Abstract :Arsitektur Batak Karo merupakan salah satu arsitektur nusantara yang tercipta dari budaya, pemikiran dan kearifan lokal suku tersebut, salah satu arsitektur Karo adalah rumah adat Karo. Masri Singarimbun menjelaskan bahwa rumah adat Karo tidak hanya terkait fungsinya tetapi berkaitan dengan proses pendirian dan cara berdiam didalamnya, ada begitu banyak peraturan adat ketika mendirikan dan menempati rumah tersebut. Sekarang masyarakat suku Batak Karo sudah beralih ke arsitektur kontemporer dan telah kehilangan makna dalam arsitekturnya. Penelitian ini akan mengkaji spacedalam arsitektur Karo dengan teorispaceyang dikemukakan oleh Christian Noberg Schultz yaitu architecturalspacedan existentialspace. Metodologi dengan pendekatan kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Ditemukan bahwa arsitektur Karo merupakan manifestasi dari worldviewmasyarakat Karo yang menganggap dunia terbagi menjadi tiga bagian yaitu dunia bawah, dunia tengah, dunia atas dan juga konkretisasi dari hubungan kekerabatan mereka yaitu kalimbubu, seninadan anak berudan yang disebut dengan Sangkep Nggeluh