Abstract :Artikel ini mengkaji empat aspek, yakni: (1) Bagaimana dinamika internal pondok Pesantren Al-Munawwarah; (2) Bagaimana kondisi sosial-keagamaan masyarakat Pondidaha; (3) Bagaimana relasi pondok pesantren Al-Munawwarah dengan masyarakat Pondidaha; dan (4) Pola-pola apa saja digunakan pesantren dalam menanggapi tuntutan tanggung jawab dari masyarakat. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut: (1) Secara internal, Pondok Pesantren Al-Munawwarah mengalami stagnasi dan dekonsolidasi sebagai akibat dari perhatian Yayasan yang rendah; (2) Etnik Tolaki merupakan penduduk asli dan mayoritas pada masyarakat Pondidaha, yang sebagian besar adalah pemeluk agama Islam. Implementasi nilai-nilai Islam terlihat dalam ritual-ritual formal maupun doktrin tertentu seperti: ijab kabul dalam pernikahan, tidak makan babi, khitan/sunat, penguburan jenazah, dan lain-lain. Praktek-praktek ini mudah dijumpai karena melekat dalam peristiwa keseharian masyarakat Tolaki. Sedangkan ajaran agama Islam pada aspek yang lain seperti muamalah belum nampak karena masih dominannya tradisi, atau kompromi agama dengan tradisi; (3) Idealisme yang tertuang dalam dasar pendirian Ponpes Al-Munawwarah salah satunya berorientasi kemasyarakatan, tetapi saat ini tidak dapat diwujudkan dalam kebijakan dan kerja-kerja konkrit. Posisi pesantren Al-Munawwarah mengalami alienasi dari masyarakat. (4) Reaktif: Sebagai pola respons internal. Respons atas kondisi internal hanya bersifat insidental melalui Mekanisme bertahan, yang menjadi pilihan paling realistis dari manajemen pondok dalam konteks menjawab permintaan tanggung jawab sosial.
Kata Kunci: Tanggung Jawab Sosial, Pesantren, Suku Tolaki