Pengaruh Kualitas Jasa Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Toko Cahaya Di Kecamatan Laung Tuhup Kabupaten Murung Raya | Author : Yunisa Sartika, Tonich Uda, Rinto Alexandro | Abstract | Full Text | Abstract :Kualitas pelayanan ini dapat diartikan sebagai tingkat kepuasan tamu atau konsumen. Sedangkan tingkat kepuasan tamu ini sendiri dapat diperoleh dari perbandingan atas jenis pelayanan yang nyata diterima oleh konsumen dengan jenis pelayanan yang diharapkan oleh konsumen. Jenis kualitas pelayanan yang baik adalah jenis pelayanan yang memuaskan dan sesuai dengan pelayanan yang diharapkan oleh konsumen. Namun jika pelayanan ini dapat melampaui harapan konsumen, maka jenis kualitas pelayanan ini dapat dikategorikan sebagai pelayanan yang sangat berkualitas atau sangat memuaskan. Sedangkan jenis kualitas pelayanan yang buruk adalah jenis pelayanan yang berada jauh di bawah standar atau tidak sesuai dengan ekspekstasi pelayanan yang diharapkan oleh konsumen. Hasil penelitian: Diketahui Nilai F Hitung adalah sebesar 321.444. karena nilai f hitung 321.444 > f table 2.60, maka kualitas Jasa secara simultan berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen.
|
| Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Dwie Karya Ghom (Golden Hill Oil Mill) Desa Sei Hanyo Kecamatan Kapuas Hulu Kabupaten Kapuas | Author : Widya Agustina, Tonich Uda, Rinto Alexandro | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini dilatar belakangi oleh motivasi kerja karyawan karena untuk mewujudkan tujuan perusahaan tidaklah mudah diperlukan sumber daya manusia yang profesional, manajemen yang baik dan organisasi yang sehat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Motivasi instrinsik karyawan perusahaan bisa dikatakan sudah cukup baik karena sebagian besar karyawan PT. Dwie Warna Karya GHOM (Golden Hill Oil Mill) Desa Sei Hanyo Kecamatan Kapuas Hulu Kabupaten Kapuas sudah memperoleh keberhasilan dalam mencapai sesuatu dan sebagian besar dari mereka memperoleh pengakuan dari atasan mereka, dan sifat pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar pekerjaan dan mereka mempunyai rasa tanggung jawab yang baik terhadap pekerjaan yang mereka jalani. Motivasi ekstrinsik karyawan perusahaan bisa dikatakan kurang baik dikarenakan jawaban dari masing-masing narasumber atau karyawan banyak yang mengeluh. Yang pertama terhadap kebijakan organisasi perusahaan yang masih tidak jelas dan tidak tetap sewaktu-waktu bisa mengalami perubahan dan tidak ada ketegasan terhadap peraturan yang diberlakukan, yang kedua terhadap pelaksanaan kebijakan organisasinya juga tidak jelas karena dari kebijakannya yang tidak tetap selalu berubah ubah membuat pelaksanaannya pun tidak baik, yang ketiga terhadap hubungan interpersonal tidak ada permasalahan dalam hubungan antar sesama rekan kerja karyawan memiliki hubungan kerja yang baik, yang keempat terhadap kondisi kerja disini karyawan itu sendiri banyak mengeluh terutama terhadap perlengkapan kerja contohnya seperti pemberian APD (alat perlindungan diri) padahal setiap 6 bulan sekali ada anggaran untuk hal itu. Begitu juga terhadap alat-alat penunjang kerja yang sangat masih kurang, dan yang keenam sistem upah dan gaji dalam pelaksanaan penggajian masih tidak tepat waktu dikarenakan pada saat closing dari pihak estate selalu terlambat untuk closing payroll, maka dari itu pihak pabrik juga akan menerima gaji pun terlambat. |
| Kualitas Pelayanan Jasa Pada Usaha Laundry Ririn Di Jalan G. Obos XII Kota Palangka Raya | Author : Risa Susanti, Tonich Uda, Rinto Alexandro | Abstract | Full Text | Abstract :Kualitas pelayanan sangat penting pada industri jasa, kualitas pelayanan terbaik merupakan suatu profit strategi untuk meningkatkan lebih banyak pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang ada, menghindari kaburnya pelanggan, dan menciptakan keunggulan khusus yang tidak ada hanya bersaing dari segi harga. Apabila pelayanan yang diterima atau dirasa sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan, maka kualitas pelayanan dapat dipersepsikan baik dan memuaskan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan tersebut memberi kepuasan dan kebahagian kepada pelanggan. Perusahaan sebagai individu dalam suatu sistem memfokuskan kegiatan kepada pelanggan sebagai konsumen jasa, agar dapat lebih efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatan dalam memberikan atau menyediakan jasa maupun produk yang berkualitas sesuai dengan harapan pelanggan. Dilain pihak, perusahaan sebagai suatu sistem juga harus membahagiakan pelanggan internal, dalam hal ini adalah karyawan (produsen jasa). Tujuannya agar dapat menghasilkan layanan yang berkualitas sesuai dengan harapan pelanggan eksternal. Dari lima dimensi kualitas pelayanan yang digunakan untuk melihat kualitas pelayanan jasa pada laundry Ririn di jalan G. Obos XII Palangka Raya yaitu Tangibel (Berwujud), Reliability (Kehandalan), Responsiviness (Ketanggapan), Assurance (Jaminan), dan Empathy (Empati) dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan jasa yang ada di laundry Ririn Palangka Raya sangat baik. Ini bisa dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada para informan. Dan laundry Ririn Palangka Raya selalu meningkatkan kualitas guna menciptakan hubungan yang saling menguntungkan bagi para pelanggan dan pemberi pelayanan secara terus-menerus. |
| Upaya Pengurus Koperasi Pegawai Negeri Telaga Mangku Dalam Mensejahterakan Anggota Di Desa Baun Bango Kecamatan Kamipang Kabupaten Katingan | Author : Sri Sapitri, Yanson I Nyalung, Tonich Uda | Abstract | Full Text | Abstract :Latar belakang dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Upaya pengurus Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Telaga Mangku dalam mensejahterakan anggota melalui peningkatan pendapatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) anggota. Fokus penelitian ini adalah Upaya Pengurus Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Telaga Mangku Dalam Mensejahterakan Anggota Di Desa Baun Bango Kecamatan Kamipang Kabupaten Katingan. Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi ketua, sekretaris, bendahara dan anggota Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Telaga Mangku. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi, wawancara,dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa pertama Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Telaga Mangku meningkatkan kualitas anggota dengan mengadakan pelatihan. Kedua, upaya atau kegiatan untuk meningkatkan pendapatan anggota yaitu dengan memberikan pinjaman kepada anggota Maksimal pinjaman yang diperbolehkan Rp.50.000.000.00 (Lima Puluh Juta Rupiah) dengan jangka waktu pelunasan pinjaman yaitu 5 tahun (60 bulan) bunga tetap 1%. Ketiga, pengurus Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Telaga Mangku memiliki faktor pendukung dalam mensejahterkan anggotanya dilihat dari anggotanya itu sendiri dimana anggota tersebut berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan mempunyai gaji tetap sehingga iuran yang di bayar anggota setiap bulannya dapat berjalan lancar tanpa ada penunggakan pada setiap bulannya, faktor penghambat yaitu pengembalian pinjaman anggota, dimana transaksi pembayaran pinjaman antar anggota dan pengurus masih dilakukan secara manual bukan dilakukan secara otomatis atau langsung dilakukan pemotongan gajih melewati bank. Keempat, anggota merasakan kesejahteraan dengan upaya pengurus baik dari segi, informasi, pelayanan, keramah tamahan, bunga pinjaman, pencatatan tabungan, serta keamanan pada saat menabung, maka anggota merasa sangat senang dan aman terhadapa upaya yang sudah dilakukan pengurus Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Telaga Mangku ini. |
| Upaya Guru Memotivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di SMP Negeri 2 Palangka Raya | Author : Yensi Yana, Sri Rohaetin, Revnussa Oktobery | Abstract | Full Text | Abstract :Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian tujuan. Ada dua jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Guru sebagai pendidik dan pengajar tentu mengupayakan agar siswa dan siswi dapat belajar dengan baik, sehingga prestasi belajar meningkat sehinggadapat menyamai prestasi belajar temantemannya atau bahkan diatas rata-rata kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja upaya guru untuk memotivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Palangka Raya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan melibatkan 45 orang siswa SMP Negeri 2 Palangka Raya, Data dijaring melalui angket secara tertutup (angket tertutup) untuk siswa yang diperkuat dengan hasil wawancara kepada Guru IPS dan dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. Dari hasil wawancara diketahui bahwa dari 90 populasi siswa kelas VIII-8, VIII-9 dan VIII-10 masih ada siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75, hal ini dikarenakan banyaknya siswa kurang aktif dalam mengikuti KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang berlangsung. ada siswa yang menggunakan waktunya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat dengan bermain dengan kawan kawannya saat proses pembelajaran berlangsung, Dari hasil angket upaya guru untuk memotivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Palangka Raya dinyatakan bahwa guru telah melakukan upaya dalam memotivasi belajar siswa. Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh guru antara lain : memberikan angka/nilai, memberi hadiah, memberi ulangan, memberi pujian, memberi hukuman dan memberi metode pembelajaran yang bervariasi. |
| Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Minat Belajar Siswa Di MTS Negeri 2 Kota Palangka Raya | Author : Opi P Setiawati, Yanson I Nyalung, Jairi Jairi | Abstract | Full Text | Abstract :Beberapa permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah, banyaknya masyarakat yang berminat menggeluti profesi ini, namun sangat sedikit dari mereka yang benarbenar berkompeten di bidang profesi keguruan, atau dengan kata lain belum memenuhi kriteria kompetensi profesional guru. Guru yang memiliki kompetensi profesional guru adalah guru yang berkualitas, berkompeten, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan suasana belajar yang menyenangkan serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang nantinya akan menghasilkan minat belajar siswa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesinal guru terhadap minat belajar siswa. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari guru dan siswa. Hasil penelitian ini diperoleh persamaan regresi linier Y = 7,665 + 0,285X. Dari persamaan tersebut diketahui nilai regresi variabel X sebesar 0,285 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 nilai kompetensi profesional guru, maka nilai minat belajar siswa bertambah sebesar 0,285.Nilai signifikan = 0,003 < 0,05. Karenanilai signifikan lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 maka dari itu dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi profesional guru terhadap minat belajar siswa di MTsN 2 Kota Palangka Raya.Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi R Square (R2) diperoleh nilai R2 = 0,588. Artinya adalah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap minat belajar siswa sebesar 58,8% dengan kategori sedang. Sedangkan sisanya 41,2% dipengaruhi oleh variabel – variabel lain diluar model regresi dalam penelitian ini. |
| Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Di SMA Negeri 1 Tewang Sangalang Garing Kabupaten Katingan | Author : Wawan Nopardo Andika Saputra, Jairi Jairi, Sri Rohaetin | Abstract | Full Text | Abstract :Upaya meningkatkan profesionalisme guru merupakan salah satu kewajiban kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan baik pada kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dalam lembaga pendidikan profesionalitas seorang guru sangat diperlukan karena untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagodik guru dengan cara mengadakan pembinaan dan pengawasan secara langsung kepada guru terkait dengan proses pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, juga dengan cara penilaian terhadap laporan tertulis yang dibuat oleh guru berupa perangkat pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, seperi Program Tahunan (PROTA), Program Semester (PROMES), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (2) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru dengan cara memberikan contoh yang baik terhadap guru. Di samping itu, kepala sekolah selalu mengadakan pengawasan terhadap guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Jika ada perilaku guru yang berseberangan atau tidak sesuai dengan norma kompetensi kepribadian guru, maka kepala sekolah melakukan pembinaan berupa pendekatan individual serta memberikan teguran secara langsung terhadap guru tersebut. (3) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi sosial dengan cara menciptakan nuansa kebersamaan dan kekeluargaan dengan cara meningkatkan komunikasi antarguru. Sehingga tercipta suasana kerja yang harmonis dan nyaman di dalam lingkungan sekolah. (4) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru, dengan cara melakukan pembinaan maupun mengikut sertakan guru dalam kegiatan diklat, seminar, workshop, maupun KKG, untuk memperluas pengetahuan guru serta mendapatkan ilmu yang baru, sehingga mampu menerapkannya dalam proses pembelajaran di sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan Output peserta didik. |
| Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS MAateri Peninggalan Sejarah Berskala Nasional Dengan Pendekatan Pembelajaran Resitasi (Penugasan) Pada Peserta Didik Kelas V SDN 1 Tabore Kecamatanan Mantangai Tahun Pelajaran 2018/2019 | Author : Punding Punding | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian menggunakan rancangan penelitian Tindakan Kelas (PTK) guna meningkat hasil belajar IPS. Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran dengan metode belajar aktif metode Resitasi (Penugasan) pada materi Peninggalan Sejarah berskala nasional pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dalam setiap siklus, yaitu siklus I (62,96%), siklus II (77,78%), siklus III (88,89%). Penerapan metode belajar aktif metode Resitasi (Penugasan) pada materi Peninggalan Sejarah berskala nasional pelajaran mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban peserta didik yang menyatakan bahwa peserta didik tertarik dan berminat dengan metode belajar aktif metode Resitasi (Penugasan) pada materi Peninggalan Sejarah berskala nasional pelajaran sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar Penerapan metode belajar aktif metode Resitasi (Penugasan) pada materi Peninggalan Sejarah berskala nasional pelajaran efektif untuk mengingatkan kembali materi Peninggalan Sejarah berskala nasional ajar yang telah diterima peserta didik selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi ujian kenaikan kelas yang segera akan dilaksanakan. |
| Implementasi Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Guru Di SD Negeri Jejangkit Timur Tahun Pelajaran 2016/2017 | Author : Surnadi Surnadi | Abstract | Full Text | Abstract :Konsep kualitas tak dapat dilepaskan dari manajemen mutu, sebab kualitas bukan barang tambang yang sudah jadi, melainkan sebuah proses dinmisyang baru dapat dicapai setelah diusahakan dari waktu kewaktu. Diprogram dengan baik, melibatkan semua orang dengan komitmen yang tinggi. Baru dapat dicapai dalam kurun waktu yang relative lama, dengan mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki. Kualitas bukan sesuatu yang dapat dicapai dengan mudah, melainkan sebuah tanggung jawab yang harus dilakukan secara simultan oleh semua orang dalam semua tingkatan organisasi, pada setiap waktu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas pekerjaan seorang guru tidak hanya dilihat pada saat ia mengajar di dalam kelas, tapi merupakan suatu keseluruhan tugas yang dapat meningkatkan mutu sekolah. Dalam penerapan mplementasi Komunikasi Interpersonal pada guru ini, didapati pengaruh yang positif terhadap terciptanya produktifitas kerja guru dalam kegiatan belajar mengajar, Hal ini ditandai dengan adanya kenaikan signifikan pada tiap siklusnya, siklus I sebesar 65% dan siklus II sebesar 80%. Hal ini menunjukkan keberhasilan program reward guru terhadap motivasi dalam mengajar guru. |
| Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pesawat Sederhana Menggunakan Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kuala Pembuang I Tahun Pelajaran 2017/2018 | Author : Nuripah Nuripah | Abstract | Full Text | Abstract :Proses pendidikan tidak lepas dari pembelajaran: Hasil Belajar, Materi Pesawat, karena pembelajaran merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi belajar peserta didik. Setiap model pembelajaran lebih mengarahkan guru dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Proses pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar yang ditandai dengan perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Seorang guru hanya dapat dikatakan telah melakukan kegiatan pembejaran jika terjadi perubahan perilaku pada diri peserta didik sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Ada hubungan fungsional antara perbuatan guru dengan perubahan perilaku peserta didik. Artinya proses pembelajaran tersebut memberikan dampak kepada perkembangan peserta didik. |
| Meningkatkan Hasil Belajar IPS Tema Lingkungan Materi Memahami Peristiwa Penting Dalam Keluarga Secara Kronologis Dengan Menggunakan Metode Role Playing Dengan Media Gambar Kelas II SDN 1 Teluk Palinget Tahun Pelajaran 2016/2017 | Author : Muslikhah Muslikhah | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian menggunakan rancangan penelitian Tindakan Kelas (PTK) guna meningkat hasil belajar IPS dengan model Pembelajaran inkuiri menggunakan pada tema Diri Lingkungan pada kelas II SD Negeri 1 Teluk Palinget Kecamatan Pulau Petak. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas II (dua) Sekolah Dasar
Negeri 1 Teluk Palinget Kecamatan Pulau Petak Kabupaten Kapuas yang terdiri dari 21 orang peserta didik. Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Penelitian ini menggunakan analisis nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajar individu dan secara klasikal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ada Peningkatan Aktivitas Pembelajaran pada pembelajaran awal sebelum tindakan adalah 52%, dengan dilakukannya tindakan pembelajaran model pembelajaran Menggunakan metode Role Palying pada siklus I meningkat menjadi 67%, dan pada siklus II dengan persentase aktivitas pemBelajaran memenuhi standar ketuntasan efektifitas belajar mencapai 100%.Ada Peningkatan hasil pembelajaran data awal diperoleh nilai rata-rata pembelajaran dari 69,33 atau 52% pra tindakan pembelajaran, setelah dilaksanaan pembelajaran dengan metode Menggunakan metode Role Palying meningkat menjadi 71,62 pada siklus I dengan persentase ketuntasan 67%. Pada Siklus II rata-rata nilai meningkat menjadi 75,48 dengan ketuntasan 100%. |
| Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Humanistik Pada Kelas V Mata Pelajaran PKn Di SDN 1 Halimaung Jaya | Author : Nahrowi Nahrowi | Abstract | Full Text | Abstract :Fakta menunjukan bahwa sampai saat ini masih sering terjadi praktik pendidikan yang membelenggu kebebesan hakiki manusia. Tidak jarang juga terjadi praktik pendidikan yang memperlakukan peserta didik tidak lebih sebagai pelayan dengan menempatkan posisi pendidik sebagai tuannya. Peserta didik masih saja menjadi objek. Mereka diposisikan sebagai orang yang tertindas, orang yang tidak tahu apa-apa, orang yang harus dikasihani, oleh karenanya harus dijejali dan disuapi bahkan dilakukan indoktrinasi-indoktrinasi. Pendekatan humanistik adalah pendekatan yang lebih manusiawi, ramah seperti kedekatan orang tua dengan anaknya, penuh kasih sayang. Pelaksanaan pendekatan humanistic adalah berorientasi pada individu dan
pengembangan diri (self). Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN 1 Halimaung Jaya kecamatan Seruyan
Hilir Timur Kabupaten Seruyan dengan subjek penelitian siswa kelas V berjumlah 25 orang, terdiri dari 10 laki-laki 15 Perempuan, Penelitian ini dilaksanakan pada semester I Tahun pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama 3 siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tingkat perubahan yang ingin dicapai. Sebagai acuan dari refleksi awal adalah acuan guru selama observasi. Penelitian tindakan kelas dengan prosedur a) perencanaan (planning), b) pelaksanaan tindakan (acting), c) observasi (observating), d) refleksi (reflection). Keberanian siswa bertanya dan mengemukakan pendapat, rerata perolehan skor pada siklus pertama 59.75% menjadi 69.44% pada siklus 2 dan 78.56% pada siklus 3. Pada siklus 3 mengalami kenaikan 9.12% dari siklus 2.Indicator motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pelajaran pada siklus pertama 60.20% dan pada siklus kedua 76.65% dan pada siklus ketiga 82.56%. Aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dan siklus 3 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus 1. Pada siklus 2 mengalami kenaikan 12.38% dibandingkan dengan siklus I. sedangkan pada siklus 3 mengalami kenaikan 9.23 % dibandingkan dengan siklus 2. Aktivitas siswa yang kurang relevan dengan kegiatan diatas mengalami penurunan persiklus yaitu siklus II 9.23 % dibandingkan siklus I dan siklus III 10.03 % dibandingkan siklus II. Skor rerata aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus pertama, siklus kedua dan peningkatan signifikan pada siklus ketiga. Skor rerata aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami penurunan dari siklus pertama, siklus kedua dan mengalami penurunan yang signifikan pada siklus ketiga. Skor rerata pemahaman siswa tentang materi-materi yang telah disampaikan mengalami peningkatan, demikian juga pada penuntasan belajar siswa mengalami peningkatan. |
| Upaya Meningkatkan Prestasi Kerja Guru Melalui Peran Pembinaan Kepala Sekolah Di SDN 3 Selat Tengah Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas | Author : Netty Sormin | Abstract | Full Text | Abstract :Seorang kepala sekolah dalam organisasi sangat dibutuhkan dalam membawa pada tujuan organisasi yang telah ditetapkan, fungsinya sebagai penanggung jawab sekolah. Pembinaan prestasi kerja guru merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan lembaga pendidikan. oleh karena itu peran kepala sekolah sangat penting untuk membantu guru agar lebih profesional dalam bekerja. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembinaan prestasi kerja guru masih belum terlihat adanya guru yang berprestasi, guru teladan, kurangnya kedisiliplinan guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga pengajar atau pendidik sehingga belum adanya diperoleh guru yang berprestasi. Hal tersebut kemungkinan juga dipengaruhi oleh kurangnya segi pengawasan, pengelolaan kerja kepala sekolah kurang maksimal dalam menjalankan perannya, masih kurangnya pelaksanaan pengawasan terhadap kerja guru, pembagian tugas guru, dan pengembanggan kualitas kerja guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kepala sekolah, strategi kepala sekolah dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan prestasi kerja guru. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan empat orang guru. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepala sekolah dalam pembinaan prestasi kerja guru dilaksanakan dengan menyesuaikan kondisi maupun keadaan guru agar pretasi kerja dapat tercapai, strategi yang dilaksanakan kepala sekolah dengan memberikan motivasi, pengembangan kreatifitas, mempercepat karir guru dan meningkatkan kesejahteraan guru yang belum terlaksana dengan maksimal karena dipengaruhi oleh pendapatan sekolah yang masih minin, faktor ekonomi sosial dan budaya. Faktor penghambat prestasi kerja guru: kurangnya fasilitas yang memadai, guru kurang mendukung dalam kegiatan pembinaan prestasi kerja guru, kurangnya tenaga ahli dalam pembinaan prestasi kerja guru. Faktor pendukung prestasi kerja guru: kepala sekolah senantiasa memberi arahan maupun dorongan terhadap guru yang memiliki kinerja terbaik dan guru biasa saja, sebagian guru sangat mendukung program pembinaan prestasi yang direncanakan oleh guru dan kepala sekolah, guru antusias dalam mengikuti pembinaan prestasi kerja guru guna pengembagan kopetensi, pengalaman dan pengetahuan. |
| Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Tes Hasil Belajar Akhir Semester II Melalui Workshop Di SDN 1 Mantangai Tengah Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas Tahun Pelajaran 2017/2018 | Author : Mariyana Mariyana | Abstract | Full Text | Abstract :Guru merupakan faktor dominan dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu meningkatkan kemampuan guru mutlak dilakukan agar terjadi peningkatan kemampuan di dalam mengelola proses pembelajaran. Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa seorang guru tersebut mampu menyusun tes telah banyak dilakukan seperti mengikuti penataran, dan pelatihan lainnya. Dari hasil evaluasi terhadap kedua bentuk upaya tersebut, ditemukan belum banyak memberikan sumbangan terhadap profesional guru. Sehubungan dengan hal tersebut muncul pemikiran untuk memberdayakan pengawas sekolah untuk lebih banyak mengadakan pembinaan secara kolaboratif yang bersifat kekeluargaan, keterbukaan dan keteladanan yang dilaksanakan melalui workshop menyusun tes hasil belajar akhir semester yang layak dipakai. Berdasarkan pemikiran tersebut maka peneliti ini bertujuan untuk menjawab bagaimana upaya meningkatkan meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester melalui workshop SDN 1 Mantangai Tengah Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas Tahun pelajaran 2017/2018? Penelitian ini dilaksanakan melalui workshop menyusun tes dengan jumlah guru 10 orang guru yang diikutkan dalam workshop yang mengajar mata pelajaran SDN 1 Mantangai Tengah Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas Tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini melakukan penilaian satu kali siklus. Tes sudah selesai dianalisis dan dinilai berdasarkan 2 parameter yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam bekerja maka peneliti melengkapi dengan panduan observasi yang meliputi : 1. Silabus, 2.RPP, 3 Buku pengangan, 4. format kisi – kisi tes, 5. kesiapan mental yang masing – masing diberikan skor 1 – 4. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan melalui workshop maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan guru SDN 1 Mantangai Tengah Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas Tahun pelajaran 2017/2018 dalam menyusun tes hasil bejar akhir
semseter genap meningkat. |
| Upaya Meningkatkan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Problem Solving Pada Kelas VI SDN 2 Kuala Pembuang I | Author : Slamet Mulyono | Abstract | Full Text | Abstract :Dalam kehidupan ini, kita senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah dan pilihan sehingga dituntut untuk mampu berpikir secara kritis dan kreatif dalam menyelesaikan suatu masalah. Itulah sebabnya mengapa siswa perlu dibiasakan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah sangat penting dalam rangka pembentukan manusia yang kreatif, kritis dan inovatif, serta menghargai nilai-nilai perjuangan bangsa yang sasarannya lebih ditekankan pada pembentukan pemahaman, kesadaran dan wawasan para siswa sebagai bekal kehidupan di masa mendatang. Melalui penerapan Metode Problem Solving dalam pembelajaran IPS, siswa diharapkan dapat terlibat secara langsung dalam mencari dan menemukan masalah serta memiliki kemampuan yang optimal dalam memecahkan masalah-masalah yang ada. Dalam kehidupan ini, kita senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah dan pilihan sehingga dituntut untuk mampu berpikir kritis dan kreatif. Itulah sebabnya mengapa siswa perlu dibiasakan untuk mengembangkan kemampuan tersebut, sehingga nantinya memudahkan siswa dalam memikirkan dan mencari jalan keluar bagi masalah tersebut sebagai suatu proses penyelesaian akan suatu masalah. Kebanyakan kegiatan pembelajaran geografi dibangku sekolah dalam hal ini kelas VI SDN 2 Kuala Pembuang I dirasakan siswa sebagai pelajaran yang sangat membosankan dimana pelajaran geografi hanyalah pelajaran yang menceritakan kejadian-kejadian yang tidak akan terjadi lagi yang biasanya menerangkan suatu tempat/ruang, waktu/tahun dan nama-nama tokoh/pelaku yang harus diingat dan dihafal oleh siswa Selain itu materi dalam pelajaran sejarah juga menerangkan tentang sejarah perkembangan bangsa Indonesia yang berisikan banyak konsep - konsep, tahun penemuan, tempat penemuan, pola hidup, hasil-hasil
kebudayaannya, membuat peta persebarannya dan mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu. Bahkan ada sebagian siswa yang menganggap bahwa pelajaran IPS hanya pelajaran tambahan yang tidak disertakan dalam Ujian Sekolah (US). Berawal dari kondisi tersebut penelitian ini dilakukan, selain untuk memperbaiki pola pembelajaran, juga diharapkan siswa dapat terlibat secara aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran geografi. Dengan demikian guru diharapkan memiliki kemampuan dalam memilih, menentukan, dan menggunakan metode pembelajaran yang mampu menciptakan situasi yang kondusif, sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran IPS. Dalam hal ini guru memiliki peranan penting dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar. Dengan demikian seorang guru diharapkan memiliki kemampuan untuk menggunakan berbagai strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran 115 geografi sehingga peranan guru dapat lebih maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berkeinginan untuk menerapkan metode problem solving dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran geografi. |
|
|