Identifikasi Pusat Pertumbuhan dan Wilayah Pendukungnya dalam Pengembangan Wilayah Kota Kendari | Author : Fifi Yahya, Jamal Harimuddin, La Ode Restele, Fitriani | Abstract | Full Text | Abstract :Pusat pertumbuhan ialah wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat sehingga dijadikan sebagai pusat pembangunan yang mempengaruhi wilayah lain di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui wilayah mana saja yang termasuk dalam kategori orde I sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kota Kendari; (2) mengetahui interaksi antara pusat pertumbuhan dan wilayah pendukung disekitarnya. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis skalogram untuk mengetahui pusat pertumbuhan wilayah dan analisis gravitasi untuk mengetahui interaksi antara pusat pertumbuhan dan wilayah pendukung. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) wilayah yang termasuk dalam kategori orde I sebagai pusat pertumbuhan utama di Kota Kendari adalah Kelurahan Bende, Korumba dan Kambu; (2) pusat pertumbuhan Kelurahan Bende memiliki hubungan interaksi yang paling erat dengan Kelurahan Pondambea sebagai daerah sekitarnya (hinterland), pusat pertumbuhan Kelurahan Korumba memiliki hubungan interaksi yang paling erat dengan Kelurahan Alolama sebagai daerah hinterland, dan pusat pertumbuhan Kelurahan Kambu memiliki hubungan interaksi yang paling erat dengan Kelurahan Padaleu sebagai hinterland. |
| Evaluasi Kesesuaian Pemanfaatan Pola Ruang Kota Baubau (Studi Kasus: Kecamatan Batupoaro, Murhum dan Wolio) | Author : Asnawati Izat, La Ode Restele, Jamal Harimuddin | Abstract | Full Text | Abstract :Kota Baubau yang terus berkembang mengakibatkan pesatnya pertumbuhan penduduk dan peningkatan kebutuhan lahan sehingga cenderung mempengaruhi pola ruang wilayah kota. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui berapa besar penyimpangan pemanfaatan pola ruang; (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan pemanfaatan pola ruang. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini: (1) analisis overlay dan analisis kesesuaian pemanfaatan pola ruang untuk melihat tingkat kesesuaian pemanfaatan pola ruang dan mengetahui besaran penyimpangan pemanfaatan pola ruang; (2) analisis regresi berganda dengan variabel dummy untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan pola ruang. Hasil penelitian antara lain: (1) besaran klasifikasi luas lahan yang sesuai terhadap rencana tata ruang di lokasi penelitian (Kecamatan Batupoaro, Murhum dan Wolio) adalah seluas 2.438 ha (67%), klasifikasi belum terbangun seluas 1.097 ha (30%), dan klasifikasi tidak sesuai atau menyimpang seluas 104 ha (3%) dari luas wilayah perencanaan; (2) faktor yang paling signifikan mempengaruhi penyimpangan pola ruang adalah faktor perizinan. |
| Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Kabupaten Semarang Menggunakan Overlay dan Skoring Memanfaatkan SIG | Author : Dawa Rysqyqa Ramadhan, Hanna Prillysca Chernovita | Abstract | Full Text | Abstract :Bencana banjir merupakan bencana yang sering terjadi di wilayah iklim tropis khususnya daerah yang letaknya dikelilingi oleh aliran air atau genangan air seperti danau. Banjir di Indonesia dipengaruhi oleh pergantian musim yang tidak menentu yang menyebabkan bencana banjir. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wilayah yang rawan terhadap banjir dan mengetahui sebarapa besar tingkat kerawananan banjir yang dapat terjadi di studi area penelitian pada wilayah Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan metode overlay dengan tumpang susun layer, berdasarkan hasil perhitungan total scoring dari nilai dan bobot dari tiap parameter. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa data spasial dan non spasial dari lembaga resmi Negara Indonesia, yang dipakai untuk mendukung analisis yang dilakukan. Dari hasil analisis yang dilakukan pada studi area penelitian di wilayah Kabupaten Semarang, diketahui terdapat 159 desa pada daerah dengan tingkat kerawanan yang rendah, serta 109 desa pada daerah dengan tingkat kerawanan sedang, sisanya 20 desa berada pada tingkat kerawanan tinggi. Dari analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa wilayah Kabupaten Semarang khususnya pada daerah studi area penelitian menghasilkan informasi dari empat kecamatan yang ada, memiliki tingkat kerentanan yang didominasi oleh tingkat tidak rawan dan cukup rawan. |
| Analisis Temporal Mobilitas Penduduk Di Kecamatan Kontukowuna | Author : Laode Muhamad Kadir, Weka Widayati, Anita Indriasary | Abstract | Full Text | Abstract :Laju pertumbuhan penduduk dan keadaan lahan mengakibatkan masyarakat melakukan kegiatan perpindah atau mobiltas ke berbagai daerah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) untuk mengetahui faktor penarik dan faktor pendorong mobilitas penduduk; (2) untuk mengetahui tingkat mobilitas serta memetakan mobilitas penduduk di Kecamatan Kontukowuna secara temporal dari tahun 2013–2018. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan metode regresi berganda. Hasil penelitian antara lain: (1) diperoleh nilai SIG sebesar 0,000 dan nilai F hitung sebesar 142,309. Maka, sig<0,005 dan F hitung>F tabel, sehingga terdapat pengaruh simultan variabel X terhadap variabel Y. Faktor pendorong dari daerah asal, yaitu menyempitnya lapangan pekerjaan, rendahnya upah di daerah asal, tingkat fasilitas pendidikan yang kurang. Faktor penarik dari daerah tujuan yaitu kesempatan kerja yang luas di daerah tujuan, upah kerja yang lebih tinggi, fasilitas pendidikan yang baik, dan berpindah mengikuti keluarga; (2) wilayah di Kecamatan Kontukowuna yang memiliki tingkat mobilitas tinggi yaitu Desa Kilambibito, sedangkan desa-desa yang lain berada pada tingkat mobilitas rendah. |
| Perbedaan Karakteristik Serta Tingkat Pelayanan Pejalan Kaki Pada Kawasan Pedestrian Di Kota Kendari (TPKPP) | Author : Sri Fera Rahayu, Muh. Magribi, Jamal Harimudin, Fitriani, Ahmad Hidayat | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian di kawasan perdagangan (Mall Mandonga) dan pendidikan (Universitas Halu Oleo) Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2019 sampai Oktober 2019. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 1) survey melalui kuisioner dan wawancara terhadap responden 2) observasi pengamatan kegiatan fisik di lapangan 3) dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis karakteristik pejalan kaki, tingkat pelayanan jalan kaki dan tingkat kepuasan pejalan kaki kemudian dijelaskan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki pada kawasan pendidikan di Universitas Halu Oleo adalah C dengan pejalan kaki memiliki arus stabil tetapi pejalan kaki dibatasi dalam memilih kecepatan dan sedikit ada konflik dengan tingkat pelayanan. Sedangkan tingkat pelayanan pejalan kaki pada kawasan perdagangan di Mall Mandonga adalah D dengan pejalan kaki memiliki arus mendekati tidak stabil sedangkan kecepatan masih bisa dikendalikan dan konflik yang terjadi di trotoar tersebut masih dapat ditolerir.. |
| Pemetaan Fenomena Urban Heat Island Di Kota Kendari Dengan Menggunakan Citra Resolusi Menengah | Author : Fatimah Wardana, laode Muh. Golok Jaya, Fitra Saleh, Jufri Karim | Abstract | Full Text | Abstract :Fenomena Urban Heat Island dapat dipetakan dengan parameter Suhu Permukaan Tanah (SPT) dan indeks kerapatan vegetasi (NDVI). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Urban Heat Island di Kota Kendari menggunakan Landsat 8 OLI/TIRS dan menganalisis kondisi eksisting sebaran fenomena Urban Heat Island di Kota Kendari. Proses dilakukan dengan mengolah data citra Landsat 8 OLI/TIRS perekaman 30 Agustus 2017. Analisis dilakukan dengan menggunakan algoritma Syariz untuk penentuan SPT yang kemudian dikorelasikan dengan nilai NDVI yang dihasilkan dari kaliberasi band 4 dan band 5 pada citra Landsat 8 OLI/TIRS. Hasil penelitian ini menunjukkan suhu permukaan tanah di kota Kendari berkisar antara 15,27 hingga 33,34. Dimana suhu 15 hingga 22adalah suhu daerah yang tidak terdeteksi atau tertutup awan. Persebaran suhu didominasi suhu antara 23-27 dengan luas 21.492,46 Ha atau 81,02% dari luas wilayah, dengan wilayah yang teridentifikasi sebagaui daerah UHI dengan suhu diantara 28-33 seluas 2.968,57 Ha atau 11,01% dari total luas wilayah Kota Kendari. Nilai korelasi antara SPT dan NDVI berada pada angka -0,66 yang berarti bahwa tingkat kerapatan vegetasi berbanding terbalik dengnan nilai suhu permukaan tanah atau semakin rendah indeks kerapatan vegetasinya, maka semakin tinggi suhu permukaan tanahnya. |
| Identifikasi Determinasi Faktor Penentu Lokasi Pembangunan Permukiman Masyarakat Dan Perumahan Yang Dibangun Oleh Swasta Di Kabupaten Muna | Author : Putri Herfa, Irfan Ido, Noor Husna Khairisa | Abstract | Full Text | Abstract :Pertambahan penduduk di Kabupaten Muna menyebabkan peningkatan kebutuhan akan rumah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi faktor penentuan lokasi pembangunan permukiman masyarakat dan perumahan yang dibangun oleh swasta; (2) menganalisis perbedaan faktor dominan dalam penentuan lokasi pembangunan permukiman oleh masyarakat dan perumahan yang dibangun oleh swasta. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif yang dilanjutkan dengan analisis faktor lokasi pembangunan permukiman dan pembangunan perumahan. Hasil penelitian ini antara lain: (1) Faktor penentu lokasi pembangunan permukiman oleh masyarakat dengan 3 urutan teratas antara lain: pelayanan air, listrik dan telepon, faktor kondisi jaringan lingkungan, dan keberadaan ruang terbuka. Faktor penentu lokasi pembangunan perumahan oleh swasta adalah faktor tingkat kemiringan lahan, faktor ketersediaan jaringan listrik, faktor kedekatan jarak, dan faktor kemudahan dalam pemasaran; (2) Faktor dominan dalam penentuan lokasi pembangunan permukiman oleh masyarakat antara lain tempat tinggal asal, ketersediaan lahan yang luas, harga tanah yang terjangkau, masuk dalam wilayah kota dan kondisi lingkungan. Sedangkan pengembang cenderung mempertimbangkan faktor letak, yaitu lokasi termasuk dalam daerah pengembangan kota, kedekatan jarak, lokasi yang strategis, harga tanah dan untuk memenuhi kebutuhan perumahan daerah. |
| Analisis Perubahan Lahan Sawah Areal Pengairan Bendungan Dikaitkan Dengan Ketahanan Pangan | Author : Nursajidah, La Ode Muh. Golok Jaya, Laode Muh. Iradat Salihin | Abstract | Full Text | Abstract :Konversi lahan pertanian menimbulkan dampak negatif terhadap pembangunan pertanian, sehingga menurunkan kapasitas produksi pertanian, rusaknya sistem pengairan dan hilangnya investasi yang telah ditanamkan dalam membangun jaringan irigasi dan pembuatan teras pematang sawah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perubahan lahan sawah menggunakan Citra Landsat multitemporal; (2) mengetahui pengaruh perubahan lahan sawah areal Bendungan Wawotobi terhadap pemenuhan kebutuhan dan ketahanan pangan. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah: (1) analisis penggunaan lahan dengan metode berbasis objek; (2) analisis estimasi produksi dan kebutuhan beras. Hasil penelitian ini antara lain: (1) perubahan luas lahan sawah tahun 2009 seluas 4.291,6 ha dan meningkat menjadi seluas 7.162,67 ha pada tahun 2018; (2) analisis estimasi produksi tanaman padi pada empat Kecamatan di Kabupaten Konawe dalam areal Pengairan Bendungan Wawotobi, yaitu Kecamatan Pondidaha didapat sebesar 8.138,99 ton dan kebutuhan beras 837,9 ton/tahun dengan jumlah penduduk 11.970 jiwa, Kecamatan Wonggeduku sebesar 48.416,13 ton dan kebutuhan beras 952,14 ton/tahun dengan jumlah penduduk 13.602 jiwa, Kecamatan Wawotobi sebesar 9.801,20 ton dan kebutuhan beras 1.619,8 ton/tahun dengan jumlah penduduk 23.140 jiwa, dan Kecamatan Unaaha sebesar 1.984,27 ton dan kebutuhan beras 1.821,89 ton/tahun dengan jumlah penduduk 26.027 jiwa. |
| Analisis Pengembangan Kawasan Agropolitan Di Kecamatan Sinjai Barat | Author : Ahmad Hidayat, Suratman Suratman, Danang Sri Hadmoko | Abstract | Full Text | Abstract :Kecamatan Sinjai Barat adalah merupakan salah satu kecamatan yang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan. Luas wilayah Kecamatan Sinjai Barat adalah 13,53 km2 atau 16,53% dari luas total wilayah Kabupaten Sinjai. Penelitian ini bertujuan : 1) mengidentifikasi jenis komoditas unggulan; 2) mengetahui kesesuaian lahan; 3) mengidentifikasi pola sebaran spasial pengembangan kawasan agropolitan. Metode penelitian adalah metode deskriptif berupa pengumpulan dan pengolahan data lapangan, metode pemetaan, metode Location Quotient (LQ), dan metode matching pada software atau program Land Classification and Landuse Planning (LCLP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) hasil perhitungan LQ komoditas padi, ketimun, sawi, kentang, wortel, kubis, tomat, serta buncis merupakan komoditas unggulan. 2) kelas kesesuaian lahan, padi dengan kelas kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai) 329,49 Ha, S3 (sesuai marginal) 2821,77 Ha, kentang, wortel, sawi, buncis, dan tomat memiliki kelas kesesuaian lahan S2 742,02 Ha dan untuk kelas kesesuaian lahan S3 2409,24 Ha. Komoditas lainnya yakni ketimun dan buncis memiliki kelas kesesuaian lahan S2 742,02 Ha, S3 2062,82 Ha serta kelas kesesuaian lahan N (tidak sesuai) 346,42 Ha. 3) adapun luas lahan yang dapat digunakan untuk pengembangan komoditas padi 329,49 Ha, kentang, wortel dan tomat 1276,59 Ha, ketimun dan sawi 412,53 Ha, buncis 519,47 Ha serta kubis 613,18 Ha. |
| Analisis Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Lahan Gambut di Kabupaten Barito Kuala | Author : Noor Husna Khairisa, Junun Sartohadi, M.Anggri Setiawan | Abstract | Full Text | Abstract :Pertambahan jumlah penduduk, peningkatan kebutuhan, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan diikuti dengan perkembangan usaha peningkatan kesejahteraan penduduk mengakibatkan pemusatan perhatian lebih kepada fungsi sosial ekonomi dan pemanfaatan lahan gambut dibandingkan dengan fungsi ekologinya. Masyarakat lahan gambut pada umumnya bekerja sebagai petani yang merupakan pekerjaan yang diwariskan secara turun temurun sejak awal penggunaannya. Lahan gambut di Kabupaten Barito Kuala dominan digunakan sebagai lahan pertanian padi, perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit dengan jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian sebanyak 18.023 jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sosial ekonomi petani yang menggunakan lahan gambut untuk pertanian di Kabupaten Barito Kuala. Penelitian ini menggunakan metode survei. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan Accidential Sampling. Metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis sosial ekonomi data petani yang dibagi menjadi 3 kelas data berdasarkan komoditas yang dominan diusahakan, yaitu padi, karet dan kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman usaha tani yang paling lama dimiliki oleh petani padi. Umur petani pada ketiga komoditas yang diusahakan adalah 45-59 tahun, anggota keluarga petani berkisar antara 2-6 orang. Petani memiliki tingkat pendidikan yang rendah, terutama petani padi, mereka dominan bahkan tidak lulus Sekolah Dasar (SD). Luas kepemilikan lahan adalah sedang (0,5 - 1 ha) dan luas (>1 ha). Semua petani memiliki pendapatan rendah (< 1.500.000 Rupiah), sehingga petani perlu memiliki pekerjaan tambahan entah yang masih dalam maupun diluar sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kontribusi pendapatan dari pekerjaan lain pada keseluruhan pendapatan petani adalah sebesar 70% - 91%. |
| Pengaruh Struktur Geologi Terhadap Endapan Nikel Laterit Di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara | Author : Hasria, Erwin Anshari, La Ode Restele, Deniyatno, Firdaus, Muliddin, Ali Okto, Suparwi Suparwi | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian yang dilakukan di daerah Morombo, Kabupaten Konawe Utara Sulawesi Tenggara, Indonesia bertujuan untuk mengindentifikasi struktur geologi yang berkembang dan menganalisis hubungan struktur geologi dengan kadar nikel (Ni) dan besi (Fe) pada endapan nikel laterit daerah penelitian. Penelitian ini melakukan pengamatan dan pengambilan sampel yang representatif secara langsung di lapangan pada bulan Juli-Desember tahun 2019. Sampel dianalisis menggunakan analisis X-Ray Fluoresence (XRF), untuk mengetahui sebaran kadar nikel (Ni) dan (Fe) dan pengaruh struktur terhadap endapan nikel laterit. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebaran kadar Ni dan Fe sangat bervariasi dengan kadar rata-rata sebesar 15.42 %. Struktur geologi yang berkembang adalah kekar berupa kekar gerus dan kekar tarik. Hasil analisis tegasan umum struktur geologi dengan kadar Ni dan Fe menunjukkan bahwa kadar Ni meningkat pada daerah yang memiliki struktur dengan mengikuti orientasi struktur geologi karena unsur ini memiliki tingkat daya larut yang tinggi sehingga mudah bergerak ke arah sepanjang struktur geologi. Sebaliknya, kadar Fe tidak terlalu berpengaruh terhadap orientasi struktur geologi karena unsur ini bersifat immobile dan tidak mudah larut karena memiliki kestabilan yang lebih tinggi. |
| Prediksi Perubahan Lahan Terbangun Dengan OBIA LCM Pada Citra Terfusi di Kota Kendari | Author : Adnan Maulana El-Mi’Raj, Fitra Saleh, L.M Iradat Salihin | Abstract | Full Text | Abstract :Penggunaan lahan disetiap tahunnya akan mengalami perubahan. Perkembangan tersebut bisa jadi tidak terkendali, sehingga perencanaan prediksi perubahan lahan penting untuk dikaji. Dalam memprediksi dapat dilakukan dengan menggunakan citra, khususnya citra Landsat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) distribusi penggunaan lahan terbangun di Kota Kendari pada tahun 2014 dan 2019 dengan metode OBIA pada citra terfusi; (2) melihat arah perubahan penggunaan lahan terbangun di Kota Kendari pada tahun 2024 dan 2029 dengan metode Land Change Modeler (LCM). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode klasifikasi penggunaan lahan berbasis piksel OBIA dan pemodelan prediksi perubahan penggunaan lahan Land Change Modeler (LCM). Hasil penelitian ini antara lain: (1) luas lahan terbangun pada tahun 2014 di Kota Kendari seluas 6.061,85 hektar dan luas penggunaan lahan terbangun di Kota Kendari pada tahun 2019 seluas 6.716,96 hektar dengan perubahan penggunaan lahan terbangun tahun 2014 sampai dengan tahun 2019 dengan pertambahan luas 2,43%; (2) Arah perubahan penggunaan lahan terbangun di Kota Kendari diprediksikan cenderung berkembang ke arah Kecamatan Baruga karena dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kemiringan lereng dan jaringan jalan. |
| Analisis Pola dan Intensitas Curah Hujan Berdasarkan Data TRMM di Sulawesi Tenggara | Author : Erna Yulisari, Muliddin, Jamal Harimudin | Abstract | Full Text | Abstract :Cuaca dan iklim merupakan sebuah proses fenomena di atmosfer yang keberadaannya sangat penting dalam berbagai aktivitas kehidupan. Perhatian mengenai informasi cuaca dan iklim semakin meningkat seiring dengan meningkatnya fenomena alam yang tidak lazim terjadi atau biasa disebut dengan cuaca ekstrim yang sulit untuk dikendalikan dan dimodifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan intensitas curah hujan berdasarkan data TRMM di Sulawesi Tenggara berdasarkan aspek temporal. Metode analisis data yaitu analisis korelasi dan uji signifikan untuk mengetahui hubungan data TRMM dengan data stasiun curah hujan, serta menggunakan persamaan Mononobe untuk intensitas curah hujan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pola hujan di Sulawesi Tenggara merupakan pola region A tipe monsunal dengan ciri terjadi puncak musim hujan yang terjadi antara bulan Desember, Januari, Februari dan puncak musim kemarau terjadi antara Bulan Agustus dan September. Kecendrungan intensitas curah hujan mengalami kenaikan dengan kala ulang yang lebih lama. |
| Mitigasi Penyebaran Covid-19 Melalui Pemetaan Kepadatan Pemukiman, Mobilitas Penduduk dan Lingkungan Kelurahan Kadia Kota Kendari | Author : Weka Widayati, Sawaludin Sawaludin, Anita Indriasary, Weko Indira Romanti Aulia, Saban Rahim | Abstract | Full Text | Abstract :Isu pandemi Covid-19 menjadi perhatian dunia dan sampai saat ini belum diprediksi kapan akan berakhir. Penyebaran Covid-19 merubah pola interaksi dalam kurun waktu yang cepat dan drastis karena adanya pemberlakukan pembatasan pergerakan dan kegiatan manusia. Kota Kendari termasuk daerah yang terdampak penyebaran Covid-19 dan salah satu kelurahan yang terdampak dengan status zona merah adalah kelurahan Kadia. Dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 di kelurahan Kadia, perlu dilakukan mitigasi melalui pemetaan kepadatan pemukiman, mobilitas penduduk dan lingkungan. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan mitigasi penyebaran Covid-19 melalui pemetaan kepadatan pemukiman, mobilitas penduduk dan lingkungan kelurahan Kadia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dan overlay peta. Hasil penelitian menunjukan kepadatan pemukiman di kelurahan Kadia pada tingkat yang tinggi (25-34) pada RW 002, RW 007 dan RW 008. Kepadatan penduduk di kelurahan Kadia yang tinggi pada (62-92) pada RW 001 RT 002, RW 002, RW 007 RT 001 dan 003, RW 008 RT 003, dan RW 009 RT 003. Tingkat mobilitas penduduk dikelurahan Kadia yang tinggi (90-174) pada RW 002 RT 002, RW 003 RT 001 dan 002, RW 004 RT 001, 002 dan 003, RW 005 RT 001, RW 006 RT 001, dan RW 007. Secara spasial kondisi lingkungan kelurahan Kadia didominasi oleh lahan terbangun dengan jumlah penduduk sebanyak 7775 jiwa. Berdasarkan hasil pemetaan kepadatan pemukiman, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan lingkungan maka mitigasi tingkat potensial penyebaran Covid-19 di kelurahan Kadia difokuskan pada titik potensial yang tinggi (RW 002) dan titik potensial yang sedang (RW 007). Beberapa langkah mitgasi penyebaran Covid-19 yang dilakukan adalah memasang poster mitigasi penerapan protokol kesehatan dengan memakai masker, selalu mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak. |
| Analisis Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Di Kecamatan Nambo Kota Kendari (Studi Kasus: Pantai Nambo) | Author : Muliati, La Ode Restele, Fitra Saleh | Abstract | Full Text | Abstract :Pariwisata adalah segala hal yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancongan, dan hiburan yang dilakukan dengan sukarela dan bersifat sementara serta didukung oleh berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kondisi lingkungan kegiatan pariwisata di Kecamatan Nambo; (2) mengetahui daya dukung lingkungan pariwisata Di Kecamatan Nambo. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yaitu mengetahui kondisi lingkungan kegiatan pariwisata dan menganalisis daya dukung lingkungan pariwisata pantai di Kecamatan Nambo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pantai Nambo merupakan Pantai yang terdiri dari pasir putih dengan topografi yang tidak curam,memiliki suasana yang tenang, udara yang dingin dan pemandangan yang indah. Pantai Nambo sendiri telah menyediakan fasilitas seperti tempat parkir, gazebo, tempat bilas mandi dan tempat sampah. Namun masih terdapat pengunjung yang membuang sampah sembarangan sehinggah mengotori lingkungan Pantai Nambo; (2) Berdasarkan perhitungan daya dukung lingkungan objek wisata Pantai Nambo, maka diperoleh nilai daya dukung fisik (PCC) atau jumlah maksimum wisatawan yang dapat diterima di area wisata dengan luas 10,3 ha sebesar 3.961 wisatawan/hari dengan nilai kapasitas manajemen (MC) sebesar 0,54 dan nilai daya dukung efektif (ECC) sebesar 2.138 wisatawan/hari dengan mempertimbangkan nilai PCC dan MC. |
| Analisis Kondisi Sosial Dan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Poasia | Author : Wa Ode Uliana, Ahmad Hidayat, Anita Indriasary | Abstract | Full Text | Abstract :Kondisi fisik lahan perkotaaan semakin sempit dan kurangnya ruang terbuka untuk pengelolaan sampah sehingga perlu ditingkatkan partisipasi masyarkat dalam pengelolaan sampah agar masyarakat mampu secara mandiri peduli terhadap lingkungan. Tujuan penelitian ini,yaitu: (1) untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Poasia terhadap pengelolaan sampah; (2) untuk mengetahui pengaruh pengetahun lingkungan ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Poasia terhadap pengelolaan sampah. Metode penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan melakukan analisis regresi linear berganda pada aplikasi SPSS versi 16.0. Hasil penelitian ini antara lain: (1) kondisi sosial ibu-ibu rumah tangga (umur, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan) berpengaruh terhadap pengelolaan sampah. Hal ini dibuktikan dengan uji regresi linear berganda diperoleh nilai signifikan kondisi sosial (X1) adalah sebesar 0,771 dan nilai t hitung sebesar 0,292; (2) pengetahuan lingkungan ibu-ibu rumah tangga berpengaruh terhadap pengelolaan sampah. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai signifikan pengetahuan (X2) sebesar 0,000 dan nilai t hitung sebesar 5,565. Oleh karena itu, Kelurahan Anggoeya perlu mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah, karena wilayah tersebut memiliki volume sampah terbesar di Kecamatan Poasia namun kondisi sosial ibu rumah tangga masih lebih rendah jika dibandingkan dengan wilayah lain seperti Kelurahan Anduonohu dan Kelurahan Anggoeya. Selain itu, pengetahuan ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Anggoeya dominan kategori buruk. |
| Kajian Kualitas Permukiman Kawasan Pesisir Kecamatan Marobo Kabupaten Muna | Author : Sitti Halija, Jufri Karim, Sawaludin Sawaludin | Abstract | Full Text | Abstract :Penataan ruang kawasan pesisir harus dipandang sebagai upaya dalam peningkatan kualitas kawasan fisik dan kesejahteraan masyarakat.Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu tidak berfungsinya drainase secara optimal belum terdapatnya sarana mandi, cuci, kakus (MCK) dan kondisi faktor fisik rumah yang masih berstruktur kayu dan semi permanan. Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) menganalisis kondisi fisik permukiman kawasan pesisir; (2) menganalisis kualitas permukiman kawasan pesisir dan merumuskan strategi pemecahan masalah permukiman kawasan pesisir Kecamatan Marobo Kabupaten Muna. Metode penelitian ini, yaitu: (1) kondisi fisik permukiman diketahui dengan melakukan interpertasi citra satelit Google Earth:(2)kualitas permukimandiketahui denganpendekatan keruangan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi pada aplikasi ArcGIS dengan melakukan teknik analisis scoring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)nilai kelayakan bangunan rumah hunian Desa Marobo, yaitu 70% dengan luas lantai >7,2, skor 5 bisa di kategorikan cukup luas, kemudian kelurahan Paroha 50 %, dengan luas lantai >7,2 skor 3, Kelurahan Wadolau nilai kelayakan bangunan rumah hunian, yaitu 30% dengan luas lantai >7,2 skor 2 dan terakhir Kelurahan Tapi-Tapi nilai kelayakan bangunan rumah hunian, yaitu <10% dengan luas lantai>7,2 skor 1, sehingga bisa di kategorikan cukup kecil/sempit; (2) permukiman penduduk di Pesisir Desa Tapi-Tapi, Desa Wadolau, dan Desa Marobo didominasi oleh rumah nelayan, dengan luas pekarangan dan luas rumah tinggal cukup kecil/sempit. Kondisi fisik rumah tinggal penduduk di Kecamatan Marobo termasuk kategori semipermanen yang tercermin dari jenis bahan dinding rumah yang mayoritas terbuat dari papan kayu berkualitas sedang. |
| Analisis Tingkat Kekumuhan Permukiman Pesisir Di Kecamatan Abeli | Author : Sitti Asyfa, Irfan Ido, Nurgiantoro Nurgiantoro | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk menentukan indeks kekumuhan permukiman pesisir dan menganalisis kondisi eksisting permukiman di Kecamatan Abeli Kota Kendari dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode overlay dengan memberikan penilaian pada setiap indikator kekumuhan yang telah ditetapkan oleh Dirjen Perumahan dan Permukiman seperti: kepadatan bangunan, kelayakan bangunan, aksesibilitas lingkungan, drainase lingkungan, pelayanan air bersih, pengelolaan air limbah dan pengelolaan persampahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks kekumuhan permukiman pesisir di Kecamatan Abeli terdiri dari dua kelas yaitu kumuh sedang dan kumuh berat. Kelas kumuh sedang dengan indeks kekumuhan 2,5-3,4 terdapat di Kelurahan Pudai RT 02, Kelurahan Lapulu RT 01 dan 02, Kelurahan Poasia RT 03 dan 05, Kelurahan Talia RT 01. Kelas kumuh berat dengan indeks kekumuhan 3,5- 4,4 terdapat pada Kelurahan Pudai RT 01, Kelurahan Lapulu RT 03 dan Kelurahan Talia RT 02, 03 dan 04. kondisi eksisting untuk tingkat permukiman kumuh sedang memiliki kondisi lingkungan umumnya cenderung menengah, dimana terdapat beberapa aspek yang memiliki kesamaan dengan permukiman kumuh ringan. Kondisi kumuh berat kondidsi lingkungannya buruk, terdapat kecenderungan bahwa semakin buruk tingkat kekumuhan permukiman, maka semakin buruk pula kondisinya dengan memilki kondisi sarana dan prasarana yang tidak memadai dan kondisi lingkungan yang kurang terjaga. |
|
|