Analisis Luaran Pasien Malnutrisi yang Mendapat Terapi Gizi di RS Ibnu Sina Makassar Tahun 2015-2016 | Author : Kurnia Junita Sari Risal | Abstract | Full Text | Abstract :Latar belakang: Malnutrisi dapat timbul sejak sebelum dirawat di rumah sakit karena penyakitnya atau asupan zat gizi yang tidak cukup, namun tidak jarang pula malnutrisi ini timbul selama dirawat inap. Sejumlah studi menunjukkan bahwa terapi gizi yang optimal dapat memperbaiki hasil luaran klinis dan memangkas biaya perawatan kesehatan. Salah satu pendekatan asuhan gizi yang direkomendasikan oleh The American Diabetes Association (ADA) dan Departemen Kesehatan adalah medical nutrition therapy atau terapi gizi medis (TGM). Keuntungan pelaksanaan TGM adalah menurunkan Length of Stay (LOS), membantu mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya faktor risiko lanjut, memperbaiki kualitas hidup, dan menghemat biaya.
Tujuan: Menganalisis luaran pasien malnutrisi yang mendapat terapi gizi di RS Ibnu Sina Makassar pada tahun 2015-2016
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan teknik consecutive sampling. Sampel penelitian adalah rekam medik pasien malnutrisi sesuai kriteria inklusi dan ekslusi yang dirawat di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar pada Tahun 2015-2016.
Hasil: Setelah dilakukan uji Mann Whitney, terdapat perbedaan yang signifikan antara perubahan kadar albumin pasien malnutrisi yang diberi terapi gizi dengan pasien malnutrisi yang tidak diberi terapi gizi (p=0,008). Terdapat pula perbedaan yang signifikan antara perubahan kadar limfosit pasien malnutrisi yang diberi terapi gizi dengan pasien malnutrisi yang tidak diberi terapi gizi (p=0,008). Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara lama perawatan pasien malnutrisi yang diberi terapi gizi dengan pasien malnutrisi yang tidak diberi terapi gizi (p=0,139)
Kesimpulan: Terdapat perubahan kadar albumin dan limfosit yang signifikan pada pasien malnutrisi yang diberikan terapi gizi dibandingkan dengan pasien malnutrisi yang tidak diberikan terapi gizi. Sedangkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara lama perawatan pasien malnutrisi yang diberikan terapi gizi dengan pasien malnutrisi yang tidak diberikan terapi gizi. |
| Analisis Tingkat Kepuasan Pelayanan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2018 | Author : Muhammad Pasca Rivaldi | Abstract | Full Text | Abstract :Latar belakang : Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting yakni penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang baik seharusnya memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan para pemakai jasa pelayanan kesehatan, apabila pelayanan kesehatan berhasil dipenuhi akan dapat menimbulkan rasa puas terhadap pelayanan kesehatan yang di selenggarakan
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan pasien rawat inap kelas I,II, & III terhadap pelayanan penerimaan pasien, pelayanan perawat, pelayanan dokter, pelayanan makanan dan gizi, pelayanan penunjang medic, dan lingkungan fisik.
Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik korelasional yang menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap kelas I,II, & III sebanyak 80 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner
Hasil : 80 responden menunjukkan bahwa secara keseluruhan, 34 responden (42,5%) merasakan sangat puas terhadap pelayanan secara umum, 42 responden (52,5%) merasakan puas terhadap pelayanan secara umum, dan 4 responden (5%) merasakan cukuop puas terhadap pelayanan secara umum.
Kesimpulan : Kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar terhadap pelayanan secara umum yang merupakan gabungan dari pelayanan penerimaan pasien, pelayanan perawat, pelayanan dokter, pelayanan makanan dan gizi, pelayanan penunjang medic, dan terhadap lingkungan fisik didapatkan 42,5% merasa sangat puas terhadap pelayanan secara umum, 52,5% merasakan puas terhadap pelayanan secara umum, dan 5% merasakan cukup puas terhadap pelayanan secara umum |
| Shoulder Hand Syndrome | Author : Imran Safei | Abstract | Full Text | Abstract :Shoulder hand syndrome (SHS), adalah suatu bentuk dari Reflek simpatetik distrofi (RSD), ICD-10 M.89.0, yang merupakan sinonim dari Complex Regional Pain Syndrome (CRPS) Type I. Istilah Shoulder hand syndrome (SHS) merupakan istilah yang kurang tepat untuk digunakan secara keseluruhan, oleh karena seringkali gejala-gejala yang timbul pada tangan dapat terjadi tanpa disertai dengan gejala-gejala pada daerah bahu |
| Karakteristik Gambaran EKG Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Periode Januari-Juni 2017 | Author : Ayu Pratiwi Hasari | Abstract | Full Text | Abstract :Latar belakang : Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg setelah dua kali pengukuran terpisah. Hipertensi dapat mengakibatkan perubahan pada anatomi dan atau fungsi jantung yang dapat menyebabkan morbiditas dan atau mortalitas. Perubahan itu sendiri dapat dideteksi dengan elektrokardiografi (EKG).Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik gambaran EKG Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar.Metode : Penelitian ini menggunakan studi deskriptif untuk mengetahui Karakteristik gambaran EKG pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina periode Januari-Juni 2017. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 September sampai dengan 10 November 2018. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi yang masuk di Rumah Sakit Ibnu Sina mulai tanggal 1 Januari 2017 sampai 30 Juni 2017 yaitu sebanyak 60 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Karakteristik gambaran EKG Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina di olah dengan program microsoft office excel 2010. Hasil : Dari 60 subjek penelitian didapatkan pasien hipertensi yang memiliki kelainan irama pada EKG nya berupa Sinus Sinus takikardi yaitu sebanyak 2 Orang(3,33%), Sinus Bradikardi yaitu sebanyak 3 orang (5%), yang memiliki Atrial Fibrilasi sebanyak 2 orang (3.33%), dan pasien yang tidak memiliki kelainan irama sebanyak 53 orang (83,33%). Karakteristik gelombang P pada EKG pasien hipertensi yang termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 55 orang (91,67%), dan pasien dengan gelombang P melebar sebanyak 5 orang (8,33%).Karakteristik interval PR pada EKG pasien hipertensi yang termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 59 orang (98,33%), dan pasien dengan interval PR memanjang sebanyak 1 orang (1,67%). Karakteristik kompleks QRS untuk menentukan derajat LVH menurut teori Sokolow-Lyon yang termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 57 orang (95%), dan pasien dengan gambaran LVH sebanyak 3 orang (5%). Sedangkan menurut teori Romhilt pada EKG pasien hipertensi yang termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 57 orang (95%), dan pasien dengan gambaran LVH sebanyak 3 orang (5%). Sedangkan LVH menurut teori Cornell pada EKG pada pasien hipertensi yang termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 59 orang (98,33%), dan pasien dengan gambaran LVH sebanyak 1 orang (1,67%). Karakteristik segmen ST pada EKG pasien hipertensi yang termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 47 orang (78,33%). Untuk pasien dengan Segmen ST Elevasi sebanyak 10 orang (16,67%); dan untuk pasien dengan Segmen ST Depresi sebanyak 3 orang (5%). Karakteristik gelombang T pada EKG pasien hipertensi yang dalam kategori normal yaitu sebanyak 44 orang (73,33%), pasien dengan gelombang T inferted sebanyak 15 orang (25%), dan untuk pasien dengan gelombang T tinggi sebanyak 1 orang (1,67%).Karakteristik gelombang U pada EKG nya yaitu sebanyak 0 orang (0%), dan pasien yang tidak memiliki gelombang U sebanyak 60 orang (100%). Kesimpulan : Karakterisktik Irama pada EKG pasien Hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari-Juni tahun 2017 yaitu terdapat pasien hipertensi dengan Sinus takikardi yaitu sebanyak 2 Orang, Sinus Bradikardi yaitu sebanyak 3 orang, dan yang memiliki Irama Atrial Fibrilasi sebanyak 2 orang. Karakterisktik Gelombang P pada EKG pasien hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan januari sampai bulan Juni 2017 yaitu terdapat pasien dengan gelombang P melebar sebanyak 5 orang. Karakterisktik Interval PR pada EKG pasien Hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari-Juni tahun 2017 yaitu terdapat pasien dengan interval PR memanjang sebanyak 1 orang. Karakterisktik kompleks QRS pada EKG pasien Hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari-Juni tahun 2017 dengan melihat kriteria LVH dimana didapatkan pasien Hipertesi dengan LVH menurut kriteria LVH Sokolow-Lyon sebanyak 3 orang, menurut kriteria Romhilt-Estes yaitu sebanyak 3 orang, dan menurut teori Cornell sebanyak 1 orang. Karakterisktik Segmen ST pada EKG pasien Hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari-Juni tahun 2017 yaitu pasien dengan Segmen ST Elevasi sebanyak 10 orang dan dengan Segmen ST Depresi sebanyak 3 orang. Karakterisktik Gelombang T pada EKG pasien Hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari-Juni tahun 2017 yaitu pasien dengan gelombang T inferted sebanyak 15 orang. Dan untuk pasien dengan gelombang T tinggi sebanyak 1 orang . Karakterisktik Gelombang U pada EKG pasien Hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari-Juni tahun 2017 yaitu pasien tidak memiliki gelombang U pada gambaran EKG nya sebanyak 60 orang. |
| Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2017 | Author : Rezky Putri Indarwati Abdullah | Abstract | Full Text | Abstract :Kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseluruhan upaya meningkatkan kinerja perawat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja perawat di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2017. Penelitian ini bertujuan mengertahui pengaruh : (1) gaya kepemimpinan terhadap kinerja perawat di RS Ibnu Sna Makassar 2017; (2) gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional secara bersama-sama terhadap kinerja perawat; (3) gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja perawat; dan (4) gaya kepemimpinan transaksional terhadap kinerja perawat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan rancangan observasional analitik. Desain yang digunakan cross-sectional study. Sampel sebanyak 120 orang perawat yang diambil melalui teknik proportional random sampling. Data primer diperoleh melalui kuesioner. Data dianalisis secara statistik melalui uji analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat dengan nilai uji t : 3,655 > 1,980 dan signifikansi t : 0,001 < 0,05; (2) gaya kepemimpinan transaksional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dengan uji t : 1,466 < 1,980; (3) gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat dengan uji F : 7,169 > 3,073 dan signifikansi F : 0,001 < 0,05. Variabel gaya kepemimpinan transformasional yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat di RS Ibnu Sina Makassar. |
| Infeksi Saluran Kemih (Isk) Komplikata Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar | Author : Yusriani Mangarengi | Abstract | Full Text | Abstract :Infeksi Saluran Kemih merupakan istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin.Adanya bakteri dalam urin disebut baktteriuria.Bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari105 colony forming units (CFU) pada biakan urin. ISK complicated (rumit) adalah infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomik/struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik. Kelainan ini akan menyulitkan pemberantasan kuman olehantibiotika.Pasien masuk UGD dengan keluhan sesak napas yang di alami sejak 3 bulan yang laludan dirasakan memberat saat itu juga. Pasien mempunyai riwayat penyakit DM dan Hipertensi dimana pasien tidak minum obat teratur, pasien juga mengatakan bahwa dirinya pernah dirawat di RS Soppeng dengan gagal ginjal.Pada Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak lemas dengan kesadaran baik. TD 150/100mmHg, Nadi 90x/menit, RR 18x/menit dan Suhu 36,8oC, kesan gizi cukup. konjungtiva mata anemis, Ekstremits superior dan inferior tampak udem. hasil uji laboratorium nilai Ureum=7g, kreatinin=166,Hb:7,4, WBC:8400, PLT:330.000, untuk hasil urinalisa didapatkan protein urin:+3, Blood:+3, Leukosit: 40-45uIU/mL dan diberikan Furosemide 40mg (2amp/8jam/iv) dan diberikan edukasi untuk dilakukan hemodialisis, pada pemeriksaan kultur urin dan didapatkan hasil pada hari ke 8 dari pemeriksaan kultur urin terdapat E.Coli |
| Hubungan antara Lebar Tekanan Nadi sebagai Prediktor Disfungsi Diastolik pada Pasien Kurang dari 45 Tahun | Author : Wisudawan | Abstract | Full Text | Abstract :Fungsi diastolik akhir-akhir ini menarik perhatian para ahli karena telah terdapat bukti-bukti bahwa kelainan fungsi diastolik mempunyai peranan yang penting pada berbagai bentuk kelainan jantung dan kekakuan vaskular, dimana penilaian fungsi diastolik memakan waktu dan kurang praktis untuk evaluasi secara serial. Beberapa penelitian terakhir, diantaranya Mahazarin dkk menunjukkan bahwa pelebaran tekanan nadi, menjadi salah satu penanda kekakuan vaskular berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini yaitu menilai hubungan antara lebar tekanan nadi dan disfungsi diastolik pada pasien £ 45 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian studi yang dilaksanakan di RS. Ibnu Sina Makassar pada tahun 2016 dengan jumlah sampel 74 subjek. Populasi penelitian adalah semua pasien poli jantung yang datang pertama kali berusia £ 45 tahun. Penilaian dilakukan dengan tanya jawab, pemeriksaan fisik dan tekanan darah dan echocardiografi. Data diuji dengan chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan nadi yang melebar (>60 mmHg) lebih banyak didapatkan kejadian disfungsi diastolik dibandingkan dengan fungsi diastolik normal yaitu 8 orang (10.81%). Sedangkan lebar tekanan nadi yang normal yaitu (40-60 mmHg) paling banyak didapatkan pada kelompok dengan fungsi diastolik normal yaitu 47 orang (63.51%) dibandingkan kelompok dengan tekanan nadi normal disertai gangguan fungsi diastolik yaitu 18 orang (24.32%). Berdassarkan dari penelitian ini maka didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tekanan nadi melebar dengan gangguan fungsi diastolik pada pasien £ 45 tahun dengan p<0,05 |
| Identifikasi Bakteri Udara di Ruang Operasi dengan Bakteri pada Luka Infeksi Pasien Pasca Operasi di Rumah Sakit Ibnu Sina | Author : Faisal Sommeng | Abstract | Full Text | Abstract :Latar belakang: Ruang operasi merupakan ruangan yang berpotensi tinggi menyebabkan infeksi nosokomial di rumah sakit terutama infeksi luka operasi. Lingkungan ruang operasi beresiko tinggi yang bisa menjadi tempat yang mudah menularkan infeksi dari dan ke penderita. Sumber infeksi juga dapat berasal dari personel kamar operasi, alat dan bahan penunjang pembedahan, lingkungan pembedahan dan pasien yang akan dibedah.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri udara di ruang operasi dengan bakteri pada luka pasien infeksi pasca operasi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
Metode: Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan melakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis untuk mengetahui jenis bakteri udara di ruang operasi dan bakteri pada luka pasien infeksi pasca operasierasi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan melalui pencatatan hasil identifikasi bakteri berdasarkan pemeriksaan mikroskopis dan biakan. Data diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel. Data univariat dianalsia secara deskriptif, lalu disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan diagram.
Hasil: Hasil penelitian yang dilakukan di Ruang Operasi Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar, didapatkan 14 sampel dan jenis bakteri yang ditemukan berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial. Hasil identifikasi bakteri ditemukan 6 bakteri pada ruang operasi yaitu bakteri Alkaligenes Faecalis 2 sampel (33%), Enterobacter aglomerans 2 sampel (33%), Klebsiella pneumoniae 1 sampel (17%) dan Escherichia coli 1 sampel (17%). Dan ditemukan 8 bakteri pada specimen pasien infeksi pasca operasierasi yaitu bakteri Escherichia coli 4 sampel (50%), Klebsiella pneumoniae 1 sampel (12%), Proteus mirabilis 1 sampel (12%), Alkaligenes faecalis 1 sampel (12%), dan Enterobacter alomerans 1 sampel (12%)
Kesimpulan: Bakteri yang terbanyak adalah bakteri basil gram negatif dan bakteri yang paling dominan pada udara di ruang operasi yaitu Alcaligenes faecalis dan Enterobacter aglomerans Bakteri yang paling mendominasi pada spesiemen pasien infeksi pasca operasi yaitu Escherichia coli. |
| Hubungan antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan Tekanan Darah pada Subjek Pria Usia Dewasa di Kelurahan Tamalanrea Indah Makassar | Author : Zulfiyah Surdam | Abstract | Full Text | Abstract :Latar belakang : Obesitas terutama obesitas abdominal adalah faktor resiko untuk penyakit kardiovaskular. Selanjutnya dijelaskan juga bahwa obesitas merupakan faktor resiko terjadinya peningkatan tekanan darah dan kadar trigliserida. Berdasarkan data Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2009, kelompok obesitas meningkatkan resiko hipertensi sebesar 2,79 kali. Selanjutnya dijelaskan bahwa resiko hipertensi meningkat sebesar 1,40 kali pada orang dengan obesitas abdominal. Salah satu cara menilai obesitas abdominal adalah dengan rasio lingkar pinggang panggul. Berdasarkan hal diatas perlu diteliti mengenai hubungan rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan Tekanan Darah
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah subjek pria usia dewasa 25-45 tahun di kelurahan Tamalanrea Indah, Makassar. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling, sampel diambil dari semua yang memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah subjek terpenuhi. Subjek diukur tekanan darah dan rasio lingkar pinggang panggul. Data yang terkumpul diuji secara statistik dengan uji Independent sample T-Test.
Hasil : Dari hasil analisis data didapatkan hubungan yang signifikan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah sistol (p=0,05). Sedangkan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah diastole tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0,05).
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah sistol dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan tekanan darah diastol |
| Analisis Hubungan Indeks Massa Tubuh terhadap Kejadian Kasus Preeklampsia di Rsia Sitti Khadijah 1 Makassar | Author : Mona Nulanda | Abstract | Full Text | Abstract :Latar Belakang: Preeklampsia merupakan masalah dalam pelayanan obstetri yang merupakan salah satu morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Angka kejadiaan preeklampsia di Indonesia sekitar 7 - 10% dari seluruh kehamilan. Preeklampsia adalah sindrom klinis pada masa kehamilan (setelah kehamilan 20 minggu) yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah (>140/90 mmHg) dan proteinuria (0,3 gram/hari) pada wanita yang tekanan darahnya normal pada usia kehamilan sebelum 20 minggu. Penyebab pasti preeklampsia masih belum diketahui, meskipun terdapat beberapa faktor risiko dan teori yang dikemukakan terkait dengan preeklampsia. Salah satu faktor yang berkaitan erat dengan terjadinya preeklampsia adalah obesitas. Preeklampsia termasuk dalam salah satu triad of mortality, selain perdarahan dan infeksi. Berdasarkan data terakhir yang diperoleh dari laporan rutin Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tahun 2010, dilaporkan bahwa preeklampsia-eklampsia merupakan penyebab nomor dua terbanyak kematian maternal di Indonesia.Selain itu juga dijelaskan bahwa kejadian preeklampsia ringan dan berat pada usia akhir kehamilan, lebih banyak ditemukan pada wanita kelebihan berat badan atau obesitas. Salah satu cara untuk mengidentifikasi adanya kelebihan berat badan atau obesitas pada dewasa adalah dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Tujuan : Untuk menganalisa hubungan Indeks Massa Tubuh dengan kejadian preeklampsia.
Metode : Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di RSIA Sitti Khadijah 1 makassar yaitu sebanyak 80 orang sepanjang bulan januari – september 2018 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Data diambil melalui rekam medik pasien.
Hasil : Dari 80 subjek penelitian didapatkan dalam kurun waktu bulan januari – September 2018 terdapat sebanyak 40 kasus preeklampsia di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar. Karakteristik indeks massa tubuh pada pasien yang mengalami preeklampsia didapatkan, indeks massa tubuh yang terbanyak adalah pasien dengan kategori Obese1 yaitu sebanyak 17 orang (42,5%). Kemudian kategori obese2, yaitu sebanyak 10 orang (25%), kategori overweight 4 orang (10%), kategori normal, yaitu sebanyak 9 orang (22,5%), dan kategori underweight sebanyak 0 orang (0%). Distribusi pertambahan berat badan sebelum hamil pada pasien berdasarkan indeks massa tubuh didapatkan, kategori pertambahan berat badan lebih, banyak terjadi pada pasien dengan indeks massa tubuh sebelum hamil obesitas yaitu sebanyak 6 orang (7,5%). Begitu juga pasien dengan pertambahan berat badan normal, banyak terjadi pada indeks massa tubuh sebelum hamil obesitas, yaitu sebanyak 10 orang (12,5%). Dan pasien dengan pertambahan berat badan kurang banyak terjadi pada pasien dengan indeks massa tubuh sebelum hamil normal yaitu sebanyak 31 orang (38,8%).
Kesimpulan : Karakteristik indeks massa tubuh pada pasien yang mengalami preeklampsia didapatkan, indeks massa tubuh yang terbanyak adalah pasien dengan kategori Obese1 yaitu sebanyak 17 orang (42,5%). Kemudian kategori obese 2 sebanyak 10 orang (25%), kategori overweight 4 orang (10%), kategori normal sebanyak 9 orang (22,5%), dan kategori underweight sebanyak 0 orang (0%). |
| Efek Nefroterapi Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia Amygdalina Delile) Parameter Kreatinin Tikus Putih Jantan Terinduksi Gentamisin | Author : Rizqi Nur Azizah, Rahmawati, Aritzah Dwi Widati | Abstract | Full Text | Abstract :Nefroterapi adalah tindakan berupa pengobatan untuk memperbaiki kerja dari fungsi ginjal yang telah rusak. Kerusakan ginjal dapat disebabkan oleh obat-obat yang bersifat nefrotoksik seperti gentamisin. Keadaan ginjal yang mengalami kerusakan akan sulit dalam menseksresi produk sisa seperti kreatinin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek nefroterapi ekstrak etanol daun afrika (Vernonia amygdalina Delile) dengan parameter kreatinin tikus putih jantan yang terinduksi gentamisin. Penelitian ini menggunakan 18 ekor tikus putih yang dibagi ke dalam 6 kelompok. Semua kelompok diinduksi gentamisin dosis 80 mg/kgBB selama 8 hari secara i.p kecuali kelompok normal dan dilanjutkan dengan terapi selama 14 hari secara oral. Pengukuran kadar kreatinin dilakukan pada hari ke-0, 9 dan 23. Data hasil penelitian kemudian dianalisis secara statistika dengan menggunakan uji t-berpasangan, One Way-Anova dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil analisa menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun afrika dosis 100, 250 dan 500 mg/kgBB memiliki efek nefroterapi yang sama seperti suplemen asam amino (p>0,05). |
| Laporan Kasus RSI Ibnu Sina | Author : Mochammad Erwin Rachman | Abstract | Full Text | Abstract :Dialami sejak lima tahun sebelum MRS. Kejang berupa sentakan diawali pada tungkai kanan tanpa disertai penurunan kesadaran. Pada satu minggu terakhir kondisi pasien memberat dengan kejang pada tungkai kanan lalu diikuti lengan kanan serta mulut mencong ke kanan ,disertai pingsan setiap kali kejang . Kejang berlangsung sekitar 5 menit , frekuensi satu kali dalam sehari dengan pola yang sama. Pasien juga mengalami kelemahan pada tubuh bagian kanan bersamaan dengan keluhan kejang tersebut dan juga bicara cadel. Sakit kepala tidak ada , demam tidak ada, mual tidak ada, muntah tidak ada.
Riwayat kejang sebelumnya tidak ada.
Riwayat trauma disangkal, riwayat hipertensi ada, riwayat DM tidak ada, riwayat penyakit jantung tidak ada. |
| Gangguan Skizoafektif Tipe Manik | Author : Muhammad Alim Jaya | Abstract | Full Text | Abstract :Pada pasien ini didapatkan adanya gangguan pola perilaku, gangguan afek dan arus pikir yang irrelevan dan flight of ideas, perjalanan penyakit menunjukkan gejala psikotik yang jelas, dan sudah memenuhi kriteria skizofrenia yakni afek yang inappropriate dan arus pikir yang irelevan dan ditemukannya waham terus ditambah dengan gejala afektif yang sama menonjol dan secara bersamaan ada, seperti gejala manik (berbicara terus, flight of ideas, afek yang meningkat) sehingga diagnosis diarahkan pada Gangguan skizoafektif tipe manik. |
| Manajemen Pasien Osteoartritis Secara Holistik, Komprehensif dengan Menggunakan Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Puskesmas Sudiang Raya Makassar | Author : Sitti Mutmainah, Armanto Makmun | Abstract | Full Text | Abstract :Osteoartritis merupakan suatu penyakit degeneratif pada persendian yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ras, genetik, merokok, trauma, pekerjaan (aktivitas), kebiasaan olahraga dan obesitas. Penyakit ini mempunyai karateristik berupa terjadinya kerusakan pada kartilago (tulang rawan sendi). Hal ini ditandai dengan pemecahan kartilago, perubahan tulang sendi, kerusakan tendon dan ligamen, dan berbagai derajat peradangan lapisan sendi. Insiden OA di Amerika pada usia 55-64 tahun yaitu 28% terkena OA genu dan 23% terkena OA panggul. Pada usia 65-74 tahun, 39% menggambarkan OA lutut dan 23% OA panggul. Pada usia >70 tahun 100% baik laki-laki maupun perempuan mempunyai gejala-gejala osteoartritis. Di Indonesia, prevalensi OA mencapai 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia >61 tahun, dimana perempuan lebih tinggi dari laki-laki. |
|
|