MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM MERANCANG ”AEMIPA” DI SEKOLAH BINAAN GUGUS TELUK TIRAM KECAMATAN BANJARMASIN BARAT | Author : Taufik Rahman | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru sekolah dasar dalam menciptakan media pembelajaran Alat Education Matematika dan IPA. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan dengan melibatkan 30 orang guru yang menunjukkan kemampuan menciptakan media pembelajaran Alat Education Matematika dan IPA yang belum optimal yang diperoleh dari refleksi awal.Penelitian dilakukan dengan dua siklus dan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yakni: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Dengan pembinaan pembuatan media sederha “AEMIPA”dapat meningkatkan kemampuan guru Sekolah Dasar di Wilayah Binaan Gugus Teluk Tiram di Kecamatan Banjarmasin Barat dalam merancang media pembelajaran “AEMIPA” dengan rata-rata 72 pada Siklus I ,79 pada Siklus II, dan 82 pada Siklus III.Terjadi peningkatan kemampuan guru Sekolah Dasar di Wilayah Binaan Gugus Teluk Tiram di Kecamatan Banjarmasin Barat merancang media pembelajaran “AEMIPA’dari siklus I ke siklus II sebesar 7 poin yakni dari 72 pada Siklus I ke 79 pada Siklus II, terjadi peningkatan dari siklus II dan siklus III sebesar 4 poin yakni dari 79 pada Siklus II menjadi 83 pada Siklus III, dan terjadi peningkatan total dari Siklus I ke Siklus III sebesar 11 poin yakni dari 72 pada Siklus I menjadi 83 pada Siklus III . |
| MENGEFEKTIFKAN PEMBELAJARAN PRAKTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KOMPETENSI APLIKASI PENGOLAH ANGKA / SPREADSHEET PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 MARABAHAN | Author : Rusmidah Rahmah | Abstract | Full Text | Abstract :Kebiasaan pembelajaran praktik komputer yang kurang baik berdampak negatif pada tingkat permainan/game bagi seorang siswa. Untuk mengatasi hal tersebut sangat dibutuhkan usaha dan kreatifitas guru. Penerapan metode mandiri dan kelompok dalam pembelajaran praktek merupakan salah satu upaya memecahkan masalah tersebut.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk Mengefektifkan Pembelajaran Praktik Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Kompetensi Aplikasi Pengolah Angka / Spreadsheet Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Marabahan. Penelitian tindakan kelas ini mengambil setting di SMK Negeri 1 Marabahan kelas X Akuntasi, dengan jumlah siswa 36 siswa. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan melalui tiga siklus. Sebelum siklus I dilaksanakan perlu adanya pra tindakan yaitu identifikasi tentang metode kelompok, kemudian dilaksanakan siklus I sebagai penerapan mandiri, siklus II sebagai implementasi pelaksanaan metode kelompok, dan siklus III sebagai tahap pemantapan kelompok.
Hasil penelitian pada siklus I tingkat keterbacaannya masih rendah, karena 10 orang yang mendapat nilai A, 19 orang yang mendapat Nilai B, 7 orang yang mendapat nilai C. Pada siklus II hasil penelitian mengalami perubahan positif yaitu 16 orang yang mendapat nilai A, 18 orang yang mendapat Nilai B, 2 orang yang mendapat nilai C. Hasil penelitian pada siklus III mengalami peningkatan perubahan yaitu 30 orang yang mendapat nilai A, 6 orang yang mendapat Nilai B, tidak ada yang mendapat nilai C dan D. Hasil penelitian pada siklus IV mengalami pemantapan yaitu 35 orang yang mendapat nilai A, 1 orang yang mendapat Nilai B. |
| PENERAPAN APLIKASI GOOGLE CLASSROOM PADA PEMBELAJARAN DARING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X BOGA 2 SMK NEGERI 4 BANJARMASIN | Author : Juniati Djuari | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan di SMK Negeri 4 Banjarmasin. Objek penelitian ini adalah siswa kelas X Boga 2 SMK Negeri 4 Banjarmasin, dan tujuan penelitian ini adalah menerapkan aplikasi Google Classroom pada pembelajaran daring, dalam rangka meningkatkan kegiatan belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan empat tahap, meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumen. Menggunakan analisis kualitatif untuk analisis data, termasuk pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Peningkatan keaktifan belajar siswa dapat diukur dari penilaian siklus I dan penilaian siklus II. Nilai keaktian belajar siswa pada siklus I 65%, dan nilai keaktifan belajar siswa pada siklus II 79%. Meskipun dimungkinkan untuk mengukur peningkatan keaktifan belajar siswa dari setiap siklus, pada kategori “tidak aktif” skor keaktifan siswa pada skor pra keaktifan adalah 2,4, kemudian 3,4 pada siklus pertama. Kategori "aktif" dan keaktifan siswa pada siklus; II (4.0) dalam kategori "aktif". |
| IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PROMOSI DALAM BISNIS RITEL SISWA KELAS XI BISNIS DARING DAN PEMASARAN ( BDP ) SMK NEGERI 1 MARABAHAN | Author : Murniati | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) menjawab permasalahan. Pertama bagaimana penerapan model pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar Promosi Dalam Bisnis Ritel Siswa Kelas XI Bisnis Daring Dan Pemasaran ( BDP ) SMK Negeri I Marabahan Tahun Pelajaran 2019/2020. Kedua, apakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar Promosi Dalam Bisnis Ritel Siswa Kelas XI Bisnis Daring Dan Pemasaran ( BDP ) SMK Negeri I Marabahan Tahun Pelajaran 2019/2020. Ketiga, apakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar Promosi Dalam Bisnis Ritel Siswa Kelas XI Bisnis Daring Dan Pemasaran ( BDP ) SMK Negeri I Marabahan Tahun Pelajaran 2019/2020.
Model pembelajaran discovery learning adalah cara yang digunakan siswa untuk memahami konsep serta hubungannya melalui proses intutif dengan melakukan observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan serta inferi sehingga akan sampai dalam kesimpulan. guru bertugas membimbing dan mengarahkan siswa untuk belajar dan berpikir secara kreatif. Caranya guru hanya menyampaikan materi secara garis besar dan selanjutnya siswa ditntut mencari informasi sebanyak mungkin, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan dan membuat kesimpulan, tujuan agar siswa dapat dengan baik memahami materi yang dipelajari dengan cara menterjemahkan ke dalam bahasa ynag lebih mudah dimengerti mereka.
Hasil penelitian ini menunjukan, terjadi peningkatan aktifitas pembelajaran bila di bandingkan antara Siklus 2 dengan siklus 1. Peningkatan terjadi di siklus 2 untuk hasil tes teori dan praktik. Untuk rata-rata tes teori Siklus 1 sebesar 76,63, sedangkan pada siklus 2 sebesar 84,24, berarti ada peningkatan sebesar 7,61. Sedangkan untuk rata-rata tes praktek sebesar 77,54 untuk Siklus 1, sedangkan untuk Siklus 2 naik menjadi 83,7, ini berarti ada peningkatan sebesar 6,16. Begitu juga dengan ketuntaan klasikal pada penelitian ini, pada Siklus 1 tercatat sebesar 77,17%, sedangkan pada Siklus 2 tercatat sebesar 83,91%. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 6,74 |
| PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKURI TERBIMBING DALAM HAL PENANAMAN NILAI DEMOKRASI DALAM MATA PELAJARAN PPKn PADA SISWA KELAS X MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 MARABAHAN | Author : Nuriman | Abstract | Full Text | Abstract :Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan Penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran PPKn sebagai upaya membentuk sikap demokratis pserta didik (2) mengetahui kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada mata pelajaran PPKn sebagai upaya membentuk sikap demokratis peserta didik (3) mengetahui solusi terhadap kendala penerapan Penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran PPKn sebagai upaya membentuk sikap demokratis peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data didapat dari informan, dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, studi dokumen dan angket. Validitas data menggunakan trianggulasi data, trianggulasi metode dan trianggulasi sumber.
Penerapan model pembelajaran inkuiri sebagai upaya membentuk sikap demokratis dilaksanakan dengan 3 tahap yaitu: (a) Perencanaan pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai upaya membentuk sikap demokratis peserta didik : (b) Pelaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai upaya membentuk sikap demokratis peserta didik dilakukan dengan membagi siswa kedalam kelompok diskusi untuk menganalisis masalah: (c) Evaluasi pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan Guru yaitu penilaian individu dan kelompok.
Kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing : Kendala Guru: (a) Peserta didik yang kurang aktif, peserta didik belum mengoptimalkan kemampuan (b) Alokasi waktu yang kurang. Kendala Siswa: (a). Peserta didik terganggu dengan suasana kelas yang ramai sehingga berdampak tidak fokus dalam pembelajaran (b) Kelompok yang dibentuk heterogen sehingga peserta didik yang tidak terlalu akrab dalam kelompok sulit diajak kerjasama.
Solusi terhadap permasalah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai upaya membentuk sikap demokratis peserta didik.: (a) Guru lebih tegas dengan peserta didik yang ramai sendiri saat presentasi berlangsung, memberikan reward kepada peserta didik yang aktif bertanya (b) Siswa selalu dilatih terus untuk berani dalam mengutarakan pendapat, serta diberikan motivasi. (c) Siswa diberikan perhatian khusus dengan dievaluasi satu persatu. |
| PENERAPAN MIND MAPPING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN INOVASI DAN PERSIAPAN WADAH PENDEDERAN KOMODITAS PERIKANAN DI KELAS XII AGRIBISNIS PERIKANAN AIR TAWAR SMK NEGERI 1 | Author : Siti Azizah | Abstract | Full Text | Abstract :Permasalahan dalam penelitian ini adalah kenyataan yang ditemukan dilapangan yaitu di SMK Negeri 1 Marabahan, masih banyaknya siswa kelas XII yang memperoleh hasil belajar yang rendah. Selain itu proses pembelajaran masih didominasi guru sehingga mengakibatkan kurang aktifnya peran siswa di dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan
metode mind mapping terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Agribisnis Perikanan Air Tawar di kelas XII APAT SMK Negeri 1 Marabahan.
.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar afektif siswa dimana pada siklus I termasuk dalam kategori masih rendah dan di siklus II sudah meningkat. Metode ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu pada siklus I dan pada siklus II juga meningkatkan dan termasuk dalam kategori sedang. Metode ini dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dimana rata-rata hasil belajar pada siklus I meningkat dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar di Siklus I. |
| PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA REMEDIAL TEACHING MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PEER COACHING DI SDN SUNGAI ANDAI 3 BANJARMASIN | Author : Sulis | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian tindakan Sekolah ini untuk menjawab pertanyaan, pertama bagaimanakah kemampuan rata-rata guru SDN Sungai Andai 3 dalam melaksanakan pembelajaran perbaikan (remedial teaching) mata pelajaran bahasa Indonesia Indonesia untuk mencapai ketuntasan belajar sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan? Kedua, apakah dengan peer coachingdapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran perbaikan (remedial teaching)? Ketiga, Model pembelajaran perbaikan (remedial teaching) bagaimanakah yang sesuai bagi siswa SDN Sungai Andai 3 dalam mencapai ketuntasan belajar?
Pembelajaran perbaikan (remedial teaching) merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan Peer coaching merupakan bagian dari model coaching. Coaching adalah sarana pengembangan profesional yang berfungsi sebagai satu katalisator untuk mendorong pembelajaran dan meningkatkan kinerja yang didasarkan pada kesadaran dan tanggung jawab pribadi.
Hasil penelitian menujukkan tindakan yang telah dilaksanakan pada 1 dan 2 dapat diambil simpulan bahwa melalui Peer Coaching dapat meningkatkan pemahaman guru SDN Sungai Andai 3 Banjarmasin tentang perencanaan Pembelajaran Perbaikan (Remedial Teaching). Hal ini terbukti bahwa pada awalnya masih terdapat dua orang guru yang belum memahami perencanaan Pembelajaran Perbaikan, akan tetapi akhirnya pada akhir kegiatan semua guru telah memahami perencanaan Pembelajaran Perbaikan. |
| SAMPAHMU, MEDIA BELAJARKU (Strategi OFIDIP, untuk meningkatkan Penguasaan Bahasa Inggris Materi Teks Prosedur) | Author : Ahmad Bahruddin | Abstract | Full Text | Abstract :Artikel ini tentang inovasi pembelajaran dalam penguasaan Bahasa Inggris melalui benda yang ada di sekitar sekolah, inovasi ini disebut dengan strategi OFIDIP, singkatan dari Observing, Finding, Identifying, Discussing dan Presenting. Tujuan Inovasi pembelajaran adalah 1) Menganalisis perbedaan karakter peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi OFIDIP model Pembelajaran Perbasis Proyek bermedia sampah; 2) Mendeskripsikan perubahan karakter peserta didik setelah diterapkan strategi OFIDIP dalam model pembelajaran berbasis proyek bemedia sampah untuk mengetahui efektifitas dan kebermaknaan hasil pembelajaran dengan mempertimbangkan salah satu indikator hasil pembelajaran berupa peningkatan kepedulian peserta didik terhadap kebersihan dan kenyamanan lingkungan pembelajaran; 3) Merefleksikan kegiatan yang bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan pemecahan masalah yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk dilakukan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya.
Strategi OFIDIP, pertama, Observing yaitu mengobservasi keadaan lingkungan sekitar pembelajaran, melihat tong sampah, melihat keadaan kelas dan lain sebagainya, kedua, Finding yaitu proses menemukan sampah bungkus makanan dan minuman siap saji yang berserakan di dalam kelas, luar kelas atau tong sampah. Ketiga, Identifying yaitu proses mengidentifikasi, mengklasifikasi, memilah jenis sampah bekas bungkus makanan dan minuman siap saji. Keempat, Discussing yaitu proses mendiskusikan untuk membuat projek bersama anggota kelompok, dan kelima Presenting, yaitu mempresentasikan langkah-langkah membuat atau menyajikan makanan dan minuman siap saji bermedia sampah bungkus makanan dan minuman siap saji yang telah mereka kumpulkan. |
| PENGGUNAAN SUPERVISI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI (TIK) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN DI SDN KUIN CERUCUK 5 BANJARMASIN | Author : Alwiyati | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian tindakan sekolah dengan menggunakan pendekatan observasi kelas dan pendekatan bimbingan personal yang dilaksanakan di SDN Kuin Cerucuk 5 Banjarmasin yang dilaksanakan selama satu semester pada semester kedua tahun pelajaran 2018-2019, dapat meningkatkan motivasi guru dalam peningkatan pelaksanaan pembelajaran di kelas sesuai RPP. Baik pada seluruh guru maupun pada tingkatan seluruh kelas.
Pelaksanaan supervisi akademik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dilaksanakan di SDN. Kuin Cemcuk 5 Banjarmasin mampu meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini karena proses supervisi akademik yang dilakukan disesuaikan dengan karakteristik guru dan diawali melalui proses pembinaan, dan pelatihan dengan rekan sejawat.
Kemampuan guru di SDN. Kuin Cemcuk 5 Banjarmasin dalam melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik dalam kegiatan KKG. Hal ini terlihat dari rata-rata tingkat kemampuan guru pada siklus I sebesar 65,05% yang tergolong kurang, dan meningkat pada siklus II menjadi 72,14% yang tergolong kurang dan pada siklus III meningkat menjadi 86,70% dengan kategori baik. |
| MODEL PENJAMINAN MUTU KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) BERKARAKTER DI SEKOLAH BINAAN DENGAN KOLABORASI DALAM PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN GROW-ME | Author : Taufik Rahman | Abstract | Full Text | Abstract :Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya kemampuan menciptakan media pembelajaran. Pembelajaran sering dilakukan kurang mendorong proses pengembangan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafalkan informasi dan lebih bersifat verbal. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa memahaminya dalam penerapan kehidupan sehari-hari. Hal ini menuntut guru untuk meningkatkan ketrampilan untuk menyusun media pembelajaran, dan salah langkah untuk ini mengikuti coaching teknik grow me, yaitu proses pembinaan guru secara kelompok dengan terfokus pada pemecahan masalah dan peningkatan ketrampilan guru.
Hasil supervisi dari kondisi awal hingga pertemuan ke-2, diketahui bahwa pada kondisi awal Nilai rata-rata sebesar 70,57 (cukup), nilai tertinggi 75,00, nilai terendah 62,50, siklus 1, Nilai rata-rata sebesar 81,77 (baik), nilai tertinggi 87,50, nilai terendah 78,13, siklus 2, Nilai rata-rata sebesar 89,32 (baik), nilai tertinggi 92,19, nilai terendah 85,94. Dengan demikian dapat direfleksikan bahwa Nilai rata-rata naik dari 70,57 menjadi 89,32 atau meningkat sebesar 18,75. Nilai tertinggi naik dari 75.00 menjadi 92,19 meningkat sebesar 17,19. Nilai terendah naik dari 62,50 menjadi 85,94 meningkat sebesar 23,44
Hasil pembinaan yang dilakukan oleh pengawas, Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan keterampilan guru dalam mengajar yang ditunjukan dengan nilai rata-rata dari 70,57 menjadi 89,32, artinya terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 18,75. Pada proses coaching, Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan keterampilan guru dalam mengajar setelah dilakukan pembinaan (coaching) model grow me, peningkatan terjadi pada seluruh aspek. |
| PEMANFAATAN CLOUD COMPUTING MENINGKATKAN KETERSEDIAAN DOKUMEN SUPERVISI | Author : Endarta | Abstract | Full Text | Abstract :Fungsi pengawasan dilakukan oleh pengawas sekolah melalui kegiatan pembinaan, pembimbingan dan pelatihan maupun penilaian terhadap kinerja kepala sekolah, guru maupun tenaga administrasi sekolah lainnya dalam melakukan tugas dan fungsinya. Selain itu pengawas sekolah juga melakukan pemantauan terhadap keterlaksanaan delapan standar nasional pendidikan. Kegiatan pembinaan, pembimbingan dan pelatihan, penilaian maupun pemantauan merupakan bagian- bagian dari supervisi akademik dan manajerial
Sedangkan permasalahan yang dihadapi dalam mengemban tugas Pengawas SMK Provinsi Kalimantan Selatan adalah terkait infrastruktur dan lokasi tempuh sekolah binaan. Wilayah Kota Banjarmasin dibangun pada wilayah rawa-rawa sehingga memerlukan biaya besar untuk pembangunan jalan. Oleh karena itu umumnya lebar jalan relatif kurang. Pertumbuhan jumlah penduduk berdampak pada kondisi lalu lintas yang semakin padat dan seringkali menyebabkan kemacetan. Hal ini juga memberi dampak bertambahnya waktu tempuh menuju sekolah binaan sehingga secara otomatis mengurangi waktu kunjungan.
Untuk mengatasi kedua permasalahan dalam melakukan supervisi manajerial dan akademik, Pengawas SMK harus kreatif dan inovatif. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan program Cloud Computing. Program ini berisikan pemanfaatan layanan internet menggunakan pusat server yang bersifat virtual dengan tujuan pemeliharaan data dan aplikasi. |
| MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI KOLABORATIF PADA SDN SUNGAI ANDAI 3 BANJARMASIN | Author : Sulis | Abstract | Full Text | Abstract :Pendekatan supervisi kolaboratif salah satu pendekatan supervisi yang dapat digunakan oleh kepala sekolah secara kolegial, bersifat mendampingi dan kemitraan dalam memfasilitasi guru agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Karakteristik pendekatan supervisi kolaboratif menempatkan kepala sekolah sebagai rekan kerja, kedua belah pihak berbagi kepakaran, curah pendapat, diskusi, presentasi dilaksanakan dengan terbuka dan fleksibel serta memiliki tujuan jelas, membantu guru berkembang menjadi tenaga-tenaga profesional melalui kegiatan-kegiatan reflektif.
Tujuan PTS ini untuk mendeskripsikan, pertama perkembangan proses supervisi kolaboratif untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Kedua, peningkatan kompetensi profesional guru setelah diterapkan supervisi kolaboratif
Kegiatan PTS dilakukan dengan 5 langkah, 1) refleksi awal, 2) penyusunan rencanan, 3) pelaksanaan tindakah, 4) observasi atau pengamatan, dan 5) refleksi. Kegiatan dilaksanakan dalam 2 siklus, yakni siklus 1 dan siklus 2. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.
Hasil penelitian setelah dikenakannya supervise kolaboratif menunjukkan adanya peningkatan kompetensi profesional guru dari pra-siklus ke siklus 1 sebesar 18,18 poin. Rata-rata kompetensi profesional guru pada pra-siklus sebesar 52,27 dengan kriteria kurang dan pada siklus 1 sebesar 70,45 dengan kriteria cukup. Kompetensi profesional guru juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 18,19 poin. Rata-rata kompetensi profesional guru pada siklus 2 sebesar 88,64 dengan kriteria baik. |
| PENGGUNAAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE PADA MATERI MEMAHAMI DAMPAK GLOBALISASI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA DI KELAS IX B SMP NAHDLATUL ULAMA BANJARMASIN | Author : Azizah Raihanah | Abstract | Full Text | Abstract :Tujuan penelitian adalah 1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Dampak Globalisasi Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara di kelas IX B SMP NU Banjarmasin dengan menggunakan metode pembelajaran Example Non Example, dan 2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi di Kelas IX B SMP NU dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Banjarmasin dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Example.
Example Non Example adalah metode pembelajaran alternatif yang diambil dari sebuah contoh, kasus, atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. Siswa diberikan kesempatan dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan contoh gambar yang diberikan oleh guru dan mempresentasikannya dihadapan teman-temannya. Penggunaan gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalamnya.
Hasil penelitian menunjukkan, 1) pada siklus I Pengamatan aktivitas pembelajaran baik yaitu 67%, dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan kualifikasi sangat baik 81%. 2) Pengamatan aktivitas pembelajaran siswa yang semula 50% pada siklus I, dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 80%. 3) Hasil belajar siswa pada pre Test siklus I sebesar 31%, dan pada pre test Siklus II ketuntasan klasikal belajar siswa naik drastis menjadi 81%, sedangkan pada Post Test siklus I sebesar 50%, dan pada post test Siklus II ketuntasan klasikal belajar siswa naik drastis menjadi 87%. |
| MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA DALAM MENGURUTKAN DAN MENCERITAKAN ISI GAMBAR SERI SEDERHANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA ANAK KELOMPOK A TK ISLAM MIFTAHUL ILMI BANJARMASIN | Author : Rahmawati | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan aktivitas guru, aktivitas anak dan hasil perkembangan bahasa anak dalam mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Metode yang digunakan berupa teknik deskriptif kualitatif. Aktivitas guru berhasil apabila mencapai kategori Sangat Baik, aktivitas anak dengan Aktif dan Hasil Perkembangan dengan =81% Berkembang Sesuai Harapan. Setting penelitian terdapat 15 orang anak. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi yang dilaksanakan dalam II siklus. Kesimpulannya, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model picture and pictures dapat mengembangkan aktivitas guru, aktivitas anak dan hasil perkembangan bahasa pada kelompok A TK Islam Miftahul Ilmi Banjarmasin. |
| PENERAPAN MNEMONIK MOELLER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI KONFIGURASI ELEKTRON DI KELAS X TKJ-A SMK NEGERI 5 BANJARMASIN | Author : Didik Masduki | Abstract | Full Text | Abstract :Laporan PTK ini merupakan satu langkah implementasi guru dalam meyelesaikan permasalahan yang ada disekolah. Permasalahan yang ditemui saat mengajar pelajaran kimia di SMK Negeri 5 Banjarmasin adalah kurangnya minat siswa, ini berakibat aktivitas mereka kurang dan hasil belajarnya juga demikian. Alternatif penyelesaian masalah dengan menerapkan Mnemonik Moeller yang dilakukan di kelas X TKJ-A SMK Negeri 5 Banjarmasin tahun pelajaran 2020 / 2021 semester genap dalam pembelajaran kimia pada materi Konfigurasi Elektron.
Implementasi dilapangan dilaksanakan secara DARING (dalam jaringan) menunjukkan adanya keaktivan siswa dalam belajar kimia yang ditunjukkan dengan sikap aktif mereka ketika dalam kelompok, sikap bekerja sama, dan sikap toleransi ketika kelompok tersebut menyelesaikan persoalan. Sementara pada aspek keterampilan siswa dalam menggunakan konsep pembelajaran untuk menyelesaikan masalah juga masuk dalam kategori baik.
Untuk persentase ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 58,3 % , sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan klasikal mencapai 75 % terdapat peningkatan keaktifan dan pemahaman siswa pada setiap siklusnya. Terbukti dengan nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 75,6 mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 79,7 dengan peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 16,7 %, sehingga pada siklus II dinyatakan berhasil karena sudah mencapai indikator keberhasilan. |
| MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN IN HOUSE TRAINING | Author : Noor Baytie | Abstract | Full Text | Abstract :Penelitian ini untuk menjawab permasalahan, pertama bagaimana kegiatan In House Training (IHT) dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran atau (RPP). Kedua, apakah kegiatan IHT yang digelar dapat meningkatkan kemampuan guru untuk membuat perangkat pembelajaran di SMA Negeri 13 Banjarmasin.
Bimbingan teknis IHT ini dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti berjenjang, berkelanjutan, komprehensif, implementatif, dan koordinatif. Bimbingan tekhnis dilakukan secara sistemik, terus-menerus dan terencana. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan kegiatannya dapat meningkat kualitas dan kuantitasnya dari waktu ke waktu. Bimbingan tekhnis dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dari semua komponen. Dalam pelaksanaannya tidak hanya satu komponen tertentu tetapi meliputi semua komponen.
Sasaran dari pelatihan atau kegiatan bimbingan teknis berupa IHT adalah semua guru di SMAN 13 Banjarmasin, yang berjumlah 38 orang tahun pembelajaran 2020/2021. Tujuannya untuk membuat RPP yang layak dengan karakteristik peserta didik, sehingga dalam setiap pertemuan tatap muka dikelas selalu ditampilkan model yang berbeda pada setiap materi.
Hasil penelitian menunjukkan, Pada siklus I hasil RPP yang dibuat sudah ada peningkatan hasil dalam pembuatan RPP yaitu 15 orang mendapatkan hasil Sangat Baik, 20 orang mendapatkan hasil Baik, dan 3 orang yang masih mendapatkan hasil Cukup. Sementara pada Siklus II hasilnya adalah 24 guru mendapatkan hasil Sangat Baik, dan 14 orang dengan hasil Baik. |
|
|