Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis Siswa pada barisan dan deret aritmetika berdasarkan teori Polya | Author : Siti Malikah | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan teori Polya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Data deskriptif didapat dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan desain etnografi, dimana peneliti mempelajari tentang kemampuan Siswa dalam memecahkan masalah matematika khususnya masalah kontekstual. Hasil Penelitian ini diantaranya: (a) Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematis kategori tinggi mampu menyelesaikan soal sesuai tahapan teori Polya dengan tepat dan benar, (b) Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematis kategori sedang dapat menyelesaikan soal sesuai tahapan teori Polya tetapi ada sedikit kesalahan pada setiap tahapan teori Polya, dan (c) Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematis kategori rendah tidak semua tahapan teori Polya dilaksanakan dengan baik karena keterbatasan kemampuan. |
| Pengaruh model Problem Based Learning terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika | Author : Kiftiyatus Sholikah, Rahma Febriyanti, Nur Ilmayasinta | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika Siswa pada Pokok Bahasan Trigonometri. Sampel penelitian yaitu Siswa kelas X IPA 1 dan kelas X IPA 3 SMAN 1 Karangbinangun yang masing-masing berjumlah 29. Adapun kelas kontrol yaitu kelas X IPA 1 dan kelas eksperimen yaitu kelas X IPA 3. Data kemampuan pemecahan masalah matematika diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji independent sample t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini dibuktikan dengan analisis statistik menggunakan uji independent sample t yang menunjukkan bahwa nilai sig.(2-tailed) kurang dari 0,05 (0,002<0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika pada Pokok Bahasan Trigonometri dengan menggunakan model Problem Based Learning berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika Siswa dibanding dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sehingga dari hasil yang telah didapat, Guru dapat menggunakan model Problem Based Learning sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika Siswa. |
| Analisis berpikir kritis materi luas daerah di bawah kurva dengan pendekatan geometri SMAK ST Louis 1 Surabaya | Author : Anung Wicaksono, Patricia Laras Hernawati | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses belajar mengajar menggunakan pembelajaran berbasis masalah pada topik luas daerah di bawah kurva diantara dua titik dengan pendekatan geometri, dan kemampuan berpikir kritis pada pemecahan masalah. Subjek pada penelitian ini adalah 37 Siswa kelas XI SMAK St Louis 1 Surabaya yang dipilih secara acak dari 12 kelas. instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi, rencana pembelajaran, dan lembar kerja Siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian desain. Hasil penelitian kemudian diklasifikasikan, direpresentasikan, dan kesimpulan diambil dari membandingkan hasil pekerjaan Siswa dengan indikator kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian ini berupa tingkatan kemampuan berpikir kritis Siswa kelas XI yang mengacu pada indikator dan penggunaan pembelajaran berbasis masalah pada topik luas daerah di bawah kurva. |
| Analisis kesalahan Siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika melalui tahap Newman | Author : Novi Ismiasih | Abstract | Full Text | Abstract :Keterampilan berpikir dan menyelesaikan soal cerita matematika Siswa masih cukup rendah. Sehingga diperlukannya suatu metode yang cocok untuk menganalisis kesalahan pada soal cerita salah satunya menggunakan tahapan Newman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan Siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika melalui tahap Newman. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan di kelas VII SMP Negeri 1 Kanigoro. Teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan pemberian tes. Hasil yang diperoleh adalah 4 Siswa mengalami kesalahan membaca, 10 Siswa mengalami kesalahan memahami, 6 Siswa mengalami kesalahan transformasi, 9 Siswa mengalami kesalahan keterampilan proses, dan 7 Siswa mengalami kesalahan menuliskan jawaban akhir. |
| Peningkatan hasil belajar matematika Siswa melalui model Problem Based Learning berbantuan media video animasi | Author : Fia Nursanti, Usfandi Haryaka, Zainuddin Untu | Abstract | Full Text | Abstract :Matematika merupakan pelajaran yang telah dipelajari mulai sekolah dasar, namun rata-rata hasil belajar matematika di SMP Negeri 6 Samarinda masih di bawah nilai KKM yaitu 53,67. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan meningkatkan hasil belajar matematika Siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning dengan bantuan media video animasi di kelas VIII SMP Negeri 6 Samarinda. Subjek penelitian adalah 24 Siswa dan objek penelitian adalah penerapan model pembelajaran PBL dan media video animasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dokumen, tugas, lembar observasi, dan tes akhir siklus. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah perhitungan rata-rata dan persentase. Hasil penelitian menujukkan bahwa model PBL berbantuan media video animasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika Siswa. Pada siklus I, II, dan III, aktivitas Guru termasuk dalam kategori sangat baik. Pada siklus I, aktivitas Siswa termasuk dalam kategori baik dan pada siklus II dan III termasuk dalam kategori sangat baik. Pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar matematika Siswa meningkat menjadi 73,64 dan 50% Siswa mencapai nilai KKM. Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 82,40 dan 75% Siswa telah mencapai KKM. Pada siklus III, nilai rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 85,22 dan 87,5% Siswa telah mencapai nilai KKM. |
| Analisis kemampuan pemahaman konsep matematika Siswa dalam menyelesaikan soal pada fungsi komposisi dan invers | Author : Nadiya Hesti, Selvia Erita | Abstract | Full Text | Abstract :Unsur terpenting dalam kegiatan pembelajaran matematika adalah pemahaman konsep karena dapat mencegah Siswa salah menafsirkan mata pelajaran dan merupakan prasyarat untuk menguasai mata pelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemahaman konsep matematika Siswa kelas XI MAS Modern Arafah yang terdapat pada materi fungsi komposisi dan invers. Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan metodologi deskriptif kualitatif. Tes tertulis berupa esai adalah sarana pengumpulan data. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar soal uraian materi fungsi komposisi dan invers. Terdapat indikator-indikator pada pengetahuan konseptual matematika Siswa diantaranya : 1) Nyatakan Kembali gagasan dengan menuliskan dengan lengkap, 2) Berikan contoh konkrit dan abstrak dari suatu ide, 3) Mengelompokkan objek-objek berdasarkan sifat tertentu sesuai dengan ide, 4) Menetapkan prasyarat atau kondisi yang cukup bagi suatu gagasan, 5) Menggunakan, memanfaatkan, dan memutuskan suatu proses atau Tindakan tertentu, 6) Gunakan ide atau algoritma untuk memecahkan masalah. Dalam penelitian ini, hasil persentase tentang kemampuan Siswa untuk memahami konsep matematika, diantaranya pada indikator pertama dan kedua sebesar 60%, indikator ketiga 50 %, indikator keempat 40%, indikator kelima 30% indikator keenam 20%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa masih perlu adanya peningkatan pemahaman konsep Siswa tentang fungsi komposisi dan fungsi invers pada XI MAS Modern Arafah. |
| Analisis kesulitan Siswa dalam memecahkan masalah pada materi persamaan kuadrat berdasarkan prosedur Polya | Author : Salwa Zakiyah Ruhma, Nani Ratnaningsih, Diar Veni Rahayu | Abstract | Full Text | Abstract :Berdasarkan hasil survei dari Program for International Student Assessment (PISA), ditemukan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan hasil deskripsi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah terkait topik Persamaan Kuadrat dengan merujuk pada prosedur Polya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ialah siswa kelas IX MTSS Miftahul Falah Panumbangan berjumlah 24 siswa pada tahun ajaran 2023/2024, diambil 4 sampel dengan purposive sampling. Data dikumpulkan melalui soal tes kemampuan pemecahan masalah materi persamaan kuadrat dan wawancara. Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan prosedur Polya. Hasil penelitian mengungkapkan beberapa temuan, di antaranya: (1) Tahap pertama, yaitu tahap pemahaman masalah, siswa mengalami kesulitan dalam mengekstraksi informasi yang relevan dari soal; (2) Pada tahap merancang rencana, siswa kesulitan dalam menyusun rencana penyelesaian masalah dalam bentuk tulisan yang terstruktur; (3) Tahap pelaksanaan rencana juga menunjukkan kendala, khususnya dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan mencari akar persamaan kuadrat; (4) Tahap memeriksa kembali, siswa kesulitan menciptakan solusi alternatif untuk memverifikasi jawaban yang telah diberikan. Untuk meminimalisir kesulitan yang dihadapi oleh siswa, langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan yaitu seperti pemberian latihan soal secara rutin dan penggunaan model pembelajaran yang variatif. |
| Analisis kesalahan konsep Siswa pada materi sistem pertidaksamaan linear dua variabel | Author : Yanti Nurhayati, Nani Ratnaningsih | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi dalam menyelesaikan soal sitem pertidaksamaan linear kuadrat ditinjau dari pengamatan Guru dan yang Guru temukan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitan berjumlah 34 orang Siswa kelas X MIPA di salah satu SMA Negeri yang ada di Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan memberikan soal sistem pertidaksmaan linear dua variabel yang didalamnya menyangkut linear-kuadrat dan kuadrat-kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi pada penyelesaian soal sistem pertidaksamaan linear dua variabel pada indikator pertama terdapat 45% Siswa belum dapat menerapkan rumus, 61% belum dapat memenuhi indikator kedua, dalam indikator kedua ini dibagi menjadi empat bagian yaitu 41% Siswa tidak menggambarkan model pertidaksamaan linear dua variabel kedalam diagram kartesius, 4% Siswa dapat menggambar model pertidaksamaan dengan lengkap, 9% Siswa dapat menggambar model kedalam diagram kartesius dengan tanpa kesalahan dan sisanya 7% sudah menggambarkan kedalam diagram karetsius namun masih ada yang belum tepat, pada indikator ketiga 11% Siswa melakukan kesalahan dalam penggunaan metode yaitu miskonsepsi dalam penentuan daerah hasil pertidaksamaan tersebut. |
|
|