Rancang Bangun Pendeteksi Curah Hujan Menggunakan Tipping Bucket Rain Sensor dan Arduino Uno | Author : Muhammad Syahbeni, Arif Budiman, Rosda Syelly, Indra Laksmana, Hendra | Abstract | Full Text | Abstract :Curah hujan merupakan salah satu parameter hujan yang dapat diukur. Curah hujan dinyatakan dengan seberapa besar tinggi air yang ditimbulkan oleh hujan di suatu daerah.Penakar Curah Hujanadalahalat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun kepermukaan tanahdengan membandingkannya denganper satuan luas. Curah hujan 1 (satu) milimeter, maksudnya adalah daerah datar dengan luassatu meter persegi tertampung air setinggi 1 (satu) milimeter atau tertampung air sebanyak 1 (satu) liter atau 1000 ml.Salah satu sistem penakar hujan adalah tipping bucket. Penakar hujan Tipping Bucketmempunyai luas permukaan corongnya beragamsperti: 0.1 mm, 0.2 mm, 0.5 mm dan lain-lain. Penelitian iniresolusi Tipping Bucket yang digunakan ialah 0.2 mm, dan juga memakai Modul Sensor Reed Switch.Reed Switch akan bekerja ketika magnet yang di tempel pada bagian tengah Tipping Bucket mendekati sensor Reed Switch, yang dimana Tipping Bucket akan bergerak disaat curah hujan masuk ke dalam corong dan akan ditampung pada Tipping Bucket yang membuat Tipping Bucket akan berjungkit. Kemudian Reed Switch akan mendeteksi magnet yang ada pada Tipping Bucket. Mikrokontroler berfungsi untuk membaca data dari Modul Sensor Reed Switch yang tiap kali ada sentuhan dari magnet. |
| Rancang Bangun Mesin Pengiris Buah Pinang Muda Tipe Horizontal | Author : Fauzan Azima, Perdana Putera, Oktaviyani, Rahmad Zulfani, Rudi Hernando | Abstract | Full Text | Abstract :Biji pinang merupakan salah bahan campuran dalam memakan sirih, bahan campuran pembuatan permen, zat pewarna merah alami, dan diekstrak untuk mendapatkan zat-zat antioksidan alami yang menguntungkan seperti tanin. Pinang muda diolah ditingkat petani dalam bentuk irisan yang kemudian dikeringkan. Penelitian ini bertujuan untuk mempercepat proses produksi dan mengurangi kecelakaan kerja karena pengolahan buah pinang muda biasanya dilakukan dengan cara diiris tipis dengan menggunakan pisau. Prinsip pengirisan pinang ini dilakukan secara horizontal dengan mengubah gerak rotasi dari motor listrik menjadi gerak linear bolak-balik. Dengan adanya mesin ini diharapkan pekerjaan pengirisan akan lebih efektif dan efisien dari segi waktu serta aman bagi pekerja itu sendiri. Perbandingan kinerja mesin pengiris pinang muda dengan alat manual dengan menggunakan mesin pengiris adalah 1 :15,54. Dari uji analisa ekonomi maka didapat harga jual Rp. 5.070.000, biaya tetap (Fixed cost) Rp 1.277.640,-/tahun, biaya tidak tetap (Variable cost) Rp 11.361,56,-/jam, biaya pokok Rp.458.869 dan Break Event Point 20.607,09 kg/tahun. |
| Rancang Bangun Mesin Pengupas Tempurung Kelapa | Author : Gaib Prayogi, Robby Wahyudy, Satria Yogaswara, Teguh Primayuldi | Abstract | Full Text | Abstract :Kelapa banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluandan buah kelapa merupakan bagian yang paling sering dimanfaatkan. Buah kelapa diolahmenjadi berbagai jenis makanan, minuman,masakandan bahan baku pembuatan minyak (kopra). Untuk menghasilkan kopra dan santan, buah kelapa dipisah terlebih dahulu antara daging buah dan tempurung. Untuk produksi santan, pengupasan tempurung ini berguna untuk menjaga kemurnian santan.Pemarutan daging kelapa beserta tempurung secara manual ataumekanikdinilai kurang efektif karena cara pemarutan ini membuat tempurung juga ikut terparut sehingga hal ini mempengaruhikualitas santan.Pengupasan tempurung kelapa dengan menggunakan mesin pengupasmembutuhkan waktu rata–rata 205 detikper kelapa. Sedangkan pengupasan satu buah secara manual menghabiskan waktu sekitar 528 detik. Kapasitas pengupasan kelapa melalui penggunaan mesin dan manual adalah 17 buah kelapa/jam dan 8 buah/jam. Hal ini membuktikan bahwa kinerja mesin2 kali lebih cepat daripada kinerja pengupasan secara manual. Hasil analisa ekonomi mesin pengupas tempurung kelapa diperolehbiaya tetapsebesar Rp 748.696 /tahun, biaya tidak tetapsebesar Rp 11.147,87 /jam,biaya pokok untuk pengupasan satu buah kelapa adalah Rp 674 dan Break Event Point adalah 5.190 buah per tahun. |
| Rancang Bangun Mixer Adonan Kerupuk Tipe Horizontal | Author : Ruri Jalil Jabbar, Shohibul Ihsan, Pino Gusnedi, Arbi Zuladha | Abstract | Full Text | Abstract :Kerupuk ikan termasukjenis makanan keringbertekstur renyah yang digemari masyarakat luas. Kerupuk terbuat dari bahan-bahan yang mengandung pati cukup tinggi. Dalam proses produksi kerupuk ikan,diperlukan beberapa peralatan salah satunyaadalah mixeradonan kerupuk tipe horizontal. Mixer adonan kerupuk tipe horizontal memiliki keunggulan, seperti mudah dalam perawatan danpengoperasian serta harga jual yang murah dan terjangkau oleh produsen skala menengah dan kecil. Mixer adonan kerupuk tipe horizontal memiliki kapasitas kerja rata-rata 127,3kg/jamdan break event point6.010,8kg/tahun. |
| Analisis Pengaruh Pelapisan Benih dengan Bahan Desikan dan Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Benih Kakao (Theobroma Cacao L.) di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember | Author : Siti Suleho Batubara, John Nefri, Nofrianil | Abstract | Full Text | Abstract :Peran benih dari perbanyakan generatif sangat besar. Benih berkualitas biasanya disediakan oleh perkebunan besar yang jauh dari perkebunan petani kecil sehingga pengiriman benih membutuhkan waktu lama. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas biji kakao. upaya untuk menjaga kualitas benih dengan perlakuan pektin desiccant dan Polyethylene glycol 6000. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian bahan pengering, lama penyimpanan, dan interaksi keduanya dalam menjaga kualitas biji kakao. Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian Kopi dan KakaoIndonesia, Jember. Penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorialyang diulang dua kali. Faktor pertama adalah desikan dan faktor kedua adalah lamapenyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan pengeringanmemilikipengaruh yang signifikan pada galat1% terhadap kadar air, tingkat perkecambahan, dan indeks vigor biji kakao, danpada tingkat 5% terhadap benih berjamur selama penyimpanan, tidak signifikan dalam Berat biji setelah disimpan. Lamapenyimpanan secara signifikanpada galat 1%mempengaruhi kadar air, tingkat perkecambahan biji, dan terbukti dalam perdagangan 5% dari indeks vigor benih kakao, tidak signifikan dalam berat benih setelah simpan, dan benih berkecambah selama penyimpanan. Pengaruh kedua faktor memiliki pengaruh yang signifikan pada galat1% terhadapkadar air, benih berjamur selama penyimpanan, perkecambahan, dan indeks vigor benih, dan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap berat benih setelah penyimpanandan benih berkecambah dalam penyimpanan. |
|
|