TINJAUAN TENTANG MUTU PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMAN 1 BALEENDAH | Author : Inal Kahfi | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk Ingin memperoleh gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tentang mutu pengelolaan perpustakaan sekolah di SMAN 1 Baleendah. Untuk itu penelitian menggunakan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang diolah diperoleh dari data sekunder yang didapat dari situs internet dari lembaga/institusi yang kredibel sedangkan data primer diperoleh dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: Perencanaan perpustakaan sekolah di SMAN 1 Baleendah meliputi (a) perencanaan bahan pustaka disesuaikan dengan kebutuhan siswa, guru dan karyawan. (b) perencanaan Sumber Daya Manusia menitikberatkan pada struktur organisasi beserta uraian tugasnya, pengkoordanisasian dan pengorganisasian, (c) perencanaan sarana dan prasarana disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas ruang perpustakaan, (d) perencanaan layanan disesuaikan dengan siswa, guru dan karyawan, dan (e) perencanaan anggaran dilakukan untuk pembelian bahan pustaka dan sarana prasarana perpustakaan. Pelaksanaan pengelolaan perpustakaan sekolah di SMAN 1 Baleendah meliputi pelaksanaan pengolahan bahan pustaka, SDM, sarana prasarana, layanan dan dana menyesuaikan peraturan pemerintah dan Undang-Undang yang berlaku dan pengawasan serta evaluasi di perpustakaan SMAN 1 Baleendah terdapat dua jenis pengawasan dan evaluasi yaitu internal dan eksternal
|
| PENGARUH MINAT BELAJAR SANTRI PADA MATERI MAKANAN MINUMAN HALAL DAN HARAM DALAM MATA PELAJARAN FIKIH TERHADAP HASIL BELAJAR | Author : Annisa Mayasari,Dudi Badruzaman,Fitria Zulfa | Abstract | Full Text | Abstract :Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melakukan aktifitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Hasil belajar juga adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik berupa angka atau skor setelah menyelesaikan tes yang diberikan. Untuk mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran, maka pendidik dapat melihat hasil belajar yang diperoleh pembelajar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya pengaruh minat belajar santri pada materi makana minuman halal dan haram dalam mata pelajaran Fikih terhadap hasil belajar di kelas 6 MDTA Al-Haq. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah populasi sebanyak 20 santri yang mana semua dijadikan sampel. Dari hasil perhitungan analisis korelasi X terhadap Y diperoloeh nilai korelasi sebesar 0,787 berada diantara 0,60< 0,787< 0,799 dengan koefisien determinasi sebesar 61,9%. Maka kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar. |
| KONSEP MEKANISME PASAR DAN PERSAINGAN HARGA DALAM ISLAM | Author : Budi Solihin | Abstract | Full Text | Abstract :Perekonomian merupakan aspek penting bagi sebuah negara, salah satu penunjang perekonomian negara adalah kesehatan pasar, kemudian kesehatan pasar tersebut tergantung pada mekanisme pasar yang mampu menciptakan harga yang seimbang. Namun hari ini seringkali pasar tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga keseimbangan pasar sulit dicapai, hal tersebut bisa terjadi dari berbagai macam hal, termasuk dalam hal kebijakan pemerintahnya dalam suatu negara ataupun sistem yang dianut oleh suatu negara. Adapun tujuan dalam penulisan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana konsep mekanisme dan persaingan harga dalam Ekonomi Islam, khususnya menjelaskan mengenai pendapat Ibnu Taimiyah. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data melalui studi literatur dari sumber-sumber yang relevan. Dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa pada dasarnya dalam Ekonomi Islam seharusnya mekanisme pasar berjalan secara natural sehingga harga yang tercipta pun sesuai dengan yang diharapkan baik oleh penjual ataupun pembeli, adapun jika terjadi permasalahan dalam mekanisme pasar dan persaingan harga, menurut Ibnu Taimiyah pemerintah boleh saja melakukan intervensi hanya untuk mengembalikan kestabilan mekanisme pasar yang pada akhirnya menciptakan kestabilan harga. |
| TELAAH PENGHAPUSAN KEBIJAKAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI PROVINSI JAWA BARAT | Author : Retno Anisa Larasati | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk Ingin memperoleh gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan, penilaian, masalah dan solusi tentang penghapusan kebijakan sekolah bertaraf internasional di Provinsi Jawa Barat. Untuk itu penelitian menggunakan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang diolah diperoleh dari data sekunder yang didapat dari situs internet dari lembaga/institusi yang kredibel sedangkan data primer diperoleh dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: Perencanaan Penghapusan Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional di Jawa Barat dimulai dari adaya perencanaan dari berbagai kalangan aktivis pendidikan dan orangtua siswa yang tidak setuju dengan adanya kebijakan tersebut, pelaksanaan penghapusan kebijakan sekolah bertaraf internasional ini diawali dengan pembatalan Pasal 50 ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjadi dasar pembentukan RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dan SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) oleh Mahkamah Konstitusi (MK) yang harus diikuti juga oleh pemerintah provinsi Jawa Barat. Penilaian penghapusan kebijakan sekolah bertaraf internasional di Provinsi Jawa Barat oleh pemerintah merupakan langkah strategis yang tepat untuk menangani permasahan pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah yang terjadi pasca penghapusan kebijakan sekolah bertaraf internasional di Provinsi Jawa Barat yaitu: sekolah yang dahulunya berlabel RSBI sempat mengalami penurunan kualitas, sekolah yang dahulunya berlabel RSBI harus mengubah status RSBI menjadi sekolah unggulan, sekolah berprestasi atau sekolah terpadu, masyarakat memandang bahwa orang yang dapat sekolah di SBI merupakan kalangan orang yang memiliki strata tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang hanya bisa menyekolahkan anaknya di sekolah reguler biasa, dalam proses belajar mengajar menjadi lebih gaduh karena pasca penghapusan kebijakan sekolah bertaraf internasional, guru pendamping dan tim dalam pengembangan belajar siswa juga ikut dihapuskan, Program SBI ini telah menghancurkan best practice dan menurunkan mutu sekolah-sekolah terbaik yang dijadikan sekolah SBI, praktis kebijakan penghapusan SBI sangatlah mempengaruhi animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SBI dan pendidik ada yang belum memiliki ijazah S1 diterima untuk mengajar. Solusi yang tepat pasca penghapusan kebijakan sekolah bertaraf internasional ialah penerapan pendidikan pembebasan dan pendidikan karakter yang dipadukan dengan bahasa inggris. |
| TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODEL PENGAJARAN ADVOKASI HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MEREKA PADA MATA PELAJARAN FIQIH | Author : Eka Abdul Hamid | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini berawal dari fenomena yang muncul di MA YKDC Sumedang, yakni timbulnya kesenjangan antara tanggapan siswa terhadap model pengajaran advokasi dengan motivasi belajar pada mata pelajaran Fiqih. Masih terdapat 70% atau berjumlah 30 siswa yang tidak semangat untuk belajar yang dilihat dari sikap mereka yang tidak antusias, acuh tak acuh dan terdapat juga beberapa siswa yang tidak berani mengemukakan pendapat. Dari fenomena tersebut timbulah permasalahan yang harus diteliti, yakni bagaimana tanggapan siswa terhadap pelaksanaan model pengajaran advokasi pada siswa? Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih? Bagaimana hubungan model pengajaran advokasi terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: tanggapan siswa terhadap model pengajaran advokasi hubungannya dnegan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, karena metode ini dipandang cocok untuk penelitian ini. Metode deskriptif diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan hasil penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: angket, tes, observasi, wawancara, studi dokumentasi. Hasil penelitian diketahui tanggapan siswa terhadap penerapan model pengajaran advokasi menunjukan kategori tinggi, yaitu sebesar 3,74 yang berada pada interval 3,40-4,19 dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih sebesar 3,94 menunjukan kategori tinggi, yang berada pada interval 3,40-4,19. Adapun analisis korelasi mengenai kedua variable sebesar 0,05 dan termasuk rendah, karena berada pada interval 0,00-0,19, Sedangkan signifikansi korelasinya diperoleh thitung (0,2651) < ttabel (1,70). Hal ini berarti menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara keduanya. Adapun determinasi variabel X terhadap Y sebesar 5%. Hal ini menunjukan bahwa masih terdapat 95% faktor lain yang turut berkontribusi terhadap motivasi belajar siswa. |
| HUBUNGAN POLA ASUH PERSUASIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS VII MTS AL-HIKMAH | Author : Asep Ganjar Sukarelawan | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif dengan mengambil subyek penelitian di MTS Al-Hikmah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa besar tingkat pola asuh persuasif yang diterapkan orang tua di rumah, mengukur seberapa besar tingkat motivasi belajar akidah dan akhlak, mengukur seberapa besar tingkat kedisiplinan belajar, mendeskripsikan seberapa besar pengaruh antara pola asuh persuasif dengan kedisiplinan belajar, dan mendeskripsikan seberapa besar pengaruh antara motivasi belajar akidah dan akhlak terhadap kedisiplinan belajar. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara, dokumentasi dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan: 1).Tingkat pola asuh persuasif orang tua siswa kelas VII MTS Al-Hikmah berada pada kategori sedang, motivasi belajar akidah dan akhlak pada kategori tinggi, dan kedisilpinan belajar pada kategori tinggi. Ini menunjukkan bahwa apabila pola asuh persuasif rendah yaitu anak diberi kebebasan naamun masih tetap dalam pengawasan yang baik, maka motivasi belajar dan kedisiplinan belajar siswa akan tinggi. 2). Pola asuh persuasif orang tua siswa kelas VII MTS Al-Hikmah tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kedisiplinan belajar karena nilai sig 0,78 > 0.05, ini menunjukkan bahwa kesibukan orang tua di luar rumah tidak dapat membantu meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. 3).Motivasi belajar akidah dan akhlak siswa kelas VII MTS Al-Hikmah dikatakan memliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas VII MTS Al-Hikmah berada pada nilai sig 0,000 < 0,05, artinya semakin tinggi motivasi belajar dalam diri siswa khususnya belajar akidah dan akhlak semakin tinggi pula tingkat kedisiplinan belajar siswa. 4). Besar sumbangan motivasi belajar akidah dan akhlak terhadap kedisiplinan belajar sebesar 44,4% dan sisanya yaitu 55,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
|
| MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN | Author : Rahman Setia | Abstract | Full Text | Abstract :Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar apabila media yang dibutuhkan belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Permasalahan yang sering kita jumpai dalam pengajaran khususnya pengajaran agama Islam adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien atau hasil yang maksimal, disamping masalah lainnya yang sering didapati adalah kurangnya perhatian guru agama terhadap variasi penggunaan metode mengajar dalam upaya peningkatan mutu pengajaran secara baik. Salah satu usaha untuk memberikan motivasi belajar anak adalah dengan menciptakan situasi dan kondisi yang sedemikian rupa agar anak lebih tertarik terhadap setiap pelajaran yang disampaikan oleh guru, dengan kata lain siswa tidak jenuh, tidak bosan ketika proses belajar mengajar. Selanjutnya anak itu merasa butuh terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut. Untuk dapat membuat siswa minat dalam belajarnya, maka bagi seorang guru dapat memanfaatkan suatu media pembelajaran yang telah ada yang di dalamnya terdapat alat peraga dan media pembelajaran baik yang berupa media berbasis visual, media berbasis audio, media berbasis audio visual, dan lain-lain.
|
| PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LUAR JAM PELAJARAN SEBAGAI LABORATORIUM SOSIAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM | Author : Jajang Lalan A S,M. Wahid Khoerrudin,Wilda Akmalia Fitriani | Abstract | Full Text | Abstract :Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di luar jam pelajaran sebagai laboratorium sosial dan juga untuk mengetahui proses pengawasan dan penilaian pembelajaran pendidikan agama di luar jam pelajaran sebagai laboratorium sosial di SMK Negeri 2 Sumedang. Penelitian ini dilakukan dengan melalui pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, maupun pencatatan dokumen secara sistematis. Selain itu juga diterapkan disain penelitian dengan mengadakan pengamatan secara langsung dan pencatatan dengan sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilakukan di luar jam pelajaran merupakan kegiatan keagamaan dalam rangka mengaktualisasikan pendidikan agama yang dilakukan di dalam jam pelajaran. Pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilakukan di luar jam pelajaran seperti shalat dzuhur berjamaah, shalat jumat, pelatihan membaca al-Qur’an bagi siswa yang mengalami kesulitan atau tidak dapat membaca al-Qur’an dengan lancar, kantin kejujuran, qurban dan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) sangat mendukung program pembelajaran keagamaan yang dilakukan secara formal, sehingga siswa mampu mengaplikasikan pendidikan agama Islam dengan baik dan benar. Pembelajaran pendidikan agama Islam di luar jam pelajaran menggunakan pendekatan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu kurikulum yang pelaksanaannya di luar kurikulum yang telah distrukturkan dalam pelajaran atau PBM di dalam kelas. Juga menggunakan belajar aktif (active learning), di mana siswa melaksanakan kegiatan keagamaan dengan penuh tanggung jawab dan aktif serta kreatif. Faktor pendukung pembelajaran pendidikan agama di luar jam pelajaran yaitu, siswa yang relatif pintar karena proses penerimaaan dilakukan dengan cara yang cukup selektif, dukungan sekolah dan orang tua serta infrastruktur yang memadai. Sedangkan faktor penghambat yang dihadapi guru pendidikan agama Islam dalam melakukan pembelajaran pendidikan agama Islam di luar jam pelajaran adalah masih adanya pembedaan pelajaran yang di-EBTANAS-kan dengan pelajaran yang tidak di-EBTANAS-kan sehingga terkadang dalam penerapannya di lapangan pelajaran agama selalu dinomorduakan. |
|
|