Optimalisasi Produksi Usahatani Seledri Daun (Apium Graveolens L) di Desa Zed Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka | Author : Raudatul Jannah, Iwan Setiawan, Endang Bidayani | Abstract | Full Text | Abstract :Optimalisasi produksi yang dilakukan untuk meningkatkan keuntungan yang maksimal setelah tercapainya produksi optimal dengan mengefisienkan biaya produksi dalam suatu kegiatan usahatani seledri daun. Adanya penambahan terhadap input dalam usahatani seledri daun akan menyebabkan biaya produksi akan meningkat, sehingga dilakukan optimalisasi terhadap produksi seledri daun, agar memperoleh keuntungan yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui hasil produksi yang didapatkan petani seledri di Desa Zed Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka sudah optimal atau belum. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Sedangkan metode penarikan contoh yang digunakan pada penelitian ini adalah acak sederhana (sample random sampling) dengan sample petani seledri daun di Desa Zed sebanyak 35 petani seledri daun. Metode analisis menggunakan turunan persamaan-persamaan dan rumus a,b,c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi optimal seledri daun di Desa Zed adalah 1111,154 kilogram dengan harga jual Rp. 21.514,-, dengan memperoleh keuntungan maksimal setelah tercapainya produksi optimal, yaitu sebesar Rp. 13.639.672,04. |
| Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tebu di PG Semboro PT. Perkebunan Nusantara XI Kabupaten Jember | Author : Septian Andoyo, Rudi Wibowo | Abstract | Full Text | Abstract :Persediaan pasokan bahan baku tebu di pabrik gula harus dalam kondisi cukup tidak boleh kekurangan ataupun kelebihan bahan baku tebu agar proses produksi berjalan lancar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemesanan ekonomis penyediaan bahan baku, waktu pemesanan kembali dan persediaan pengamanan bahan baku tebu di PG Semboro PT. Perkebunan Nusantara XI, dan untuk mengetahui biaya persediaan bahan baku tebu di PG Semboro PT. Perkebunan Nusantara XI. Metode penentuan daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive methods). Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Alat analisis yang digunakan adalah Economic Order Quantity (EOQ), Re-Order Point (ROP), Safety Stock (SS), dan Total Inventory Cost (TIC). Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) sebesar 5.924,8 ton atau lebih besar dari jumlah pemesanan yang dilakukan oleh PG Semboro sebesar 5.095,9 ton. Hasil tersebut menunjukkan adanya inefisensi pemesanan yang dilakukan PG Semboro karena menyebabkan frekuensi pembelian semakin besar dan biaya persediaan yang dikeluarkan juga semakin tinggi. Nilai Re-Order Point (ROP) dan Safety Stock (SS) dalam penyediaan bahan baku tebu sebesar 6.500 ton menunjukkan pemesanan bahan baku tebu mengalami kekurangan bahan baku. Nilai Total Cost Inventory (TIC) sebesar Rp. 1.093.034.443,34,- atau lebih kecil dari biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp.1.271.427.117,06,-. Hasil tersebut menunjukkan adanya inefisiensi biaya persediaan yang dikeluarkan oleh PG karena dengan perhitungan ekonomis maka frekuensi pembelian bahan baku akan semakin sedikit sehingga biaya total persediaan akan semakin rendah |
| Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Udang Vannamei di Desa Parangtritis, DIY | Author : Khusnul Khatimah | Abstract | Full Text | Abstract :Pada tahun 2013, terjadi perluasan lahan budidaya udang di Desa Prangtritis hingga saat ini luasnya 6,3 ha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan dan kelayakan budidaya udang dengan menggunakan analisis pendapatan, uji NPV, B/Cratio, IRR, dan analisis sensitivitas. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa budidaya udang menghasilkan pendapatan sebesar Rp99.501.439/ha/tahun dan dikatakan layak dijalankan berdasarkan uji kriteria NPV, B/Cratio, dan IRR. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa budidaya udang akan berubah menjadi tidak menguntungkan jika terjadi kenaikan harga pakan 9,26% dan penurunan produksi udang 7,53%. Berdasarkan analisis kelayakan, budidaya udang di Desa Parangtritis bukan merupakan kondisi yang ideal. Hal tersebut terjadi karena berada di wilayah lahan pasir sehingga membutuhkan biaya investasi yang cukup besar |
|
|