Pemindahan Ibu Kota Baru Jawa Barat: Altruisme versus Non-Altruisme |
Author : Asterina Nurhermaya |
Abstract | Full Text |
Abstract :Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana memindahkan ibu kota Provinsi Jawa Barat dari kota Bandung ke tempat lain. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menilai kota Bandung sudah terlalu padat dan tidak layak menjadi pusat pemerintahan. Namun, masyarakat pro dan kontra terhadap kebijakan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pemikiran masyarakat yang setuju dan tidak setuju, serta menyusun model hipotesis pengelompokan pendapat tersebut. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkandengan membagikan kuesioner daring yang berisi pertanyaan terbuka. Data teks yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis konten konvensional (conventional content analysis). Dari hasil analisis terungkap dua kelompokpendapat.Pendapatyangsetujucenderungaltruismedanpendapatyangtidaksetujucenderungnon-altruisme.Altruismeadalahkelompokyangmengutamakankemajuankotalain.Non-altruismeadalahkelompok yangmengutamakankemajuankotaBandung |
|
Hubungan Korelasi Antara Atribut Restoran, Kegiatan dan Motivasi Pengunjung |
Author : Heidi Aisha, Jasmine C. U. Bachtiar |
Abstract | Full Text |
Abstract :Kegiatan kuliner telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Berkembang pesatnya bisnis tempat makan di Indonesia membuka peluang sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi penggiat bisnis tempat makan. Terdapat banyak strategi yang dapat dilakukan guna meningkatkan daya saing suatu tempat makan, salah satunya dengan menyesuaikan karakteristik tempat makan sesuai dengan preferensi segmen pasar yang dituju. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan korelasi antara atribut restoran, kegiatan dan motivasi pengunjung. Penelitian ini dilakukan pada atribut tempat makan, kegiatan yang dilakukan pengunjung, dan motivasi pengunjung. Penelitian terbagi atas dua tahap, yaitu tahap pertama berupa penelitian ekploratif-kualitatif (N=171) dan tahap kedua berupa penelitian eksplanatori-kuantitatif (N=100). Pengolahan data dilakukan menggunakan conventional content analysis dan studi korelasi. Hasil penelitian dapat digunakan untuk pengusaha tempat makan agar menyediakan tempat makan yang dapat menaungi berbagai jenis kegiatan pengunjung sesuai dengan motivasinya |
|
Setting Fisik Ruang Sosial Anak di Kampung Kota Studi Kasus : Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta |
Author : Carolin Monica Sitompul, Diananta Pramitasari |
Abstract | Full Text |
Abstract :Ruang sosial anak merupakan sebuah ruang yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak dengan media bermain. Namun dewasa ini perkembangan kota merampas hak anak akan ruang sosial mereka sehingga muncul fenomena ruang sosial anak yangtidak terencana. Hal ini dibuktikan dengan adanya anak-anak memanfaatkan ruang urban sebagai area bermain seperti jalan, tepian sungai, gang, trotoar dan sebagainya. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah rasionalistik dengan sampel amatan terdapat di 15 titik melalui seleksi 3 tahap observasi awal yang bermula dari 25 titik kemudian menjadi 19 dan didapatkan 15 titik ruang yang secara konsisten selalu digunakan anak-anak untuk bermain. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi ruang sosial anak di Gedongkiwo dikaitkan dengan setting fisik yang diminati anak-anak sebagai ruang sosial mereka, serta pengaruhnya pada jenis permainan yang dipilih oleh anak-anak untuk dimainkan. Berdasarkan hasil analisis ditemukan 39 bentuk ruang sosial anak yang kemudian dapat dikategorikan menjadi 10 model settingruang sosial anak yang berdasarkan pada elemen pembentuk ruang |
|
Struktur Unik Candi Muaro Takus, Riau |
Author : Ari Siswanto, Ardiansyah |
Abstract | Full Text |
Abstract :Kompleks percandian Muara Takus memiliki empat candi yang berdekatan tetapi mempunyai langgam arsitektur dan dimensi yang berbeda. Material utama candi adalah batubata dan batupasir dengan menggunakan kombinasi yang berbeda sehingga dapat menghasilkan struktur candi yang berbeda dengan candi lainnya di Sumatera. Penggunaan material batubata dan batupasir yang memiliki karakter dan ukuran yang berbeda selain memunculkan permasalahan tetapi juga menciptakan suatu keunikan pada bentuk dan detail candi. Metode studi kasus yang dipergunakan dengan kegiatan penelitian yang meliputi observasi, pengukuran, penggambaran serta wawancara. Keempat candiyaitu Tuo, Bungsu, Mahligai dan Palangka menggunakan kombinasi batubata dan batupasir yang berbeda serta pada bagian candi yang berbeda. Bentukan stupa menara dari candi Mahligai yang menggunakan sebagian besar batubata dan sedikit batupasir menimbulkan kesan unik yang elegan. Penggunaan batubata dan batupasir secara bersamaan atau terpisah di kompleks percandian Muaro Takus telah menghadirkan karya arsitektur candi Buddha dengan struktur yang unik dan menawan |
|
Estetika Umah Bolon Simalungun sebagai Identitas Subyektif |
Author : Priyo Pratikno |
Abstract | Full Text |
Abstract :Hidup seseorang dalam komunitasnya semakin sempurna ketika arsitektur memberi kepuasan, pemenuhan akan kemanfaatan dan pencitra-diri si subjek. Arsitektur sebagai hasil karya penciptaan memberikan pernaungan jasadi senyampang memenuhi tuntutan jiwa. Maka estetika, tentang keindahan dan sublimasi menjadi bahasan penting dalam pembentukan menemukan identitas subyektifnya. Pada perjalanan waktu identitas membeku menjadi sebuah alat bagi politik identitas dan identitas kedaerahan yang justru mengerdilkan nilai substansinya. Telaah ini didasarkan pada studi lapangan melalui kunjungan yang berinteraksi dengan obyek arsitektur Umah Bolon Simalungun. Analisis temuan di lapangan ditunjang oleh studi kepustakaan khususnya dibaca berdasarkan pandangan Slavoj Zizek tentang konstruksi pembentukan identitas subyektif melalui bahasa. Analisis dilakukan berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan diperkuat oleh rekaman foto untuk menemukan dimensi estetik berdasarkan reaksi visual dan pada pemahaman pengamat terhadap obyek tersebut. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa estetika arsitektur melampaui tuntutan kerja visual tetapi meluas menjadi bagian dari citra diri yang berasosiasi dengan sistem pertukaran komoditas material. Sistem yang secara ideologis menunjukkan adanya relasi yang tidak sewajarnya sehingga menyamarkan hubungan sosial antar kelompok dalam masyarakat sejauh komoditas merupakan objek yang dihasilkan lewat kerja kreatif |
|
Leuit Bukan Sekadar Lumbung |
Author : Susilo Kusdiwanggo |
Abstract | Full Text |
Abstract :Sosok leuityang eksotis sering mengelabuhi dan menyilapkan mata orang yang melihatnya. Terlebih saat pandangan pertama. Terutama bagi mereka yang berkacamata tektonika semata. Semua dianggap sama, padahal sebenarnya berbeda. Terjebak dalam persepsi bentuk wadah fisik saja. Dalam anggunnya, leuitmemendam sarat makna, khas kebudayaan Nusantara. Khazanah arsitektur yang tidak bisa dilihat hanya dari satu sudut saja. Diperlukan pengalaman kehadiran untuk membaca sosok leuit. Perpaduan waktu-pelaku-laku yang senantiasa berulang ternyata membangun kesadaran akankehadiran [konsep] ruang, hingga pada titik tertentu menyibak nilai-nilai dasar dibaliknya, baik filosofis maupun spiritualitasnya. Darinya diperlihatkan bagaimana pengetahuan lokal itu jika dienkripsi dengan benarakan menghasilkan pengetahuan yang besar |
|