PERAN PEREMPUAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN DALAM KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK DITENGAH PANDEMI COVID 19 | Author : Aisyatin Kamila | Abstract | Full Text | Abstract :Peran ibu merupakan hal sangat penting dalam proses belajar anak selama di rumah. Mengigat sistem pembelajaran yang dilakukan ini adalah secara online karena wabah covid 19, Maka peran ibu perlu di maksimalkan demi efekivias belajar anak selama di rumah. Terlebih dalam meningktakan motivasi belajar pada anak. Karena Motivasi dalam kaitannya dengan belajar adalah dorongan, keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi tentu sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar. |
| KONSELING TRAUMATIK BERBASIS NILAI-NILAI RELIGIUS | Author : Imaniyatul Fithriyah, Maghfirotul Lathifah | Abstract | Full Text | Abstract :Kondisi trauma seringkali dialami oleh individu yang memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan di masa lalu, adapun dampak dari kondisi ini sangat mengganggu psikologis individu saat ini ataupun di masa mendatang. Individu akan mencoba menghindari kejadian yang mengingatkannya kembali terhadap peristiwa yang pernah dialaminya. Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui model konseling traumatik berbasis nilai-nilai religius yang islami. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai religius dapat digunakan sebagai tahapan dalam melaksanakan konseling traumatik. Adapun nilai-nilai religius yang bisa digunakan antara lain 1) bertawakkal kepada Allah SWT, 2) melakukan shalat, 3) berzikir, 4) meningkatkan kesabaran, 5) selalu Bersyukur. Penelitian ini diharapkan menambah ragam konseling yang bisa digunakan oleh konselor untuk membantu konseli yang mengalami trauma dengan meningkatkan nilai-nilai religius yang sudah ada di dalam dirinya. |
| ETIKA TERHADAP PENGEMIS DALAM PERSPEKTIF TAFSIR KLASIK DAN KONTEMPORER AN ETHIC OF INTERACTING WITH BEGGARS IN CLASSICAL AND CONTEMPORARY INTERPRETATION | Author : Iwan Kuswandi | Abstract | Full Text | Abstract :Selama ini, fenomena pengemis banyak dibahas dari sisi orang yang melakukan tindakan mengemis. Sangat jarang kajian tentang bagaimana seharusnya orang lain bersikap terhadap para pengemis tersebut. Dalam tulisan ini, bertujuan untuk mengidentifikasi tentang makna pengemis dalam perspektif al-Qur’an, dan ingin memahami bagaimana kedudukan pengemis dalam al-Qur’an, serta ingin mendeskripsikan etika orang lain terhadap pengemis dalam perspektif al-Qur’an. Tulisan ini menggunakan metode maudu’i, dengan metode analisis yang digunakan adalah metode muqarrin, dalam hal ini membandingkan ayat dengan ayat, ayat dengan hadits dan pendapat para mufassir dalam menafsirkan ayat. Kesimpulan tulisan ini sebagai berikut: Pertama, pengemis dalam al-Qur’an dinamakan as-Sail. Kata as-Sail di dalam al-Qur’an, bukan hanya memiliki makna meminta harta, namun juga peminta ilmu pengetahuan. Kedua, peminta (pengemis) di dalam al-Qur’an memiliki hak untuk mendapat zakat dan hal selain zakat, seperti sedekah. Sedangkan untuk peminta ilmu pengetahuan dan ilmu agama, ada beberapa ahli tafsir yang menghukumi fardhu kifayah untuk memenuhi permintaan tersebut. Ketiga, etika terhadap pengemis, tidak boleh membentaknya (tanhar). Kata tanhar ini di al-Qur’an juga terdapat pada larangan membentak orang tua. Beberapa mufassir, menafsirkan kata tanhar terhadap pengemis ini, tidak boleh menghardik, atau ada juga yang menjelaskan agar menyakiti perasaan pengemis. |
| INTROSPEKSI DIRI PADA GELANDANGAN DAN PENGEMIS MELALUI KONSELING LOGOTERAPI | Author : Nining Mirsanti | Abstract | Full Text | Abstract :Gepeng (gelandangan dan pengemis) merupakan fenomena yang menjadi perhatian di setiap daerah perkotaan di seluruh wilayah di Indonesia termasuk di Yogyakarta, karena beberapa kerugian yang ditimbulkan dan menghasilkan sebuah pemandangan yang tidak nyaman untuk dilihat. Banyaknya gepeng di daerah Yogyakarta menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah kota dalam memberikan penanganan yang sesuai terutama bagi balai rehabilitasi, khususnya Balai Rehabilitasi Bina Karya dan Karya. Tulisan ini bertujuan untuk melihat peran konseling logoterapi melalui komunikasi transendental pada gepeng yang ada di BRSBKL Yogyakarta dalam membantu proses introspeksi diri yang dilakukan oleh mahasiswa magang UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bersifat deskriptif. Informan dalam penelitan ini adalah mahasiswa magang sebagai konselor, gepeng sebagai klien dan pekerja sosial sebagai pamong. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dan wawancara semiterstruktur. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan yang terjadi dalam diri klien: 1) mengakui segala kesalahan yang pernah dilakukan kepada ibunya dan ingin meminta maaf, 2) kesadaran tentang diri meningkat dan merasa lebih dekat dengan Tuhan, 3) lebih semangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan motivasi meningkat. |
| PREFERENSI ORANG TUA DALAM MEMILIH PONDOK PESANTREN SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN BAGI ANAK Studi Kasus Di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan | Author : Syaiful Syaiful | Abstract | Full Text | Abstract :Setiap awal tahun ajaran baru, sudah menjadi kegiatan rutin lembaga pendidikan membuat branding dan ikon yang marketable untuk memikat para orang tua dalam memilih lembaga pendidikan sebagai tempat belajar bagi anak. Pada umumnya lembaga pendidikan menampakkan berbagai sisi positif yang dimiliki, seperti halnya ketersediaan fasilitas gedung dan profesionalisme pengajar serta keberhasilan para alumni yang sukses dengan salah satu bidang pekerjaan. Keadaan tersebut bertolak belakang dengan apa yang terjadi di pondok pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan, lembaga pendidikan ini tidak pernah mempromosikan alumninya yang sukses baik dalam dunia praktis dan pragmatis, meskipun demikian tidak sedikit para orang tua memilih pondok pesantren tersebut sebagai tempat pendidikan bagi anaknya. Berbalik antara data dan fakta maka penelitian ini mencoba mengkaji preferensi orang tua dalam memilih pondok pesantren sebagai tempat pendidikan bagi anak. Melalui pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus penelitian ini mencoba mengkaji lebih dalam tentang persepsi para orang tua terhadap pondok pesantren serta faktor yang mempengaruhi para orang tua dalam memilih pondok pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan sebagai tempat pendidikan bagi anak. Hasil penelitian menunjukkan, para orang tua memiliki persepsi bahwa sistem pondok dipandang sebagai sesuatu yang strategis, berjalan di atas nilai yang hidup pada jiwa kiyai, ustadz, dan santri yang digerakkan oleh nilai keikhlasan dan semangat pengabdian. Adapun yang menjadi faktor pendorong para orang tua memilih pondok pesantren sebagai tempat pendidikan bagi anak adalah ingin mendalami ilmu agama. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran kesadaran masyarakat terhadap pendidikan, yaitu peralihan orientasi kerja dari yang berorientasi kapital menuju kepada nilai spiritual. Pilihan sikap ini bagian dari aktualisasi diri para wali yang memiliki kematangan jiwa yang telah bergeser dari materi menuju meta-motivation. |
| PENGEMBANGAN PANDUAN PERMAINAN TRADISIONAL BENTENG UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA SDN LAWANGAN DAYA PAMEKASAN | Author : Ziyadul Haq Annajih, Ishlakhatus Sa’idah | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan panduan permainan tradisional benteng sebagai media dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Pengembangan panduan permainan tradisional benteng sebagai media untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa, peneliti menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan R&D (research and development) Borg & Gall. Efektifitas produk panduan permainan benteng berdasarkan kesesuaian produk terhadap karakteristik pengguna, yaitusiswa kelas VI SD dan juga kesesuaian produk dengan indikator perkembangan kecerdasan emosional siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan sebelum dan sesudah menggunakan panduan permainan tradisional benteng. Hasil uji keefektifan produk panduan permainan tradisional benteng adalah nilai t hitung > t tabel (4.827 > 2.160) sehingga penggunaan produk panduan permainan tradisional benteng efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosional. |
|
|