Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Budidaya Jamur Kancing (Agaricus Bisporus) di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo | Author : Liana Padma Praba Maulana, Rini Dwiastuti | Abstract | Full Text | Abstract :Teknologi yang berbeda pada budidaya jamur kancing menyebabkan perbedaan pada penggunaan faktor produksi dan biaya produksi yang dikeluarkan. Sehingga petani harus mengatur penggunaan input yang tersedia baik secara kuantitas maupun biaya untuk menghasilkan output tertentu. Alokasi input untuk menghasilkan output berkaitan dengan tingkat efisiensi yang dicapai petani baik secara teknis maupun ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 1) Faktor produksi apa saja yang berpengaruh pada kuantitas produksi, 2) Tingkat efisiensi teknis, 3) Komponen biaya produksi yang berpengaruh terhadap biaya produksi, dan 4) Tingkat efisiensi ekonomi pada budiaya jamur kancing. Penelitian dilakukan di lima desa yang ada di Kecamatan Sukapura yaitu Desa Ngadirejo, Wonokerto, Ngadas, Jetak, dan Ngadisari. Metode sensus digunakan untuk menetapkan responden. Pada penelitian ini menggunakan 3 tahapan analisis data yaitu spesifikasi model dengan menggunakan fungsi Cobb Douglas Stochastic Frontier, estimasi fungsi produksi dan fungsi biaya Cobb Douglas Stochastic Frontier dan yang terakhir menghitung efisiensi teknis dan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan log media, tenga kerja, dan air merupakan faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi jamur kancing. 49 kumbung berada pada kategori efisiensi teknis tinggi. Harga log media, upah tenaga kerja, dan jumlah produksi berpengaruh signifikan terhadap biaya yang dikeluarkan oleh petani. 50 kumbung berada pada kategori efisiensi ekonomi tinggi |
| Analisis Struktur, Perilaku dan Penampilan Pasar Kentang di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu | Author : Melisa Dinda Anggraeni, Nur Baladina | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pemasaran kentang di Desa Sumberbrantas secara lebih lengkap dengan menggunakan pendekatan struktur, perilaku, dan penampilan pasar kentang. Pendekatan struktur pasar menggunakan analisis pangsa pasar (market share), Indeks Hirschman Herfindahl (IHH), CR4 (Concentration Ratio for Biggest Four), Indeks Rosenbluth, dan Koefisien Gini (Gini Coefficient). Pendekatan perilaku pasar menggunakan analisis deskriptif kualitatif berkenaan dengan pasar yang menjadi obyek penelitian. Sedangkan pendekatan penampilan pasar menggunakan analisis marjin pemasaran berdasarkan konsep produk referensi dan analisis MEI (Market Efficiency Indeks). Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur pasar kentang di Desa Sumberbrantas mengarah pada persaingan tidak sempurna (imperfect market) yaitu oligopoli. Perilaku pasar menunjukkan cukup banyak kolusi dan strategi yang dilakukan lembaga pemasaran untuk melemahkan posisi pedagang yang berada di level bawahnya, sedangkan petani hanya sebagai pihak price taker. Analisis penampilan pasar menghasilkan marjin pemasaran dan nilai R/C ratio yang bervariasi antar lembaga pemasaran, dengan share harga yang diterima petani dari harga yang dibayarkan konsumen relatif kecil, sedangkan saluran pemasaran kentang yang paling efisien terdapat pada saluran III dengan total marjin rendah. |
| Analisis Efisiensi Pemasaran Bunga Mawar Potong (Studi Kasus di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu) | Author : Ernita Dian Puspasari, Rosihan Asmara, Fitria Dina Riana | Abstract | Full Text | Abstract :Permintaan tanaman hias di Indonesia meningkat antara 15% sampai dengan 20% di tahun 2012 ini. Permintaan tanaman hias sendiri dapat berupa tanaman dalam pot, bunga potong, atau daun potong. Potensi bisnis dari tanaman hias ini juga sangat menjanjikan, dikarenakan meningkatnya pesanan di tiap tahunnya. Tanaman hias telah mendapat perhatian yang khusus baik di lingkungan perumahan, maupun gedung-gedung perkantoran yang nantinya digunakan sebagai komponen dekorasi dan interior. Selain itu tanaman hias ini juga banyak digunakan dalam acara perkawinan serta upacara-upacara adat dan keagamaan. Salah satu jenis tanaman hias yang dikembangkan untuk pasar domestik dan ekspor adalah bunga mawar. Bunga mawar memiliki potensi sosial ekonomi yang tinggi. Salah satu negara produsen bunga-bungaan terbesar di dunia adalah Belanda, dan bunga mawar menempati urutan teratas serta paling besar dalam perolehan devisa negara tersebut. Di Indonesia sendiri, untuk permintaan dari bunga mawar sendiri cenderung meningkat. Terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, dan lain-lain. Kondisi dari usahatani bunga mawar ini dapat dilihat dari segi pemasarannya. Pemasaran merupakan kegiatan menyalurkan komoditas dari produsen kepada konsumen dengan menggunakan saluran pemasaran. Dalam setiap proses perpindahan komoditi dari satu lembaga ke lembaga yang lainnya mempunyai tujuan untuk menciptakan kegunaan tempat, kegunaan waktu, kegunaan bentuk, peralihan kepemilikan dari produsen ke konsumen dan sumber informasi mengenai komoditas yang diperjualbelikan. |
| Analisis Faktor-Faktor Keputusan Pembelian Petani Padi Terhadap Produk Pestisida Nabati | Author : Nanda Yudha Praditya, Syafrial Syafrial | Abstract | Full Text | Abstract :Penggunaan pestisida kimia sangat tinggi dikalangan petani. Penyemprotan dan pencampuran pestisida merupakan hal biasa dengan frekuensi 3-7 hari sekali. Pestisida memiliki bahan aktif toxic atau racun yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Banyaknya permasalahan serta dampak negatif yang ditimbulkan digunakan pestisida alternative yang ramah lingkungan yaitu pestisida nabati. Oleh karena itu, pestisida nabati sangat diharapkan sebagai bahan pelengkap dan pengganti untuk pestisida kimia. Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu mengetahui kuantitas dan kualitas pestisida nabati yang digunakan petani padi, menganalisis pengaruh faktor-faktor keputusan pembelian secara parsial dan simultan serta menganalisis faktor yang paling dominan terhadap keputusan petani dalam membeli pestisida nabati. Metode penentuan lokasi dilakukan di Desa Ngasem, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Metode penentuan responden menggunakan non probability sampling yatu memilih responden yang bersedia melakukan wawancara, pengisian kuisioner dan bercerita tentang pertanian di daerah tersebut. Metode pengumpulan data primer melalui kuisioner dan wawancara serta data sekunder melalui BPS dan literatur. Metode analisis data menggunakan model analisis logit. Hasil penelitian menunjukkan faktor harga, ketersediaan produk, efektifitas dan kesadaran petani berpengaruh dan berpeluang dalam keputusan pembelian. Sementara itu, faktor usia, pendapatan dan pendidikan tidak berpeluang dan tidak berpengaruh dalam keputusan pembelian |
| Analisis Penetapan Harga Produk Obat Herbal Olahan Jamur Dewa (Agaricus Blazei Murril) Pada CV. Asimas | Author : Ratri Maulani, Rini Dwiastuti, Dwi Retno Andriani | Abstract | Full Text | Abstract :Industri obat herbal telah banyak dikembangkan di Indonesia. Menurut LP2ES (2015), tidak kurang dari 1166 perusahaan obat tradisional, yaitu sebanyak 129 industri obat tradisional dan 1037 industri kecil obat tradisional yang menghasilkan berbagai jenis bahan baku dan ramuan obat. Adanya potensi yang sangat besar untuk mengembangkan obat herbal, yakni dengan mengubah tanaman obat menjadi suatu produk dalam bentuk tablet, kapsul dan sirup. CV. ASIMAS merupakan perusahaan dibidang industri yang membudidayakan dan mengolah jamur dewa (Agaricus blazei Murril) menjadi obat herbal. Produk hasil olahan jamur dewa yaitu Agaric Tea dalam bentuk sediaan teh dan Agaric Pure dalam bentuk sediaan kapsul. Adanya perbedaan bentuk sediaan tersebut menyebabkan perbedaan pada harga jual. Selain itu, bahan baku utama jamur dewa yang sulit menyebabkan harga jual tinggi, sehingga produk ini hanya bisa dijangkau oleh konsumen menengah ke atas. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai penetapan harga produk Agaric Tea dan Agaric Pure dengan menggunakan metode harga pokok produksi dan juga siklus hidup produknya agar dapat dilihat strategi penetapan harga produk yang tepat untuk produk tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu 1) Untuk menganalisis penetapan harga produk obat herbal Agaric Tea dan Agaric Pure oleh CV. ASIMAS. 2) Untuk menganalisis posisi produk Agaric Tea dan Agaric Pure dalam siklus hidup produk pada CV. ASIMAS. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa, Penentuan Harga Pokok Produksi yang digunakan CV. ASIMAS yaitu variable costing. Sedangkan analisis siklus hidup produk berdasarkan perhitungan Polli and Cook, produk Agaric Tea dan Agaric Pure berada pada tahap perkenalan pada tahun 2010, tahap pertumbuhan pada tahun 2011, tahap penurunan pada tahun 2012. Strategi penetapan harga yang digunakan pada tahap awal yaitu strategi penetration pricing, pada produk yang sudah mapan yaitu dengan mempertahankan harga atau menurunkan harga dan melakukan penyesuaian khusus dengan memberikan diskon kuantitas. |
| Analisis Optimalisasi Produksi Pada Produk Olahan Jintan Hitam (Nigella Sativa) (Studi Kasus di Agroindustri PT Agaricus Sido Makmur Sentosa, Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang) | Author : Elva Rahmat W, Rosihan Asmara, Silvana Maulidah | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sistem produksi pada produk olahan jintan hitam PT Asimas, menganalisis keuntungan optimal dari produksi produk olahan jintan hitam. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif berupa metode deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasi sistem produksi olahan jintan hitam PT Asimas dan analisis kuantitatif dengan alat analisis linear programming digunakan untuk menganalisis keuntungan optimal dari produksi produk olahan jintan hitam. Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa sistem produksi pada agroindustri olahan jintan hitam untuk subsistem persediaan dan kebutuhan produksi, perusahaan menyediakan sumberdaya lebih tinggi dibanding kebutuhan mulai dari bahan penunjang, hingga tenaga kerja, sedangkan pada bahan baku memiliki jumlah ketersediaan yang sama dengan kebutuhan. Untuk hasil jadi total produk kaplet jintan adalah 2.250 unit per proses produksi dengan harga jual Rp 25.600,-, produk ekstrak kental jintan hitam adalah 436 botol dengan harga jual Rp 30.800,-, dan produk kaplet ramuan 3 dimensi adalah 1.002 unit dengan harga jual Rp 28.000,-. Sedangkan hasil analisis kuantitatif dengan linear programming, keuntungan optimal dari produksi produk olahan jintan hitam menunjukkan bahwa kombinasi output optimal yang diperoleh adalah dengan memproduksi kaplet jintan hitam sebanyak 2.857 unit, ekstrak kental sebanyak 388 unit, dan kaplet ramuan 3 dimensi sebanyak 763 unit. Sedangkan keuntungan optimal yang dapat diperoleh perusahaan memiliki nilai lebih tinggi dengan selisih Rp 3.176.225,- dibanding keuntungan aktual |
| Analisis Manajemen Rantai Pasok Kentang (Solanum Tuberosum L.) di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang | Author : Lukman Nurhuda, Budi Setiawan, Dwi Retno Andriani | Abstract | Full Text | Abstract :Pertambahan penduduk meningkatkan kebutuhan pangan salah satunya adalah tanaman kentang (Solanum tuberosum L.). Tingkat konsumsi yang terus meningkat ini tidak diimbangi dengan kenaikan produksi kentang. Menurut data terakhir Kementrian Pertanian data produksi kentang nasional tahun 2010 sebesar 1.060.805 dan sebesar 955.48 pada tahun 2011. Penurunan produksi kentang disebabkan minat petani menanam kentang berkuran karena produk kentang mereka kalah bersaing dengan kentang impor. Potensi kentang lokal tidak dapat dimaksimalkan manjadi keunggulan karena lemahnya koordinasi dan integrasi antar lembaga yang terlibat dalam rantai pasok kentang lokal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kondisi rantai pasok, menganalisis efisiensi pemasaran pada saluran pemasaran kentang di lokasi penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif manajemen rantai pasok dan analisis efisiensi pemasaran. Hasil analisis deskriptif didapatkan hasil yaitu anggota primer rantai pasok kentang desa Ngadas terdiri dari petani, penebas lokal, pedagang besar dan pedagang pengecer. Manajemen rantai pasok mencakup kegiatan mendapatkan bahan baku, kegiatan perencanaan produksi, kegiatan produksi dan kegiatan pendistribusian kentang ke konsumen. Pada kegiatan distribusi kentang terdapat 3 saluran utama pemasaran yaitu saluran pemasaran ke Pasar Induk gadang, Pasar Agrobisnis Mantung Kec. Pujon dan Saluran pemasaran Pasar Tradisional Wajak.
Analisis data kuantitatif pada penelitian ini mendapatkan data yaitu perincian nilai total margin pada saluran pemasaran I adalah Rp. 1.600,00 /kg, pada saluran pemasaran II sebesar Rp. 2.300,00 /kg, dan saluran pemasaran III sebesar Rp. 1.300,00 /kg. Hasil analisis distribusi margin menunjukan bahwa distribusi margin pada pemasaran kentang di daerah penelitian belum merata. Hal ini dapat dilihat dari adanya lembaga pemasaran yang mengambil keuntungan lebih besar. Sedangkan dari hasil analisis share atau bagian harga yang diterima petani didapatkan hasil untuk saluran pemasaran I adalah sebesar 68.63 %, saluran pemasaran II sebesar 60.34 % dan saluran pemasaran III sebesar Rp. 68.63. Hal ini menunjukan bahwa secara share harga yang didapatkan petani semua saluran pemasaran belum efisien karena farmers share masih kurang dari 90%. Berdasarkan indikator manajemen rantai pasok, distribusi margin, share yang didapatkan petani, saluran III adalah saluran yang paling efisien dan layak untuk dikembangkan secara berkelanjutan. |
| Analisis Volatilitas Harga Sayuran di Jawa Timur | Author : Aini Nur Laila, Ratya Anindita, Tatiek Koerniawati | Abstract | Full Text | Abstract :Permintaan sayuran di Jawa Timur yang cenderung meningkat tidak didukung dengan adanya hasil produksi sayuran yang cenderung menurun. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya impor sayuran untuk mengatasi kebutuhan tersebut. Dengan adanya sistem perdagangan bebas, dimana pergerakan harga sayuran di pasar internasional yang cenderung tidak stabil dan tidak dapat diprediksi mengakibatkan ketidakstabilan harga serta fluktuasi harga sayuran yang tidak dapat diprediksi sehingga resiko yang dihadapi petani semakin tinggi. Jenis sayuran yang dianalisis terdiri dari 3 jenis sayuran yaitu: tomat, cabai dan bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui berapa besar nilai volatilitas tiap sayuran yang diamati dan pengaruh nilai volatilitas harga sayuran terhadap produksi sayuran di Jawa Timur. Data yang digunakan adalah data produksi sayuran (Kg) dan harga sayuran bulanan (Rp) selama 15 tahun mulai bulan Januari 1997 hingga Desember 2011. Data dianalisis dengan menggunakan uji standar deviasi, uji analisis kointegrasi dan uji ECM. Hasil penelitian antara lain: (1) Cabai mempunyai rata-rata nilai volatilitas terbesar mencapai 0.00031 persen, sedangkan rata-rata nilai volatilitas yang paling rendah yaitu nilai volatilitas tomat yang hanya bernilai 0.00010 persen. Selanjutnya komoditas bawang merah yang mempunyai rata-rata nilai volatilitas sebesar 0.00016 persen menunjukkan seberapa besar risiko kerugian dan ketidakpastian harga pada sayuran. (2) Volatilitas harga sayuran berpengaruh negatif terhadap produksi sayuran. Pada uji regresi didapatkan bahwa nilai koefisien tiap sayuran adalah bersifat negatif dengan hasil uji tomat, cabai dan bawang merah secara berurutan adalah sebesar -0.17, -3.44 dan -6.89. Selanjutnya pada uji kointegrasi didapatkan bahwa nilai t-Statistic lebih kecil daripada nilai t-Tabel (-1.65) dengan hasil uji tomat, cabai dan bawang merah secara berurutan adalah sebesar -2.97, -3.04, -2.86. Kemudian hasil uji ECM didapatkan bahwa dari semua komoditas diperoleh nilai ECT yang bernilai negatif dengan hasil uji tomat, cabai dan bawang merah secara berurutan adalah sebesar -0.60, -0.87, -2.84 |
| Persepsi Petani Terhadap Introduksi Inovasi Agens Hayati Melalui Kombinasi Media Demplot dan FFD | Author : Fauzul Muna Alawiyah, Edi Dwi Cahyono | Abstract | Full Text | Abstract :Praktek pertanian berkelanjutan membutuhkan introduksi inovasi ramah lingkungan, terutama untuk para petani kecil. Makalah ini menjelaskan tentang pengenalan dan persepsi petani tentang agens hayati, dan plot demonstrasi (demplot) sertafarmer field day (FFD) sebagai media dan metoda komunikasinya. Penelitian dilakukan di Desa Ngranti - Kecamatan Boyolangu (Kabupaten Tulungagung) kepada para anggota kelompok tani jagung yang ikut serta dalam sebuah program yang diinisiasi oleh pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode campuran, terdiri dari teknik survei, diskusi kelompok terfokus, dan wawancara mendalam untuk pengumpulan data. Ukuran sampel untuk survei adalah 40 petani, termasuk beberapa petani untuk wawancara mendalam. Pemangku kepentingan (perwakilan Dinas Pertanian, lembaga pengelolaan hama dan penyakit tanaman, tokoh masyarakat setempat, dan beberapa perwakilan universitas) berpartisipasi dalam FFD yang diadakan pada awal waktu panen. Kuesioner digunakan untuk pengumpulan data, berisi pernyataan-pernyataan dengan menggunakan teknik skala Likert untuk mengukur persepsi petani; pedoman pertanyaan juga digunakan selama wawancara mendalam. Dua ahli di bidang pengelolaan penyakit tanaman dan sosio-ekonomi bertindak sebagai narasumber untuk FFD tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa demplot dan FFD sangat membantu sebagai media dan metode untuk menginformasikan dan bertukar informasi tentang agen biologis. Skor persepsi rata-rata terkait keuntungan relatif dari agens hayati adalah tinggi (81.7%), karena agen hayati tersebut diyakini dapat mengurangi biaya produksi karena pengurangan penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Namun, petani enggan menerapkan agen hayati karena keterbatasan bantuan teknis; dan kesulitan dalam melihat dampaknya secara visual (faktor observabilitas rendah) |
|
|