Diagnosis dan Tata Laksana Moluskum Kontagiosum |
Author : William Yudistha Anggawirya |
Abstract | Full Text |
Abstract :Moluskum kontagiosum adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia dan paling banyak menyerang anak-anak. Penularan terjadi melalui kontak langsung ataupun tidak langsung. Diagnosis melalui identifikasi lesi khas moluskum kontagiosum; dermoskopi dan pemeriksaan histopatologi memegang peranan pada kasus sulit. Penatalaksanaan yang diberikan terutama adalah kuretase, krioterapi, dan cantharidin pada anak-anak. Moluskum kontagiosum dapat sembuh secara spontan. |
|
Peran Janus Kinase inhibitor pada Penyakit Autoimun |
Author : Nugroho Nitiyoso |
Abstract | Full Text |
Abstract :Modalitas pengobatan utama penyakit autoimun adalah obat immunosupresif, misalnya methotrexate, TNFi-biologics, non-TNFi-biologics, dan yang paling baru adalah Janus Kinase inhibitor. Mekanisme kerja Janus Kinase inhibitor adalah dengan cara menghambat kerja enzim Janus Kinase pada proses signaling respons imun. Dalam artikel ini akan dibahas beberapa obat Janus Kinase inhibitor seperti: tofacitinib, baricitinib, upadacitinib, dan filgotinib, serta peran obat-obat ini pada pengobatan penyakit autoimun. |
|
Diagnosis dan Tata Laksana Nefritis Lupus |
Author : Maia Thalia Giani, Muhammad Raditia Septian |
Abstract | Full Text |
Abstract :Nefritis lupus merupakan salah satu manifestasi lupus eritematosus sistemik dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Penegakan diagnosis menjadi salah satu tantangan dalam praktik kedokteran sehari-hari. Tata laksana dini dapat memperbaiki kelangsungan serta kualitas hidup pasien. |
|
Hubungan antara Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstrovert terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Program Studi Kedokteran Tahun Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Indonesia |
Author : Rosy Yohana, Ita Armyanti, Desni Yuniarni |
Abstract | Full Text |
Abstract :Latar Belakang. Kepribadian merupakan keseluruhan pola tingkah laku yang aktual ataupun potensial individu yang ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan. Kepribadian introvert dan ekstrovert memunculkan respons berbeda dalam menghadapi situasi/lingkungan akademis yang dapat memengaruhi pencapaian indeks prestasi kumulatif (IPK). Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian introvert dan ekstrovert terhadap prestasi akademik mahasiswa Program Studi Kedokteran tahun angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Metodologi. Penelitian analitik cross-sectional pada 50 responden mahasiswa Program Studi Kedokteran angkatan 2016 yang dipilih secara non-probability sampling. Data diperoleh dari pengisian data diri, kuesioner Lie Minnessota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI), kuesioner Eysenck Personality Inventory-A (EPI-A), dan nilai IPK. Hasil. Nilai IPK sebagian besar (76%) pada rentang 2,75-3,50, dan 64% berkepribadian ekstrovert. Hubungan antara kedua variabel penelitian tidak bermakna (uji Kendall’s tau-b = 0,172 > 0,05). Simpulan. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tipe kepribadian dan prestasi akademik mahasiswa di populasi studi ini. |
|
Generalized Pustular Psoriasis in a 4 Year-old |
Author : Boy Rievanda, Ayu Natasya, Diana Wijayati |
Abstract | Full Text |
Abstract :Latar Belakang: Psoriasis pustulosa generalisata (PPG) merupakan salah satu varian klinis psoriasis yang ditandai oleh kulit eritema disertai erupsi pustul steril yang tersebar luas. Pada umumnya, PPG jarang pada anak-anak. Diagnosis berdasarkan pemeriksaan klinis dan histopatologis. Jarangnya kasus PPG pada anak-anak menyebabkan kurangnya pedoman tata laksana terstandarisasi. Kasus: Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dengan kelainan kulit berupa erupsi pustulosa generalisata beserta kumpulan plak berskuama pada dasar kulit eritema. Keluhan disertai gatal ringan serta rasa lemah dan lesu. Pemeriksaan histopatologis memperkuat diagnosis PPG. Perbaikan klinis tercapai dengan tata laksana kombinasi corticosteroid topikal, anti-histamin, dan corticosteroid sistemik selama 2 minggu. Simpulan: Kombinasi corticosteroid topikal, anti-histamin, dan corticosteroid sistemik mampu menghasilkan perbaikan klinis pada anak-anak dengan PPG. Meskipun demikian, efek sampingnya harus selalu diperhitungkan dan membutuhkan pengawasan ketat. |
|
Recent Development on HIV Variants and HIV Vaccine |
Author : Ridwan Balatif, Fadlan Hafizh Harahap, Isni Dhiyah Almira |
Abstract | Full Text |
Abstract :Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan virus dari famili Retrovirus yang menyerang sel imun manusia terutama limfosit T. Kasus infeksi HIV yang terus meningkat, membutuhkan tindakan pencegahan yang lebih efektif antara lain dengan vaksin HIV. Tetapi, meskipun sudah sekitar 40 tahun, belum ada vaksin HIV yang diedarkan. Hal ini bisa karena banyaknya variasi HIV serta tiap negara memiliki varian HIV dominan yang berbeda. Selain itu, kemampuan HIV menghindari respon imun, laju mutasi yang tinggi, ditambah dengan keterbatasan hewan coba, menyulitkan pembuatan vaksin. Hingga bulan Mei 2022 terdapat 16 vaksin yang tengah menjalani uji klinis fase I/II. Di antara vaksin HIV yang sudah pernah menjalani uji klinis fase III, hanya vaksin RV 144 yang memberikan hasil menjanjikan yakni efikasi mencapai 31,2%. Perkembangan vaksin HIV terus berlanjut untuk mendapatkan vaksin HIV yang aman dan efektif. |
|
Terapi Antiangina untuk Angina Pektoris Stabil |
Author : Lyon Clement |
Abstract | Full Text |
Abstract :Penggunaan antiangina profilaksis pada penderita angina pektoris stabil bertujuan untuk meredakan gejala angina dan mengurangi frekuensi gejala angina. Beta-blocker (BB), Calcium Channel Blocker (CCB), dan nitrat merupakan tiga golongan antiangina tradisional yang telah lama digunakan untuk terapi antiangina. Telaah ilmiah berbasis bukti telah menunjukkan manfaat penggunaan antiangina lini kedua termasuk ivabradine, nicorandil, ranolazine, dan trimetazidine. Obat-obatan tersebut menjadi pilihan baru yang berpotensi meningkatkan kualitas hidup penderita angina pektoris stabil |
|
Peran Helichrysum italicum sebagai Anti Inflamasi pada Terapi Dermatitis Atopi |
Author : Aryananda Haris Wardoyo, Andrew Soerijadi, Linda Julianti Wijayadi |
Abstract | Full Text |
Abstract :Dermatitis atopik (DA) merupakan salah satu penyakit inflamasi kulit kronis yang terjadi dengan karakteristik kulit kering, berskuama, dan eritema. Pengobatan DA selain terapi konvensional atau penggunaan biologic agent, diteliti juga pengobatan alternatif menggunakan bahan alami; di antaranya Helichrysum italicum. Manfaat H. italicum adalah sebagai anti-mikroba, anti-inflamasi, anti-viral, anti-oksidan, dan anti-larvisidal. Sudah ada aplikasi H. italicum sebagai terapi tambahan dan alternatif penderita DA. |
|
Survival Rate of Gemcitabine Monotherapy after Prior Platinum-based Chemotherapy for Metastatic Bladder Cancer |
Author : Yusuf Mushlih, Kemal Akbar Suryoadji, Findy Prasetyawaty |
Abstract | Full Text |
Abstract :Latar belakang: Kanker kandung kemih merupakan kanker sistem saluran kemih yang paling umum dan merupakan kanker paling umum kesebelas di dunia. Kesintasan 5 tahun kanker kandung kemih cukup tinggi, namun sangat rendah pada kondisi metastasis. Kemoterapi standar lini pertama untuk kanker kandung kemih adalah M-VAC (methotrexate, vinblastine, doxorubicin, cisplatin) dan GC (gemcitabine, cisplatin), sedangkan lini kedua adalah vinflunine. Gemcitabine sebagai pengobatan lini kedua telah menunjukkan tingkat respons lebih tinggi daripada vinflunine. Namun, kesintasan monoterapi gemcitabine sebagai terapi lini kedua setelah kemoterapi berbasis platinum secara keseluruhan masih belum diketahui. Tujuan: Mengetahui apakah monoterapi gemcitabine sebagai terapi lini kedua setelah kemoterapi berbasis platinum dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien kanker kandung kemih yang metastatik. Metode: Pencarian literatur menggunakan 3 database, yaitu Pubmed, Scopus, dan Cochrane. Studi dipilih berdasarkan PICO dan kriteria kelayakan yang sesuai untuk laporan ini. Empat studi terpilih dinilai secara kritis menggunakan formulir center of evidence based medicine dari Universitas Oxford. Hasil: Monoterapi gemcitabine dapat meningkatkan angka kelangsungan hidup pasien kanker kandung kemih yang mengalami metastasis. Namun, gemcitabine memiliki beberapa efek samping berat dan validitas penelitian rendah. Simpulan: Monoterapi gemcitabine dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pada pasien kanker kandung kemih metastatik, namun level of evidence rendah. |
|