Menjadi Taruna Bahagia: Pelatihan Resiliensi untuk meningkatkan Psychological Well-Being Taruna Akademi Angkatan Laut |
Author : Andri Adi Wijaya, Eunike Setiawati, Setyani Alfinuha |
Abstract | Full Text |
Abstract :Pergantian kurikulum di tengah masa studi mengharuskan para taruna angkatan X beradaptasi dengan situasi pendidikan yang berbeda, kegiatan lebih padat dan menekan. Kondisi tersebut merupakan penyebab berbagai permasalahan psikologis salah satunya rendahnya kesejahteraan psikologis. Padahal kesejahteraan psikologis penting dimiliki para taruna untuk mengoptimalisasikan potensinya dalam menempuh pendidikan militer. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis para taruna adalah memberikan pelatihan resiliensi. Resiliensi merupakan kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan. Pelatihan resiliensi pada penelitian ini menggunakanmastery resiliency training (MRT) yang khusus diberikan pada anggota militer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh MRT dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis taruna yang menjalani pendidikan militer. Partisipan penelitian yaitu para taruna angkatan X yang mengungkap 30 orang. Desain penelitian yang dipilih adalah one-group pretest-posttest design. Variabel kesejahteraan psikologis diukur menggunakan The Ryff Scale of Psychological Well-being dan dianalisis dengan metode kuantitatif uji beda dan uji regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan resiliensi atau MRT mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis para taruna angkatan X. |
|
Tweetdiary: untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Berbicara di Depan Umum |
Author : Ahmad Humaidi, Putri Putri, Tia Fahrina Aulia, Aulia Suhesty |
Abstract | Full Text |
Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode menulis melalui tweetdiary terhadap penurunan tingkat kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan pra-eksperimen dengan desain yang digunakan adalah one group pretest posttest design. Prosedur eksperimen dalam penelitian ini adalah mengadakan screening, mengadakan pre-test, proses pemberian treatment, memberikan perlakuan (treatment) dan mengadakan post-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek yang menulis melalui tweetdiary mengalami penurunan tingkat kecemasan berbicara di depan umum dengan p = 0.000 (p < 0.050), serta dari persentil median pada pre-test 125.0000 menjadi 79.0000 pada post-test |
|
Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Burnout Pada Perawat di Rumah Sakit X |
Author : Agustinus Chrissang Maha Putra, Darmawan Muttaqin |
Abstract | Full Text |
Abstract :Perawat merupakan salah satu tenaga ahli di bidang kesehatan yang memiliki peran penting dalam merawat pasien. Perawat diharuskan bekerja secara profesional ketika melakukan pekerjaanya, seperti bekerja secara ramah di depan pasien dan menuntaskan pekerjaanya sesuai dengan tuntutan yang diberikan oleh rumah sakit. Banyaknya tuntutan yang diterima oleh perawat mengakibatkan profesi perawat rentan mengalami burnout. Fenomena tersebut yang membuat kesejahteraan psikologis perawat perlu diperhatikan, salah satu yang perlu diperhatikan adalah dukungan sosial yang diterima perawat sudah terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan sosial dengan burnout. Partisipan penelitian merupakan 67 perawat rumah sakit X yang telah bekerja minimal dua tahun. Alat ukur Social Support questionnaire short form (SSQSR) dan Maslach Burnout Inventory (MBI) digunakan untuk mengukur dukungan sosial dan burnout. Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara aspek kualitas dukungan sosial dengan burnout (r = - 0,397; p < 0,001) tetapi ditemukan tidak terdapat hubungan antara aspek kuantitas dukungan sosial dengan burnout (r = -0,114; p < 0,05). Hasil penelitian mengindikasikan bahwa individu dapat mengatasi burnout ketika mampu merasakan kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterima bukan terkait jumlah dukungan sosial yang diterima.
|
|
Meta Analisis Hubungan Antara Stres Kerja (Job Stress) dan Tujuan Kerja (Job Satisfaction) |
Author : Ika Nurfaustina Hapsari |
Abstract | Full Text |
Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja (job stress) dan kepuasan kerja (job satisfaction) pada karyawan. Penelitian ini termasuk penelitian meta analisis menggunakan 14 jurnal terakreditasi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, yaitu antara tahun 2007 hingga 2017. Subjek penelitian ini adalah karyawan serta suster yang menemukan 5987 orang. Pengolahan data menggunakan software StatDirect versi 3.0 untuk mengetahui korelasi antara variabel stres kerja (job stress) dan kepuasan kerja (job satisfaction). Hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang tergolong kecil antara stres kerja (job stress) dan kepuasan kerja (job satisfaction)dengan nilai pooled correlation = -0,069 (95% CI = -0,279 sampai -0,147). Arah korelasi antar variabel adalah negatif, yang berarti semakin tinggi stres kerja yang dimiliki seseorang maka semakin rendah kepuasan kerjanya. Sebaliknya, semakin rendah stres kerja yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi kepuasan kerja.
|
|
Efektivitas Pelatihan Asertif Sebagai Upaya Mengatasi Perilaku “Bullying” di SMPN A Surabaya |
Author : Hilda Rosa Ainiyah, Ika Yuniar Cahyanti |
Abstract | Full Text |
Abstract :Bullying merupakan salah satu masalah serius yang rentan terjadi pada masa remaja seperti yang dialami oleh siswa dari 9 th kelas SMPN A Surabaya. Bullying memiliki berbagai dampak negatif bagi korban dan orang yang menyaksikan atau orang yang melihat perilaku bullying , termasuk dampak fisik dan psikologis. Bullying dapat diatasi dengan perilaku asertif. Perilaku asertif membuat korban dan pengamat mampu mengungkapkan pendapat secara lugas dan berani tanpa menyakiti pelaku untuk menghentikan bullying.perilaku. Perilaku asertif dapat ditingkatkan melalui pelatihan asertif. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat efektivitas pelatihan asertif terhadap: (1) meningkatkan pemahaman siswa tentang bullying dan perilaku asertif; dan (2) meningkatkan perilaku asertif siswa untuk dapat mengatasi bullying di sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Jenis eksperimen yang dilakukan adalah one group pretest-posttest design. Subyek dipilih secara purposive sampling. Subyek yang terlibat 25 mahasiswa di 9 thsiswa kelas SMPN A Surabaya. Perilaku asertif diukur dengan skala ketegasan oleh Robert E. Alberti dan Michael L. Emmons (2002) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Nabila (2015). Skala ketegasan diberikan sebelum dan sesudah pelatihan untuk setiap mata pelajaran. Subjek menjalani 8 sesi pelatihan yang dilaksanakan selama 2 hari. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji t sampel berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan yang signifikan pemahaman subjek tentang bullying dan ketegasan sebelum dan sesudah penelitian, dimana rata-rata pemahaman subjek meningkat setelah pelatihan; (2) perilaku asertif siswa meningkat secara signifikan setelah pelatihan. Secara keseluruhan, pelatihan asertif efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa dan efektif untuk meningkatkan perilaku asertif. |
|
Pengaruh Pelatihan Keterampilan Pengasuhan Terhadap Kepekaan dan Keterlibatan Orangtua Dengan Anak Prasekolah |
Author : Meilani Sandjaja |
Abstract | Full Text |
Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara empiris apakah pelatihan keterampilan pengasuhan mempengaruhi peningkatan kepekaan dan keterlibatan orangtua anak prasekolah. Penelitian ini dilakukan di KB/TK X, Surabaya, dengan orangtua sebagai pesertanya. Jumlah peserta dalam penelitian ini sebanyak 5 orang. Peserta mengikuti pelatihan keterampilan pengasuhan sebanyak tujuh sesi, dengan durasi masing-masing sesi 60-120 menit. Tipe penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimental, dengan menggunakan menggunakan one group pretest-posttest design. Alat pengumpul data berupa kuisioner, observasi, dan wawancara. Kuisioner yang digunakan berupa soal pilihan ganda untuk pre-test dan post-test. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik Wilcoxon Signed Rank Test, yaitu program SPSS 16. Dari analisis data yang dilakukan pada level pengetahuan dari hasil pre-test dan post-test diperoleh p sign sebesar 0,041. Pada level keterampilan (skill) dari hasil observasi sebelum dan setelah pelatihan, diperoleh p sign sebesar 0,038 untuk kepekaan dan 0,041 untuk keterlibatan orangtua. Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh pelatihan keterampilan pengasuhan terhadap peningkatan kepekaan dan keteribatan orangtua dengan anak prasekolah.
|
|
Pengaruh Sistem Reward Terhadap Work Engagement di PT.SVU dengan Keadilan Prosedural Sebagai Variabel Kontrol |
Author : Rendra Agusta, Alimatus Sahrah |
Abstract | Full Text |
Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh sistem reward yang sudah disusun di PT.SVU terhadap work engagement dengan keadilan prosedur sebagai variabel kontrol. Jenis penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design, di mana kelompok eksperimen yang diukur variabel tergantungnya (pretest) kemudian dilakukan perlakuan dan dilakukan pengukuran kembali variabel tersebut (posttest). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Analisis Covarian (Ancova), teknik analisis Ancova dirancang untuk mengontrol kovariat ketika kelompok secara acak, tetapi tidak untuk mengontrol perbedaan kelompok yang terjadi secara alami. Hasil penelitian didapatkan bahwa Keadilan Prosedural berpengaruh signifikan terhadap Work Engagement (F=11.300; p=0,000), sehingga dari hasil ini didapatkan bahwa kelompok berpengaruh terhadap Work Engagement (F=5.369; p=0,000). Berdasarkan analisis dari data yang dianalisis yang diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,024 maka adanya pengaruh sistem reward terhadap work engagement. Keterbatasan dari penelitian ini, yaitu waktu yang terbatas dalam pelaksanaan penelitian ini sehingga tidak dapat melihat perubahan perilaku, seberapa besar dampak yang dipengaruhi oleh sistem reward. Masalah lain yaitu tidak adanya kelompok kontrol juga menjadi catatan untuk peneliti selanjutnya. Lebih lanjut hasil penelitian akan dibahas dalam diskusi penelitian. 024 maka adanya pengaruh sistem reward terhadap work engagement. Keterbatasan dari penelitian ini, yaitu waktu yang terbatas dalam pelaksanaan penelitian ini sehingga tidak dapat melihat perubahan perilaku, seberapa besar dampak yang dipengaruhi oleh sistem reward. Masalah lain yaitu tidak adanya kelompok kontrol juga menjadi catatan untuk peneliti selanjutnya. Lebih lanjut hasil penelitian akan dibahas dalam diskusi penelitian. 024 maka adanya pengaruh sistem reward terhadap work engagement. Keterbatasan dari penelitian ini, yaitu waktu yang terbatas dalam pelaksanaan penelitian ini sehingga tidak dapat melihat perubahan perilaku, seberapa besar dampak yang dipengaruhi oleh sistem reward. Masalah lain yaitu tidak adanya kelompok kontrol juga menjadi catatan untuk peneliti selanjutnya. Lebih lanjut hasil penelitian akan dibahas dalam diskusi penelitian.
|
|