Diagnosis dan Tatalaksana Intoleransi Makanan | Author : Arvin Leonard Sumadi Jap, Alok Adipurnama, Susana Farah Diba | Abstract | Full Text | Abstract :Intoleransi makanan adalah suatu respon non imun yang diinisiasi oleh makanan atau komponen makanan. Intoleransi makanan diperkirakan memengaruhi 20-25% populasi dunia. Gejala yang paling sering adalah gejala saluran pencernaan. Terapi dengan cara restriksi beberapa makanan tertentu. |
| Soft Tissue Release for Neglected Clubfoot : One-year Clinical Outcome | Author : Husnul Fuad Albar | Abstract | Full Text | Abstract :Background. Neglected clubfoot is the most common congenital problem leading to locomotor disability. Eighty percent children with clubfoot deformity are born in developing world and the majority do not have access to appropriate medical care. The severity of clubfoot may be assessed with a variety of methods; i.e Pirani scoring system. This study use Pirani scoring system to evaluate the clinical outcome of neglected clubfoot patients one year after soft tissue release. Method. A study of 17 patients who underwent soft tissue release in Harapan Hospital a year before. We compare Pirani score before and one year after soft tissue release. Other data submitted are age, reason of delayed treatment, term of prosthesis, and complication after surgery. Result. The 17 patients were 10 females and 7 males; the average age was 69,06 ± 49.15 months old. Deformity in left foot was in 13 feet (59.1%) and right foot was in 9 feet (40.9%). The average total Pirani Score before soft tissue release is 5,43 ± 1,03 and one year after soft tissue release is 0,30 ± 0,40. p<0,0001 (p<0,05). This result shows significant improvement one year after soft tissue release. Conclusion. Soft tissue release for neglected clubfoot resulted in significant Pirani score improvement after one year. |
| Suplementasi Vitamin D pada Bayi Prematur | Author : Fidel Corona Corona, Nur Fitriyani, Michael | Abstract | Full Text | Abstract :Vitamin D merupakan mikronutrien yang berperan dalam sistem imun, penyerapan kalsium dan pembentukan tulang, sehingga dibutuhkan pada segala usia. Defisiensi vitamin D pada ibu hamil sering terjadi dan berkaitan dengan infeksi neonatus, mortalitas dan morbiditas pada bayi prematur mengingat janin mendapat vitamin D sepenuhnya dari ibu. Prematuritas, nutrisi buruk dan kurangnya paparan terhadap sinar matahari dapat meningkatkan risiko defisiensi vitamin D. Kebanyakan pedoman merekomendasikan asupan vitamin D 400 hingga 1000 IU setiap hari untuk kesehatan tulang pada bayi prematur dengan perhatian khusus pada gangguan hati atau ginjal. Vitamin D dapat diberikan melalui tetes, fortifikasi ASI atau melalui susu formula. Belum ada data perlunya pemeriksaan rutin kadar 25-hidroksivitamin D. |
| Tinjauan atas Gangguan Tingkah Laku pada Anak | Author : Irvin Marcel | Abstract | Full Text | Abstract :Tingkah laku menantang dan sulit mengendalikan emosi, hilang kesabaran, merusak properti, dan penipuan / pencurian pada anak-anak prasek¬olah sering dianggap sebagai tingkah laku normal sehingga sulit diketahui tingkat prevalensinya. Tingkah laku seperti menantang lebih mungkin dikenali sebagai "masalah" dibandingkan "gangguan" selama 2 tahun pertama kehidupan. Banyak dokter sulit membedakan antara perkembangan emosi normal (misalnya, ketakutan, menangis) dari tekanan emosional berat berkepanjangan. |
| Pemeriksaan Adenosine Deaminase (ADA) sebagai Alternatif Diagnosis TB pada Anak | Author : Lupita Yessica Tarigan, Deddy Iskandar | Abstract | Full Text | Abstract :Pendahuluan. Diagnostik tuberkulosis (TB) pada anak merupakan masalah tersendiri karena manifestasi klinis yang beragam dan tidak tersedianya standar baku penegakan diagnosis. Kasus. Anak perempuan usia 6 tahun, dengan klinis demam, batuk, dan sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan penurunan suara napas di rongga dada kanan. Hasil pemeriksaan radiologis didukung ultrasonografi tampak gambaran efusi pleura kanan yang sebagian sudah terorganisasi. Hasil uji laboratorium didapatkan leukositosis dan hasil tes IGRA negatif. Analisis cairan pleura menunjukkan peningkatan kadar adenosin deaminase. Pengobatan TB menghasilkan perbaikan klinis dan radiologis bermakna. Simpulan. Pemeriksaan adenosin deaminase dapat dipertimbangkan untuk alternatif diagnosis TB pada anak. |
| Herpes Zoster Oftalmika dengan Komplikasi Uveitis Anterior | Author : Theresia Dita Chrisdianudya, Hyasinta Arlette Nikita, Marselino Galuh Setyawan Nernere | Abstract | Full Text | Abstract :Herpes zoster adalah penyakit infeksi akibat reaktivasi virus varisela zoster laten. Terdapat 8-56% kasus herpes zoster oftalmika dan pada sekitar 50-72% pasien zoster periokular akan terjadi gangguan mata dan kehilangan visual derajat sedang sampai berat. Kasus Laki-laki usia 16 tahun dengan lenting-lenting di sekitar dahi, kelopak mata, mata dan hidung sisi kanan disertai mata kanan nyeri, memerah, berkabut, penurunan tajam penglihatan dan kotoran mata putih kekuningan yang lengket sejak kurang lebih satu minggu. Hutchinson sign positif. Pasien memiliki riwayat cacar air tetapi tidak memiliki komorbid. Diagnosis herpes zoster oftalmika okuli dekstra dengan uveitis anterior. Tatalaksana dengan parasetamol oral 3x500 mg, acyclovir oral 5x800 mg, amoksisillin oral 3x500 mg, metilprednisolon 2x8 mg, salep mata acyclovir 5 kali sehari, salep kulit acyclovir 5 kali sehari. Simpulan Pada pasien herpes zoster oftalmika dengan penurunan tajam penglihatan perlu diwaspadai komplikasi uveitis anterior; terapi kortikosteroid dapat berhasil lebih baik. |
| Vitamin D dan Kalsium untuk Pencegahan Fraktur pada Usia Lanjut | Author : Kevin Yonathan Widianto Thio, Noto Dwimartutie | Abstract | Full Text | Abstract :Latar Belakang: Fraktur pada usia lanjut berhubungan dengan peningkatan angka hospitalisasi, disabilitas, penurunan status fungsional, dan kematian. Oleh karena itu, fraktur pada usia lanjut masih menjadi suatu masalah kesehatan global yang cukup signifikan. Suplementasi vitamin D dan kalsium dapat menurunkan risiko fraktur, walaupun bukti-bukti yang ada masih inkonklusif. Tujuan: Untuk mengumpulkan dan menganalisis studi-studi yang berkaitan dengan kombinasi suplementasi vitamin D dan kalsium dan hubungannya dengan risiko kejadian fraktur pada usia lanjut. Metode: Kami menelusuri database Pubmed, Proquest, EBSCOhost, dan Cochrane untuk mencari dan menganalisis studi terkait dalam bentuk randomized controlled trial (RCT) atau tinjauan sistematis dengan atau tanpa meta-analisis. Hasil: Didapatkan dan dipilih 2 artikel tinjauan sistematis dengan meta-analisis pada akhir pencarian literatur. Kedua studi menunjukkan hasil signifikan pemberian vitamin D dan kalsium dibandingkan plasebo/tanpa intervensi terhadap risiko total fraktur (RR 0.74, 95%KI 0.58-0.94 dan RR 0.94, 95%KI 0.89-0.99) dan risiko fraktur tulang pinggul (RR 0.61, 95%KI 0.4-0.92 dan RR 0.84, 95%KI 0.72-0.97) pada usia lanjut. Simpulan: Suplementasi vitamin D dengan kalsium memiliki potensi menurunkan risiko fraktur pada usia lanjut. Studi dengan skala lebih besar mengenai dosis optimal dan keamanan masih diperlukan untuk mendapatkan bukti yang lebih kuat. |
| Efektivitas Suplementasi Vitamin D Oral sebagai Terapi Adjuvan Ulkus Kaki Diabetikum | Author : Ariel Valentino Soetedjo, Johan Cahyadirga, Ko Abel Ardana Kusuma, Lusiani | Abstract | Full Text | Abstract :Ulkus kaki diabetikum (UKD), salah satu komplikasi terberat dari diabetes melitus (DM) dengan angka amputasi dan mortalitas tinggi. Penyembuhan luka tidak hanya mengandalkan perfusi jaringan, tetapi juga dari perspektif imunologi. Beberapa studi telah menunjukkan asosiasi vitamin D dan UKD serta peran vitamin D dalam menurunkan inflamasi. Studi ini bertujuan untuk menelaah bukti terkait efektivitas suplementasi vitamin D per oral dalam penyembuhan luka pasien UKD. Penelusuran literatur menggunakan 4 database: PubMed, Scopus, Cochrane, and EBSCO Host. Dari 645 studi yang teridentifikasi pada awal penelusuran, 3 artikel dipilih untuk telaah kritis. Studi Kamble menunjukkan pengurangan luas permukaan luka lebih signifikan di kelompok vitamin D (8,06±6,82 cm2, p=0,02) dibandingkan di kelompok kontrol (3,76±1,73 cm2, P=0,28). Studi Razzaghi menunjukkan hasil signifikan terkait pengurangan panjang luka (-2,1±1,1 vs. -1,1±1,1 cm, P=0,001), lebar luka (-2,0±1,2 vs. -1,1±1,0 cm, P=0,02), kedalaman luka (-1,0±0,5 vs. -0,5±0,5 cm, P<0,001), dan persentase eritema (100% vs 80%, P=0,01). Studi Rahman menunjukkan persentase penurunan luas luka yang lebih signifikan di kelompok vitamin D dibandingkan di kelompok kontrol (71,86±4,79% vs 32,06±4,28%, P<0,01). Suplementasi vitamin D per oral dapat membantu penyembuhan UKD. |
| Efektivitas Suplementasi Vitamin D3 dalam Meningkatkan Fungsi Kognitif Lanjut Usia | Author : Jessica Marsigit, Ika Fitriana | Abstract | Full Text | Abstract :Latar Belakang: Demensia adalah salah satu penyakit kronik degeneratif yang hingga saat ini belum memiliki tatalaksana definitif. Beberapa suplementasi yang menjanjikan untuk meningkatkan fungsi kognitif, salah satunya adalah vitamin D3. Tujuan: Membuat telaah sistematis studi terkait suplementasi vitamin D3 dan peranannya dalam meningkatkan fungsi kognitif. Metode: Pencarian sistematis dilakukan pada tiga database yaitu PubMed, CENTRAL, dan ScienceDirect untuk memilih studi eksperimental sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Artikel yang terpilih kemudian ditelaah kritis dan dianalisis lebih lanjut. Hasil: Pada analisis akhir didapatkan 5 artikel untuk telaah kritis, hanya satu studi memiliki risiko bias rendah. Empat studi populasi lansia tanpa gangguan kognitif menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan fungsi kognitif kelompok suplementasi vitamin D dibandingkan kelompok plasebo. Satu studi populasi lansia penderita Alzheimer menunjukkan peningkatan signifikan nilai total IQ setelah suplementasi vitamin D3 800 IU per hari selama 12 bulan. Simpulan: Suplementasi vitamin D3 pada lansia dengan fungsi kognitif baik tidak menghasilkan perubahan fungsi kognitif bermakna. Namun, menjaga fungsi kognitif harus dilakukan secara komprehensif, dimulai dari pola diet seimbang, aktivitas fisik, serta latihan kognitif rutin. |
|
|