Pemimpin Kristen Sebagai Agen Perubahan di Era Milenial | Author : Suhadi Suhadi, Yonatan Alex Arifianto | Abstract | Full Text | Abstract :Kepemimpinan yang sesungguhnya dimulai dari diri pribadi seorang pemimpin dengan hati seorang hamba, kemudian dinyatakan keluar untuk melayani orang lain. Yesuslah yang menjadi model teladan bagi pemimpin Kristen, sehingga pemimpin Kristen diberikan kemampuan oleh Allah untuk membawa perubahan sesuai yang dikehendaki oleh Allah. Pemimpin Kristen mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik, lebih berfaidah bagi Allah dan sesamanya, karena pemimpin Kristen adalah agen perubahan di era Melenial ini, yang membawa generasi mengerti literasi baru dan tidak buta teknologi. Penulisan ini menggunakan metode penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif, sehingga dapat mendeskripsikan pemimpin Kristen, dengan pembagian pengertian pemimpin secara khusus dalam kepemimpinan Kristen. Sehingga dapat mengkualifikasi pemimpin Kristen dan menjadikan kepemimpinnan adalah sebuah agen perubahan dengan cara dan langkah yang dilakukan pemimpin kristen untuk menjadi agen perubahan. Kepemimpinan Kristen dapat menjadi acuan untuk memajukan generasi milenial dan menjadi teladan melalui agen perubahan yang dapat membawa teknologi menjadi sebuah kebutuhan masa kini. |
| Studi Tentang Perkembangan Kesabaran Anak 4-5 Tahun Melalui Budaya Antre di TK Bina Kasih Terpadu | Author : Syukbertien Kariani Lombu, Eny Suprihatin | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian dengan judul Studi Tentang Perkembangan Kesabaran Anak 4-5 Tahun Melalui Budaya Antre di TK Bina Kasih Terpadu, Desa Rumah Sumbul, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, bertujuan untuk mendalami hasil pembiasaan budaya antre bagi siswa TK A dalam hal perkembangan kesabaran. Jenis penelitian ini adalah Penelitian lapangan (field research) menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang berusaha mengungkapkan fakta apa adanya. Penelitian kualitatif merupakan penyelidikan mendalam (indepth study). Dilakukan langkah-langkah penelitian lapangan menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan, pengamatan perilaku serta fenomena-fenomena. Penelitian kualitatif memberikan penekanan pada makna, penalaran, definisi situasi tertentu dalam konteks tertentu. Meneliti kehidupan sehari-hari. Penelitian dilakukan pada 9 anak. Dari pengamatan tampak anak saling dorong dan mendahului saat turun dari bus sekolah, mendorong teman saat bersalaman dengan guru, meletakkan sepatu dengan sembarangan di rak ketika masuk kelas, berlari saat mencuci tangan dan berlarian naik bus saat pulang sekolah. Oleh sebab itu menarik untuk diteliti perkembangan kesabaran anak usia 4-5 tahun melalui pembiasaan antre. Data dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Pembiasaan antre dilakukan mulai jam 08:00 WIB saat anak-anak turun dari bus, jam 08:30 WIB saat masuk dalam kelas, jam 10:30 WIB saat mencuci tangan dan jam 11:00 WIB saat anak-anak naik bus pulang ke rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembiasaan antre mampu mengembangkan kesabaran pada anak TK Bina Kasih Terpadu kelompok A. Kesimpulannya adalah bahwa kesabaran anak dapat dikembangkan dengan jalan pembiasaan. Dalam hal ini adalah pembiasaan budaya antre. |
| Telaah Prinsip Good-Relationship di Dalam Kepemimpinan dan Organisasi | Author : Sonny Eli Zaluchu, Mesirawati Waruwu | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur yang memanfaatkan konsep, teori dan penjelasan dari sumber sumber primer berupa buku, paper jurnal dan sumber akademik lainnya. Analisis disajikan secara secara deskriptif untuk mendalami prinsip ‘good-relationship’ sebuah pola hubungan yang tercipta di dalam kepemimpinan. Pendalaman prinsip di fokuskan pada usaha yang perlu dikembangkan oleh seorang pemimpin dalam memengaruhi dan berfungsi maksimal terhadap para pengikutnya untuk bergerak bersama-sama mewujudkan tujuan organisasi. Diperoleh kesimpulan bahwa kepemimpinan transformatif adalah kepemimpinan yang mengembangkan aspek good-relationship melalui empat komponen utama yakni: pemimpin yang menyingkirkan psikologi ketakutan, pemimpin yang berkomunikasi efektif, pemimpin yang bersifat terbuka atau transparan dan pemimpin yang bersifat empati dan mendengarkan. Seluruh komponen tersebut ternyata memberikan dukungan kuat bagi terbentuknya pola good-relationship di dalam organisasi manapun. Bahkan melaluinya dapat diperoleh komitmen afektif di kalangan pengikut. Juga ditemukan bahwa keempat komponen ini merupakan bagian penting di dalam praktik kepemimpinan Kristen. |
| Peran Elkana dan Hana terhadap Masa Kecil Samuel: Tahap Awal Mencetak Pemimpin Kristen | Author : Wisnu Prabowo | Abstract | Full Text | Abstract :Kepemimpinan kristen adalah hal penting yang harus dipersiapkan dengan baik. Nilai-nilai kekristenan harus menjadi nilai yang membedakan dengan nilai kepemimpinan yang lainnya. Seorang pemimpin kristen bukan hanya sekedar menjalankan peran kepemimpinan yang biasa saja. Pemimpin kristen juga harus mampu menyiapkan seorang penerus kepemimpinan. Di dalam kepemimpinan Imam Eli, Samuel adalah penerus kepemimpinan yang dipilih Tuhan. Samuel adalah orang asing bagi Imam Eli, tetapi Tuhan menyiapkan Samuel untukbisa menjadi penerus kepemimpinan Imam Eli. Kajian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode studi pustaka. Kajian ini meneliti sikap dan peran Elkana dan Hana sebagai orang tua di dalam kehidupan masa kanak-kanak Samuel. Hasil kajian yang diperoleh adalah: Pertama, orang tua yang taat dan setia kepada Tuhan mempunyai peran penting di dalam tahap awal pembentukan seorang pemimpin kristen. Kedua, orang tua harus merawat dan harus mempersiapkan setiap anaknya dengan baik dengan tujuan untuk bisa melayani Tuhan dan untuk menjadi seorang pemimpin kristen. Setelah merawat dan mempersiapkan seorang anak, orang tua juga harus memberi persetujuan kepada anaknya untuk bisa melayani Tuhan. Kepemimpinan kristen tidak dibentuk dengan cara instant, tetapi dibentuk sejak calon pemimpin kristen berusia kanak-kanak. |
| Transisi Kepemimpinan Antar Generasi: Studi Kasus di Gereja Kristen Nazarene di Indonesia | Author : Bakhoh Jatmiko | Abstract | Full Text | Abstract :Lingkungan kerja multi generasi adalah fenomena global yang muncul dewasa ini. Di berbagai organisasi di seluruh dunia akan terdapat empat hingga lima generasi yang bekerja ditempat dan waktu yang sama. Gereja Kristen Nazarene di Indonesia pada saat ini sedang menghadapi fenomena tersebut. Pengelolaan kepemimpinan yang berkaitan strategi suksesi kepemimpinan lintas generasi menjadi isu mendesak untuk dikaji. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan data tentang keragaman generasi yang ada di gereja dan untuk menemukan strategi untuk mengatasi persoalan suksesi kepemimpinan antar generasi. Penelitian dilakukan dengan menghimpun data dari lapangan dan juga melakukan studi literatur untuk mengkaji teori-teori dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Penelitian yang dilakukan menemukan bahwa transisi kempemimpinan lintas generasi merupakan hal mendesak bagi GKN di Indonesia. Oleh karena itu penulis menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai strategi transisi kepemimpinan lintas generasi, yaitu: mentoring, penguatan hubungan lintas generasi, program pengembangan kepemimpinan terencana dan kolaborasi kepemimpinan lintas generasi |
| Kembali ke Akar: Pendidikan Kristen dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim, Perang, dan Keterbatasan Akses Pendidikan | Author : Imbran Batelemba Bonde | Abstract | Full Text | Abstract :Abad 21 membawa banyak perubahan yang belum pernah di abad sebelumnya. Teknologi, mengambil peran yang cukup besar bagi kehidupan manusia. Namun, kemajuan tersebut, juga diikuti dengan tantangan yang khas abad 21. Hal ini, juga memberikan dampak yang besar bagi Pendidikan Kristen, yang pada akhirnya diperhadapkan pada ancaman perubahan iklim, bahaya perang atau tindakan kekerasan lainnya, dan juga minimnya akses pendidikan. Dengan menggunakan metode penelitian pustaka, artikel ini akan menelisik beberapa sumber tulisan, seperti Alkitab, buku, dan jurnal yang membahas kehidupan Yesus dan warisan teologi Kristen, dalam menyikapi ketiga tantangan tersebut, baik yang bersinggungan secara langsung dengan masalah tersebut, maupun menggunakan penafsiran kreatif untuk mencari kesejajaran pada masalah tersebut. Pada akhirnya, Pendidikan Kristen, dengan menitikberatkan pada keluarga, menawarkan tiga langkah penting: menjangkau dan membuka diri, belarasa, dan peduli terhadap lingkungan, untuk mengatasi ketiga masalah tersebut. |
| Teladan Tuhan Yesus Menurut Injil Matius dan Implementasinya Bagi Guru Kristen Masa Kini | Author : Alfons Renaldo Tampenawas, Erna Ngala, Maria Taliwuna | Abstract | Full Text | Abstract :Artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur yang membahas keteladanan Yesus bagi guru Kristen berdasarkan Injil Matius. Seorang guru Kristen memiliki tanggungjawab dalam pengajarannya. Keteladanan Yesus menjadi dasar untuk kehidupan guru Kristen dalam hal pengajaran. Artikel ini bertujuan untuk melihat bagaiamana Yesus mengajar dan memberikan teladan di dalam injil Matius dan implementasinya bagi guru Kristen masa kini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Yesus menghidupi pengajaranNya serta menjadi teladan atau pola bagi murid-muridNya, sehingga kajian ini diharapkan bisa menjadi suatu landasan bagi setiap guru Kristen di masa kini untuk menghidupi kehidupan Yesus Kritus dan menjadikan Yesus sebagai prinsip utama keteladanan. |
| Book Review: Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan | Author : Marde Christian Stenly Mawikere | Abstract | Full Text | Abstract :Perkembangan pendidikan yang ditampilkan dengan pertumbuhan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi berkat dan manfaat yang dahsyat bagi manusia dan alam semesta. Akan tetapi hal itu tidak berbanding lurus dengan sikap, emosi dan watak manusia yang tersandera dalam berbagai perilaku kejahatan yang merugikan sesama manusia dan alam semesta. Hal ini disadari oleh karena adanya ketimpangan antara pendidikan yang hanya menekankan hikmat atau mengasa otak manusia, namun tidak dibarengi dengan formasi spiritualitas, pembentukan karakter dan pengalaman hidup yang konsisten dengan apa yang dipelajari secara rasional. Kesadaran akan siginifikansi dan urgensi pendidikan karakter di Indonesia, maka buku ini lahir untuk membangkitkan kembali pentingnya dunia dan nuansa pendidikan yang menyentuh manusia secara utuh dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior) dalam diri manusia. Dengan demikian akan merangsang dunia pendidikan untuk memperhatikan transformasi manusia secara holistik. |
|
|