Efektifitas Penggunaan Kembang Sepatu sebagai Indikator Alam untuk Identifikasi Senyawa Asam Basa | Author : Nur Elisa Hawa T, Sri Mulyanti | Abstract | Full Text | Abstract :Asam dan basa merupakan suatu zat yang dapat mengionisasi ion H+ dan ion OH- dalam larutan. Untuk mengidentifikasi suatu zat yang bersifat asam dan basa bisa menggunakan indikator bahan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jumlah kembang sepatu dan air yang digunakan sebagai pelarut, dengan bahan, alat dan metode sederhana. Metode penelitian ini menggunakan uji optimalisasi. Hasil dari penelitian ini memiliki perbedaan respon bahan yang bersifat asam maupun basa saat diidentifikasi menggunakan kembang sepatu yang sudah digiling dengan pelarut air menggunakan jumlah Kembang Sepatu (KS) yang berbeda yaitu A terdiri dari 5 buah KS, B 10 buah KS, dan C 15 buah KS. Perubahan warna tersebut seiring dengan perubahan struktur dari senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada kembang sepatu yakni antosianin pada setiap kondisi pH. Percobaan dengan jumlah kembang sepatu yang sedikit dan air yang lebih sedikit menunjukkan degredasi warna di setiap percobaan. Percobaan yang menggunakan kembang sepatu dan air yang lebih banyak terlihat bahwa warna yang dihasilkan semakin pekat akan tetapi degredasi warnanya tidak berubah secara signifikan jika dibandingkan dengan pengujian pada kode A1 (kembang sepatu dengan jeruk manis), A2 (kembang sepatu dengan jeruk nipis), A3 (kembang sepatu dengan cuka), A4 (kembang sepatu dengan soda kue), dan A5 (kembang sepatu dengan sabun cair). Kembang sepatu dapat dijadikan sebagai indikator alam karena pada kembang sepatu terdapat struktur senyawa antosianin pada setiap pH. |
| Sintesis dan Karakterisasi Edible Film dari Gelatin dengan Penguat Nanoselulosa dari Pelepah Sagu | Author : Sunardi Sunardi, Aulia Rahman Maulana | Abstract | Full Text | Abstract :Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis gelatin edible film menggunakan nanoselulosa dari pelepah sagu sebagai penguat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data ilmiah karakteristik nanoselulosa dari pelepah sagu dan pengaruh penambahan nanoselulosa terhadap sifat gelatin edible film. Isolasi nanoselulosa dilakukan dengan metode hidrolisis asam dan pengaruh penambahan nanoselululosa terhadap sifat gelatin edible film dilakukan dengan uji ketebalan, laju transmisi uap air, transparansi, kelarutan, dan ketahanan air. Penambahan nanoselulosa terhadap gelatin edible film menurunkan kelarutan dan daya serap air serta meningkatkan laju transmisi uap air dan transparansi namun tidak berpengaruh terhadap ketebalan. |
| Study of Cadmium Bioaccumulation in Perna viridis through Food Pathway and Its Decontamination | Author : Octavin Exaudina, Wahyu Retno Prihatiningsih, Heny Suseno, Budiawan Budiawan | Abstract | Full Text | Abstract :Seafood can be contaminated by heavy metals that contained in seawater and the source of food that marine biotas eats. Cadmium is one of the contaminants found in the marine environment. Bioaccumulation studies via foood pathway were complement previous studies through the seawater pathway. This study also made an effort to biologically decontaminate cadmium using acetic acid and citric acid. The experimental results showed the total bioaccumulation ability of Cd by Perna viridis was 74.01. Cd decontamination which accumulates in the Perna viridis decreases the level up to 21% |
| Studi Perbandingan Adsorpsi-Desorpsi Anion Nitrat dan Sulfat pada Bentonit Termodifikasi | Author : Syarifah Rabiatul Adawiah, Sutarno Sutarno, Arfiani Nur, Rahmiani Gani, Titik Andriani | Abstract | Full Text | Abstract :Telah dilakukan studi perbandingan adsorpsi-desorpsi nitrat dan sulfat pada bentonit termodifikasi. Adsorpsi dilakukan dengan mengocok adsorben dalam larutan adsorbat pada kondisi pH, waktu kontak dan konsentrasi optimum. Selanjutnya dilakukan studi desorpsi pada air dan asam sitrat yang menggunakan adsorben yang telah mengadsorpsi nitrat dan sulfat. Studi menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi dipengaruhi oleh muatan dan ukuran anion. Semakin kecil muatan dan ukuran anion, semakin besar kapasitas adsorpsinya. Hasil penelitian menunjukkan kapasitas adsorpsi: nitrat (0,032 mmol g-1)> sulfat (0,020 mmol g-1). Pada studi desorpsi menunjukkan bahwa persentase pelepasan juga dipengaruhi oleh muatan dan ukuran anion, semakin besar muatan dan ukuran anion maka semakin mudah proses desorpsi. Persentase desorpsi dalam air pada waktu kesetimbangan adalah: sulfat (71,33%)> nitrat (50,71%) dan dalam asam sitrat adalah: sulfat (95,76%)> nitrat (59,05%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelarutan anion dalam asam sitrat lebih besar dari pada air, hal ini merupakan persyaratan untuk aplikasi pupuk lepas lambat (SRF). |
| Perbandingan Aktivitas Reaksi Fotodegradasi Remazol Red dengan TiO2 Anatas 50%-Rutil 50% dan TiO2 Anatas Tersupport AgI | Author : Sri Rejeki Dwi Astuti, Anggi Ristiyana Puspita Sari, Karlinda Karlinda | Abstract | Full Text | Abstract :Kandungan ikatan azo dalam zat pewarna tekstil remazol red mengakibatkan zat warna lebih mudah larut dalam air dan memiliki stabilitas yang tinggi. Hal ini menyebabkan limbah tekstil memerlukan penanganan khusus agar aman dan tidak memberikan dampak negatif ketika dilepas ke perairan. Salah satu cara alternatif untuk menangani limbah non-degradable adalah dengan menggunakan metode fotodegradasi dengan bantuan fotokatalis. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas reaksi fotodegradasi remazol red dengan fotokatalis TiO2 anatas 50%-rutil 50% dan TiO2 anatas tersupport AgI. Proses fotodegradasi Remazol red dilakukan dengan memvariasi fotokatalis yang digunakan yaitu fotokatalisis TiO2 anatas 50%-rutil 50% dan TiO2 anatas tersupport AgI dan lama waktu penyinaran yaitu 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 75 menit, dan 90 menit. Untuk mengetahui pengaruh lama penyinaran terhadap fotodegradasi Remazol red, maka dilakukan pengukuran absorbansi larutan menggunakan spectronic 200 pada panjang gelombang 558nm setiap selang waktu 15 menit. Hasil aktivitas fotokatalitis menunjukkan persentase degradasi remazol red pada sistem TiO2 anatas tersupport AgI, TiO2 anatas 50%-rutil 50% dan tanpa katalis berturut-turut sebesar 32%, 16%, dan 7%. Oleh karena itu fotokatalis TiO2 anatas tersupport AgI memiliki aktivitas fotokatalisis yang lebih baik daripada fotokatalis TiO2 anatas 50% - rutil 50% |
| Produksi Biofuel Berbantuan Ultrasonik dari Minyak Kelapa Terkatalisis Ca/?-Al2O3 dan K/?-Al2O3 | Author : Eko Supriadi, Rahmat Basuki, Danawati Hadi Prajitno, Mahfud Mahfud | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan doping Kalium (K) dan Kalsium (Ca) pada support ?-Al2O3 dalam produksi biofuel yang berbentuk fatty acid methyl ester (FAME) melalui reaksi transesterifikasi minyak kelapa berbantuan ultrasonik. Reaksi dilakukan dalam tipe reaktor batch dengan perbandingan mol minyak kelapa:etanol = 1:9, dan variasi konsentrasi berat katalis untuk masing-masing katalis K/?-Al2O3 dan Ca/?-Al2O3 terhadap minyak kelapa (0,5%; 1,0%; 1,5%; 2% dan 2,5%), waktu reaksi (30, 60, 90, 120 dan 150 detik), dan frekuensi ultrasonik (20 dan 40 KHz). Keberhasilan doping ditunjukkan pada hasil karakterisasi K/g-Al2O3 dan Ca/g-Al2O3 menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) yang menghasilkan puncak 2? karakteristik K (29,70° dan 32,65°) dan Ca (25,35°, 26,77°, dan 27,17°) pada support g-Al2O3 (37,66°, 45,82° dan 67,22°). Karakterisasi menggunakan Surface Area Analyzer (SAA) menunjukkan bahwa katalis K/g-Al2O3 memiliki luas permukaan yang lebih kecil (34,03 m2/g) dibanding Ca/g-Al2O3 (83,77 m2/g), namun diameter pori yang lebih besar (66,12 Å) dibanding Ca/g-Al2O3 (35,22 Å). Katalis K/g-Al2O3 menghasilkan yield FAME yang lebih besar (93,19%) dibanding Ca/?-Al2O3 (29,76%) pada konsentrasi katalis 2,5%, waktu reaksi 150 detik dan frekuensi ultrasonik 40 kHz. Kualitas FAME terkatalisis K/g-Al2O3 yang dihasilkan memenuhi empat parameter uji: densitas, viskositas kinematic, titik nyala, dan titik tuang sesuai dengan standar SNI 04-7182-2006. |
| Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Kalesi (Sphatolobus Ferrogenus) Serta Uji Inhibitor Enzim A-Glukosinade | Author : Moch Abdussalam, Indah Permata Yuda, Juniarti Juniarti | Abstract | Full Text | Abstract :Tanaman herbal merupakan warisan kearifan lokal dalam upaya pengobatan dan mempertahankan kesehatan masyarakat. Secara tradisional masyarakat Kalimantan tengah menggunakan tanaman aka kalesi (Sphatolobus ferrogenus) sebagai obat-obatan tradisional yang cukup luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak metanol kulit batang aka kalesi (Sphatolobus ferrogenus). Isolasi dilakukan dengan tahapan ekstraksi, fraksinansi dan purifikasi. Hasil penelitian didapatkan dua isolat yang telah diuji kemurniannya dengan metode kromatografi lapis tipis. Isolat diidentifikasi dengan spektroskopi 1H-NMR dan 13C-NMR didapatkan senyawa gliseril monostearate dan sigmasterol. Kedua senyawa diuji sifat antidiabetes dengan metode inhibitor enzim a-glukosidase. Aktivitas senyawa gliseril monostearate tidak aktif, sementara sigmasterol menunjukan aktivitas yang lemah dengan IC50= 388 ppm. |
| Silica-Rice Husk as Adsorbent of Cr (VI) Ions Prepared through Sol-Gel Method | Author : Siti Rodiah. Mifta Huljana, Jauharuddin Luthfi Al Jabbar, Chairul Ichsan, Hasan Marzuki | Abstract | Full Text | Abstract :One of the heavy metals contained in the textile industry wastewater is chromium (Cr). Chromium hexavalent ions (Cr6+) are highly toxic and its accumulation in the human body will cause various negative impacts. This study aimed to determine the characteristics of silica synthesized by the sol-gel method to gain homogeneity and high purity. Synthesized silica was calcined at 700°C for 4 hours and its performance to adsorb Cr(VI) ions in textile wastewater was investigated. The presence of -OH group from silanol (–Si-OH) was appeared at wavenumber 3367.70 cm-1, meanwhile siloxane functional groups were recorded at 1056.99 cm-1 and 784.38 cm-1 due to the O-Si-O asymmetric stretching and Si-O bending vibration. Optimum conditions of silica to adsorb Cr(VI) ions took place at pH 2 and contact time of 90 minutes by adsorption efficiency of 75,65% and followed the Freundlich isotherm. |
|
|