, yang keseluruhan jumlah siswa 19 orang di kelas XI IPA MAN Sanggau Ledo Tahun Ajaran 2014/2015 semester ganjil,dan berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi yang ada disekolah tersebut belum pernah menerapkan model inkuiri terbimbing. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diajarkan dengan model inkuiri terbimbing pada materi gerak harmonik sederhana di kelas XI IPA MAN Sanggau Ledo. (2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diajarkan dengan model inkuiri terbimbing pada materi gerak harmonik sederhana di kelas XI IPA MAN Sanggau Ledo. (3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diajarkan dengan model inkuiri terbimbing pada materi gerak harmonik sederhana di kelas XI IPA MAN Sanggau Ledo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian exsperimen, bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design, dan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pre-test post-test design. Populasi dalam penelitaian ini siswa kelas XI IPA MAN Sanggau Ledo, dan dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan menggunakan nonprobability sampling, teknik yang digunakan adalah sampling jenuh. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk essay. Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa: (1) Hasil belajar siswa sebelum diajarkan dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing pada materi gerak harmonik sederhana memiliki rata-rata nilai 36.82 yang tergolong rendah dengan standar deviasi 9.48. (2) Hasil belajar siswa setelah diajarkan dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing pada materi gerak harmonik sederhana memiliki rata-rata nilai 65.45 yang tergolong cukup dengan standar deviasi 9.47. (3) Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t, pada taraf signifikansi 5% diperoleh t hitung > t tabel atau 4.58 > 2.079, maka Ha diterima. Dengan demikian pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing pada materi gerak harmonik sederhana terdapat peningkatkan hasil belajar siswa. |
|
Identifikasi Kuantitas Siswa Yang Miskonsepsi Menggunakan Three Tier-Test Pada Materi Listrik Dinamis |
Author : Sri Rahayu Alhinduan, Yudi Kurniawan, Riski Mulyani |
Abstract | Full Text |
Abstract :Pembelajaran fisika yang cenderung memaknai konsep fisika berdasarkan pada rumus yang terdapat di dalam buku pelajaran tanpa melalui proses penemuan, pengolahan dan pengembangan pengetahuan serta sikap ilmiah siswa, dapat menyebabkansiswa tidak mengusai konsep dengan baik. Kurangnya penguasaan konsep yang dimiliki siswa menjadi salah satu penyebab miskonsepsi.Miskonsepsi merupakan ketidaksesuaian antara konsep awal yang diyakini siswa dengan konsep para ahli.Miskonsepsi yang dialami siswa harus segera diatasi karena pembelajaran yang tidak memperhatikan miskonsepsi menyebabkan siswa kesulitan belajar yang nantinya akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kuantitas siswa yang miskonsepsi pada materi listrik dinamis menggunakan three tier-test. Identifikasi kuantitas siswa yang miskonsepsi dilakukan pada konsep hambatan listrik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pada penelitian ini three tier-testdigunakan untuk mengidentifikasi adanya miskonsepsi siswa. Terdapat empat bentuk miskonsepsi pada materi listrik dinamis antara lain: 1) Besar arus listrik yang melewati setiap hambatan yang dipasang seri pada suatu rangkaian tertutup sederhana nilainya bergantung pada nilai hambatan yang dilewatinya,2)Lampu bukan hambatan listrik karena lampu hanya mengubah arus listrik menjadi cahaya, 3) Lampu yang disusun seri akan lebih terang jika didekatkan dengan kutub positif baterai, karena lampu yang dekat dengan kutub positif baterai akan dilalui arus terlebih dahulu dan arusnya lebih besar, 4) Arus listrik akan mengalir pada cabang yang memiliki banyak lampu dan cabang yang terdekat dengan sumber tegangan. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa kuantitas siswa yang miskonsepsi paling tinggi terdapat pada konsep”Besar arus listrik yang melewati setiap hambatan yang dipasang seri pada suatu rangkaian tertutup sederhana nilainya bergantung pada nilai hambatan yang dilewatinya sebesar 44,83%.Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menemukan solusi sehingga kuantitas siswa yang miskonsepsi dapat menurun terutama pada materi listrik dinamis. |
|
Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif |
Author : Landiana Etni Laos |
Abstract | Full Text |
Abstract :Karbon aktif merupakan produk dari proses aktivasi karbon yang kemampuan penyerapannya lebih tinggi dan memiliki kegunaan lebih banyak daripada karbon biasa. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Karbon aktif dapat dibuat dari karbon kulit singkong dengan cara dikarbonisasi untuk menghasilkan karbon pada suhu 2000C, 3000C, 4000C, 5000C, dan 6000C. Selanjutnya karbon diaktivasi secara kimia dengan larutan asam fosfat. Proses aktivasi kimia karbon kulit singkong dilakukan dengan merendam karbon kulit singkong dalam larutan H3PO4 2,5% selama 24 jam. Karbon aktif yang dihasilkan memenuhi standar (SNI) 06–3730-1995 dengan hasil pengujian kadar air antara 4,5% - 13% dimana standar SNI maksimum 15% dan kadar abu antara 1,5%-7,5% dimana standar SNI maksimum 10%, dan dan daya serap iodium antara 2.533,78 mg/g - 2.537,71mg/g dimana standar SNI maksimum 750 mg/g. |
|