SPIRITUALITAS KRISTENDI ERA POSTMODERN |
Author : Febriaman Lalaziduhu Harefa |
Abstract | Full Text |
Abstract :Zaman semakin berkembang dari modern menjadi post-modern, prinsip hidup juga mulai berubah sesuai dengan zamannya,begitu juga dengan spiritualitas manusia,bagaimanakah sikap orang Kristen menilai zaman dan menghadapi zaman ini? Spiritualitas yang bagaimanakah yang harus diterapkan oleh orang percaya? Mengingat pengetahuan mengenai Spiritualitas Kristen di Era Postmodern sangat penting, oleh karena itu perlu memberikanpemhaman mengenaiwawasan spiritualitasKristen, agar orang percaya dapat bijaksana menghidupi zaman ini |
|
STUDI EKSEGETIS PERANAN ROH KUDUS DALAM PENGINJILAN BERDASRKAN INJILYOHANES 16:4B-15 |
Author : Waharman |
Abstract | Full Text |
Abstract :Salah satu tugas panggilan gereja di dunia ini adalah memberitakan Injil atau bersaksi tentang Kristus (Marturia), yaitu memberitakan kabar baik tentang keselamatan dari Tuhan Yesus kepada dunia yang penuh dengan dosa. Itusebabnya setiap orang Kristen yang telah menerima keselamatan harus menjadi saksiNya di tengah-tengah dunia ini, supaya mereka yang belum percaya mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dalam Kristus Yesus.Namun sering terjadi kegagalan dan rasa putus asa oleh para Penginjil, karena telah memberikan segala usaha yang terbaik dalam penginjilan tetapi belum ada jiwa yang percaya. Hal ini terjadi salah satunya karena banyak para penginjil belum memahami dan mempercayai peranan Roh Kudus di dalam penginjilannya.Oleh karena itu artikel ini dituliskan untuk memberikan pemahaman tentang peranan Roh Kudus dalam Penginjilan berdasarkan Injil Yohanes 16:4b-15 |
|
SPIRITUALITAS CALVIN SEBAGAISPIRITUAL FORMATIONMAHASISWATEOLOGI |
Author : Obet Nego |
Abstract | Full Text |
Abstract :Mahasiswa/i di sekolah teologiharuslah memiliki panggilan yang jelas dan teguh. Seringkali komitmen ini memudar oleh karena pengenalan akan Tuhan hanya terjadi dalam pikiran, bukan di hati. Oleh karena itu dibutuhkan pengajaran yang dapat mengundang mereka kembali untuk memperdalam komitmen mereka kepada Tuhan.Oleh karena itu, selain kemampuan intelektual, spiritualitas yang matang, dinilai menjadi syarat mutlak bagi mahasiswa teologi untuk menjadi hamba Tuhan yang siap melayani.Keberhasilan dalam pelayanan yang menuntut figur rohaniawan yang utuh, mengharuskan seorang hamba Tuhan untuk menjadi teladan dalam pengetahuan Alkitabnya, moral, dan spiritual. Sejak di dalampembentukan di kampuslah, diharapkan mahasiswa teologi harus menyadari pentingnya sebuah spiritualitas yang berbasis Alkitab, firman Allah.Oleh sebab itu, tulisan ini bertujuan untuk membahas Spiritualitas Calvin sebagai Spiritual Formation Mahasiswa Teologi |
|
IMMORALITY: SEBUAH STUDI BIBLIKAL-SISTEMATIS |
Author : Iman Kristina Halawa |
Abstract | Full Text |
Abstract :Pada masa kini banyak penyimpangan moral dalam kehidupan manusia. Penyimpangan moral tersebut telah meresap ke dalam segi kehidupan manusia, yaitu: dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan, seni, filsafat dan gereja. Penyimpangan tersebut terjadi oleh karena kurangnya pemahaman yang utuh mengenai immorality. Oleh karena itu melalui tulisan ini akan menyajikan secara fenomenologis penyimpangan moral dalam beberapa segi kehidupan manusia, selanjutnya dalam tulisan ini akan membahas akar terjadinya fenomena penyimpangan moral tersebut secara biblical-sistematis. Karena penulis menyakini bahwa fakta immoralitytelah hadir pada masa Alkitab (PL & PB) dan Alkitab juga memberikan fakta bagaimana Allah menyikapi peristiwa immoralityyang terjadi. Sehingga melalui tulisan ini orang percaya dapat menentukan sikap terhadap peristiwa immorality masa kini sesuai dengan bagaimana sikap Allah dalam Alkitab. |
|
EVALUASI TEOLOGIS PANDANGAN KARL BARTH TENTANG PENYATAAN UMUM |
Author : Made Nopen Supriadi |
Abstract | Full Text |
Abstract :Manusia mengenal Allah karenaAllah yang menyatakan diri-Nya. Alkitab mencatat ada dua cara Allah menyatakan diri-Nya, yaitu melalui penyataan umum dan penyataan khusus. Allah telah menetapkan penyataan umum melalui sarana alam semesta, hati nurani dan sejarah, sehingga melalui sarana tersebut manusia menyadari adanya pribadi yang Ilahi dan berotoritas. Namun seorang Theolog bernama Karl Barth menolak adanya penyataan umum untuk dapat mengenal Allah. Oleh karena itu melalui tulisan ini akan menjelaskan mengenai penyataan umum dan evaluasi teologis terhadap pandangan Karl Barth tentang penyataan umum |
|